CHAPTER 1 : TEROR

59 1 0
                                    

"UNDER THE MASK"

.

.

.

Kegelapan dilangit malam Jakarta hari itu berbeda dibanding biasanya. Sebuah pembunuhan terhadap karyawan swasta terjadi di tengah hiruk pikuknya keramaian kota. Polisi yang mencoba memburu sang pelaku, tak mendapatkan cukup bukti untuk ditelusuri. Tanpa disadari oleh semua orang, terror sang pelaku mulai mengintai para mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di kota Jakarta.

Siapakah dia?

Apa motifnya?

Siapa target berikutnya?

Perburuan di kota itu pun, dimulai.

.

.

.

[Jakarta, 27 Agustus 2020]

Malam itu, seperti biasanya Jakarta selalu ramai. Suara kebisingan yang dihasilkan dari suara kendaraan menghiasi setiap malamnya langit Jakarta. Semua nampak ceria. Semua nampak menikmati waktu malamnya; ada yang pulang dari kantor, ada yang baru kembali dari kampusnya, ada sepasang kekasih yang bahagia menikmati waktu malamnya berdua, ada seorang anak kecil yang tertawa riang dibelikan es krim oleh ayahnya, dan kebahagiaan-kebahagiaan lainnya yang terpampang jelas diwajah-wajah para penduduk dari ibu kota negara ini. Semua nampak bahagia dan biasa saja pada malam hari itu.

Malam hari itu pun mungkin terasa sangat special sekali, karena Jakarta telah melewati krisis dari wabah pandemi virus corona yang melanda mereka beberapa bulan lalu. Setelah berjuang melawan penyebaran virus yang menyerang alat pernapasan manusia itu selama hampir satu bulan lebih, sekarang Jakarta sudah dinyatakan bersih dari virus corona. Semua bahagia tentunya. Setelah hampir satu bulan kegiatan mereka terbatasi, akhirnya pada bulan April lalu mereka sudah bisa kembali berakvitas seperti biasanya. Sekarang pun sudah berjalan 4 bulan semenjak masa karantina warga—tidak boleh keluar rumah—dinyatakan berakhir. Perlahan, warga kota mulai kembali membangun kehidupan mereka yang selama virus corona menyebar, bisa dikatakan banyak aspek yang terhambat dalam kehidupan mereka. Sebut saja pendidikan, ekonomi, dan masih banyak aspek lainnya yang mulai bergerak kembali.

Iya, malam itu nampak bahagia.

Namun,

'Braak!'

Terdengar suara keras yang berasal dari benturan tubuh seorang pria yang mengenai tempat sampah, di dalam sebuah gang kecil disela-sela gedung tinggi kota Jakarta. Sampah yang ada bersebaran dimana-mana karena tempat sampahnya jatuh terbalik mengeluarkan semua isinya.

"Haah, haah, si..siapa lo?"

Suara orang yang badannya menabrak tempat sampah itu terputus-putus karena napasnya terengah-engah. Tubuhnya gemetar, badannya mengeluarkan keringat, matanya menatap sesosok bayangan hitam yang berjalan mendekat ke arahnya dengan perlahan.

Sosok itu tidak menjawab.

"Si..siapa lo!? Apa mau lo!?" teriak orang itu ketakutan.

Sosok itu berhenti, tepat 3 meter dihadapan seorang pria yang badannya gemetar itu. Ia melihat perawakan orang itu dari atas sampai bawah; menggunakan sepatu pantopel, celana bahan, kemeja bergaris dengan dasi merah ditengahnya. Tipikal seorang karyawan kantoran.

"Mau ku?"

Tanpa basa-basi, sosok itu langsung menerjang pria itu sambil mengeluarkan sebilah pisau kecil dari saku jaketnya. Dengan cepat, dalam sekejap mata, pisau tersebut sudah menancap dileher pria tersebut.

UNDER THE MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang