4. AM![α]

1.7K 213 77
                                    

Don't copas
Don't siders
Vomment juseyo










PRANK!!!

Vas bunga di meja pecah begitu saja menghantam lemari koleksi yang berada di ruang tengah apartemen elit di pusat kota. Penerangan yang remang-remang, menambah suasana mencekam di apartemen Hyunjae.

Darah segar mengalir dari telapak tangan pemuda kelahiran Januari, yang sempat meremat vas tadi hingga retak.

Tangannya yang masih bersih meremat erat kerah kemeja sahabatnya yang 4 bulan lebih tua darinya.

Diwajah si manis, Hyunjae terdapat darah di sudut bibir akibat ulah sahabatnya, Lee Juyeon.

"SEKALI LAGI BERHENTI NGEHINA EUNSEO!!" Juyeon terus meneriaki Hyunjae. Tak peduli dengan rasa perih di punggung, akibat terkena lemparan meja kaca dari sahabatnya.

"Berhenti? Juyeon, lo bukan Juyeon yang gue kenal,"
"bahkan saat kaki gue cidera karena tuh jalang, lo malah marahin gue!!"

"Karena ucapan lo udah kelewatan Lee Hyunjae!!"

"Lo lebih milih cewek yang baru aja dateng daripada obatin kaki gue.... "

"Ck! Lo bukan anak kecil lagi Jae."

"Lo tega biarin gue kesakitan di jalan demi mesra-mesra sama tuh jal_______"

Bugh!

Hyunjae tersungkur menghantam lemari kaca. Juyeon baru saja melayangkan sebuah pukulan di pipi Hyunjae. Membuat cairan merah keluar dari hidungnya. Ia mengusap hidungnya meski percuma, tetap saja darahnya mengalir.

Juyeon masih emosi, nafasnya terengah-engah agar emosinya tidak meledak lebih parah lagi. Meski dia tahu apa yang barusan dilakukan itu memang sudah kelewat batas.

"Jangan mancing emosi gue lebih jauh lagi. Lo nggak sepantesnya cemburu ataupun samacamnya, Lee Hyunjae. Gue sama lo itu cuma temen,"
"dan gue..... STRIGHT!!!"

BLAM!!

Pintu tertutup. Pemuda yang lebih muda satu tingkat keluar dari unit apartemen mewah Hyunjae. Meninggalkan si manis yang mulai terduduk, menyeka darahnya yang masih mengalir menggunakan kemejanya yang sudah terkena bercak darah, tak lama ia mulai menangis.

"S-salahin perasaan gue yg jatuh ke lu Juy....hiks, bahkan g-gue sendiri benci kenapa harus jatuh cinta ke elo...."

***

Tanpa tahu, Lee Juyeon tertatih di jalanan. Juyeon terus terbatuk sejak dirinya keluar dari gedung apartemen mewah yang ditinggali Hyunjae. Pikiran yang kacau membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

Juyeon baru saja dari rumah Kevin. Malam ini dia berniat membuatkan makan malam untuk Hyunjae, ingat! Hyunjae tidak bisa memasak. Niatnya sebagai permintaan maaf karena kemarin tidak mengantarnya pulang. Tapi niatnya urung dan berubah menjadi pertengkaran hebat dengan sahabatnya.

Juyeon tampak linglung. Dia tidak tahu akan kemana. Motornya masih berada di parkiran. Ia menyusuri jalan tanpa arah. Yang pasti dia ingin meredam emosinya yang sedang meledak.

Berbanding terbalik dengan keadaan Hyunjae. Wajah Juyeon bersih tanpa lebam ataupun luka. Hanya saja kakinya terasa nyeri akibat tendangan keras dari Hyunjae.

"Uhuk-uhuk!!"

Crot!

Juyeon tersenyum melihat jalanan yang lagi-lagi terkena darahnya. Ia menyeka bibirnya, menekan dadanya yang semakin sakit.

Terbatuk lagi dan lagi. Memuntahkan darah lagi. Dadanya terasa ditekan puluhan kilo batu, semakin sesak. Luka pada punggung akibat pecahan kaca semakin perih bergesekan dengan kemeja dan dinginnya angin malam.

Bruk!

Laki-laki 20 tahun itu tergeletak di pinggir jalan. Berdecih pada kehidupannya, lalu tak sadarkan diri.

"JUYEON!!!"

***

Pemakaman tampak sepi, mengingat hari ini matahari semakin terik memberikan cahayanya ke Bumi. Membentuk nol bayangan pada benda maupun makhluk hidup di bawah sinarnya.

Namun, panasnya marahari tak berpengaruh pada dua orang yang masih kokoh berdiri di pemakaman. Seorang pemuda dan wanita paruh baya itu menatap sendu batu nisan di hadapan mereka.

Mereka, Kevin dan Bunda Juyeon. Ya, Juyeon meninggal dunia sesaat setelah ditemukan tergeletak di jalan oleh Kevin. Lemah jantung dan kanker paru-paru yang diderita Juyeon membuat laki-laki jurusan arsitektur itu meninggal dunia.

"Bunda nggk nyangka harus kehilangan Juyeon secepet ini...."
"padahal kemarin Bunda baru aja marahin dia buat baikan sama Hyunjae, B-bunda g-gak hiks...."

Kevin mengelus pundak wanita yang udah dia anggap ibunya itu. Dia juga merasa kehilangan seperti Bunda, karena sejahanamnya Juyeon ke dia, Juyeon itu teman dia sejak SMP.

"Bunda yang sabar ya.... Bunda harus kuat karena ini semua.....










































































































































































































APRIL MOP!!!"




























































hehe :=)

[I] JUST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang