CHAPTER 3 : KEPOLISIAN

27 1 0
                                    

"UNDER THE MASK"

.

.

.

Kegelapan dilangit malam Jakarta hari itu berbeda dibanding biasanya. Sebuah pembunuhan terhadap karyawan swasta terjadi di tengah hiruk pikuknya keramaian kota. Polisi yang mencoba memburu sang pelaku, tak mendapatkan cukup bukti untuk ditelusuri. Tanpa disadari oleh semua orang, terror sang pelaku mulai mengintai para mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di kota Jakarta.

Siapakah dia?

Apa motifnya?

Siapa target berikutnya?

Perburuan di kota itu pun, dimulai.

.

.

[8 September 2020]

[Jacob POV]

'KRINGGGGG!'

Bunyi suara alarm yang berdering kencang itu membuatku tersadar dari alam mimpiku. Sungguh berat rasanya menggerakan badanku untuk mendekat ke arah jam weker itu. Ku coba meraih-raih jam tersebut dengan tanganku sebisa mungkin. Demi Tuhan. Rasanya malas sekali untuk sekadar turun dari kasur ini. Setelah perjuangan yang cukup melelahkan, akhirnya tanganku menjangkau jam weker tersebut dan langsung saja ku matikan alarmnya. Setelah jam tersebut sudah tidak lagi berbunyi, aku tidak langsung bangun dari tempat tidurku. Aktivitas setiap pagi yang selalu aku lakukan setelah bangun ini tentu memandang kosong atap-atap kamarku.

'Hari ini kuliah praktikum ya?'

Aku bertanya pada diriku sendiri dalam hati. Mengingat bahwa pagi ini adalah jadwal dari perkuliahan praktikum konselingku, membuatku berat sekali rasanya untuk siap-siap berangkat. Namun, aku tidak ingin praktikum pada semester ini mendapatkan nilai yang rendah seperti praktikum pada semester lalu. Aku menggerutu sendiri. Perlahan kututup mataku sebentar untuk mengumpulkan sisa-sisa nyawaku-begitulah kata kebanyakan orang kalau sehabis bangun tidur pasti nyawa orang belum terkumpul semua haha.

"Siap-siap deh." ucapku.

Aku pun langsung membangunkan diriku dari tempat tidur. Berjalan dengan bertatih-tatih layaknya orang yang baru bangun dari tidurnya. Aku pun bergegas menuju kamar mandi, tentunya untuk segera mandi dan mengejar waktu untuk shalat subuh.

---

Aku menginjakan kakiku di kampus tercintaku lagi. Ya, lagi. Setiap harinya-selain hari sabtu dan minggu-pasti aku selalu beraktivitas disini. Terkutuklah program studiku itu yang membuatkan jadwal tidak ada hari kosongnya pada semester ini. Cuma kalau aku pikir-pikir, hari kosong pun pasti aku harus ke kampus juga. Tanggung jawab menjadi anggota organisasi. Selalu mengharuskanku datang disetiap dibutuhkan, sekalipun dihari libur.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekitarku.

'Masih sepi ya?'

Aku bergumam dalam hati melihat keadaan sekitar gedung fakultasku yang sepi. Hanya ada petugas kebersihan kampus yang menyapu daun-daun berguguran di tanah. Aku menyapanya sebisa mungkin dengan sopan.

"Pagi pak."

"Oh iya, pagi mas." ia menjawab sapaanku dengan tersenyum sekilas sebelum melanjutkan pekerjaannya.

"Masih sepi ya pak haha."

"Iyalah mas, masih jam 7 kurang. Mas nya kepagian atuh."

"Hahahaha, takut telat pak. Eeh malah terlalu awal." candaku sesaat seraya menggaruk rambutku-yang sebenarnya tidak gatal.

UNDER THE MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang