(52) suasana duka

2.6K 94 10
                                    


Untuk saat ini, kamu selalu menjadi alasanku untuk bisa tersenyum

- Rasya

****

Rumah Rasya sudah ramai di datangi oleh para saudara serta para pekerja kantornya. Bisa Risha lihat bahwa yang datang adalah para pejabat tinggi serta orang orang kelas atas. Sejak tadi Risha membantu Yola menyusun kue untuk di sajikan untuk tamu yang datang.

Jenazah mama Rasya belum sampai. Hanya Rasya sendiri yang mendampingi sang mama di ambulance, mungkin cowok itu sedang tidak ingin di ganggu. Risha sedang berusaha mengerti keadaan kekasihnya itu.

Sepupu sepupu Rasya pun sejak tadi banyak yang ikut serta membantu mereka. Tubuh tinggi semampai serta wajah blasteran membuat Risha tertarik untuk selalu melihat ke arah mereka. Seluruh sepupu Rasya memiliki wajah yang hampir sempurna. Ramah pula orangnya.

"Udah nih sha, bawa ke depan gih tolong"

"Eum, gue aja yang bawa ?", ujar Seyaf salah satu sepupu perempuan Rasya.

"Oh iya ini",Yola menyerahkannya pada Seyaf, dan di terima oleh Seyaf dengan senang hati.

Sejak tadi yang paling sering membantu adalah Seyaf, terlihat dari cara cewek itu menata kue dan piring piring, bahwa cewek itu memang rajin. Risha segera membantu Seyaf membawakan kue kue ke depan.

"Aku ke depan dulu ya Yol"

Risha meletakkan piring piring yang ia bawa di atas meja. Sesekali tersenyum kepada beberapa orang yang juga tersenyum ke arahnya,"dek Arin, tolong ke kamarnya Rasya ya? Ambilin baju satu untuk Viko baru dateng"

Suara milik seseorang membuat Risha menoleh,"maaf tante saya Risha, Arinnya disana", Risha menunjuk Arin yang sedang bercanda bersama beberapa saudara Rasya.

"Loh? Adeknya? Kembar?"

"Kembar tante"

"Oala tante gak tau. Sebentar ke Arin dulu ya"

Risha hanya mengangguk samar seraya tersenyum. Sudah di pastikan jika Arin memang sudah mengenal sanak saudara Rasya, begitupun sebaliknya. Tanpa banyak kata lagi, Risha segera kembali ke belakang. Untuk membantu pekerjaan yang masih banyak tentunya.

****

Setelah pemakaman mama Rasya yang sudah menjelang Maghrib ini, mereka semua kembali menuju rumah Rasya. Arin tak membiarkan teman teman yang lain untuk pulang, apalagi yang para lelaki. Bahkan Arin menganjurkan mereka semua untuk menginap. Tujuannya? Untuk menemani Rasya yang pasti masih kacau setelah semua ini.

"Kalian semua masih mau disini?",tanya Viko kepada mereka.

"Iya Vik, nanti agak maleman deh gue pulang sama mereka. Kasian Rasya",ujar Arin menyaut.

"Yaudah ayo masuk"

Risha membiarkan semuanya masuk. Namun ia tak mengikuti mereka masuk, Risha menunggu Rasya yang masih baru turun dari mobilnya. Ketika Rasya mulai mendekat, akhirnya cowok itu berhenti sejenak. Menyadari bahwa kekasihnya ini tak kunjung masuk ke dalam rumahnya.

ClarinthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang