13

115 19 5
                                    

RATE M
BE WISE

Yoongi melepas hoodie hitamnya asal dan melemparnya kesembarang arah. Wajahnya memerah kesal dan bibirnya tak hentinya menggerutu. Pekerjaannya dikantor sedang berantakan. Banyak sekali masalah yang didapatnya selama satu hari ini. Saat berangkat ke kantor, ia hampir saja menabrak pejalan kaki. Dikantor tadi ia meeting dengan saingan kantornya dan malah mendapat hasil yang merugikan. Lalu, ia mendapat teguran dari si penanam saham karena hasil kerjanya yang kurang memuaskan. Lagi, saat pulang dari kantor, ia menabrak badan bemper sebuah mobil sedan yang membuatnya harus mengganti rugi kerusakan.

Ah, sial sekali hari ini.

Tunggu sebentar. Rasanya ada yang kurang.

"Park Jirae!" Ia berjalan berkeliling rumah dan tak ķunjung menemukan keberadaan si pemilik nama.

Kemana keberadaan gadis itu? Tidakkah ia tahu jika sekarang sudah cukup malam untuk ukuran gadis kecil sepertinya? Hal itu jelas menambah kekesalan dihati seorang Min Yoongi. Kesal sekaligus khawatir. Masalahnya, Jirae itu tidak pernah keluar malam dan selama ini. Entah mungkin dari gadis itu pulang sekolah sampai sekarang, Yoongi tidak tahu karena Jirae jelas tak memberinya kabar.

Menghela napas, ia harus segera keluar  mencari Jirae. Setelah menyampirkan hoodie-nya di pundak, ia bergegas mengambil kunci mobil dan berjalan keluar rumah. Saat pintu terbuka, disitulah ia melihat Jirae sedang berdiri hendak memasukkan kunci namun terhenti saat melihat Yoongi yang berdiri kaku didepannya.

"Ah, ahjussi mau keluar, ya?" Polos sekali gadis itu bertanya tanpa takut akan tatapan tajam yang Yoongi berikan padanya. "Oh, ya ahjussi. Aku minta maaf karena pulang larut. Kim ssaem tadi mengajakku pergi ke tempat---"

Yoongi yang kesal dengan cepat menarik lengan gadis itu masuk kedalam rumah dan bergegas menutup pintu. Sementara gadis itu meringis kesakitan kerana jemari Yoongi yang terlalu kuat mencengkeram lengannya.

"Ahjussi, sst---sakit." Ia mengusap lengannya yang baru saja disentak kasar oleh pria itu.

"Dari mana saja?" Wajah pria itu sudah merah sangking kesalnya.

Jirae teridam sejenak. Ahjussi-nya tidak pernah semarah ini dengannya, sekesal apapun ahjussi-nya, ia pasti hanya akan dicereweti tanpa dimarahi. "Ahjussi, maafkan aku. Tadi Kim ssaem mengajakku ke toko cokelat---"

"Kim ssaem? Kau pergi dengan Kim Kim itu?!" Nada bicara Yoongi mulai naik. Kesal karena jelas Jirae tak menaruh hati pada perkatannya untuk tidak terlalu dekat dengan Kim ssaem itu.

Mendengar itu, Jirae lantas menunduk makin dalam dan memelintir ujung roknya penuh sesal. "Maaf, ahjussi." Cicitnya takut.

Yoongi membuang napas kesal dan melempar hoodie-nya kembali ke atas sofa. "Park Jirae, aku tidak pernah melarangmu untuk pergi keluar dengan siapapun, pengecualian untuk Kim ssaem-mu itu." Ia berhenti sejenak dan melihat Jirae tajam. "Tapi, kau juga harus tahu kedudukanku sebagai walimu disini. Bagaimana jika terjadi sesuatu denganmu diluar sana?"

Bibir Jirae mencebik, sedangkan air mata mulai membendung dikelopak. "Ahjussi, ponselku lowbat. J-jadi, aku tidak sempat mengirim pesan." Kalimatnya diakhiri dengan isakan pelan.

YOON AHJUSSI [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang