CHAPTER 11 : KEJANGGALAN

5 1 0
                                    

"UNDER THE MASK"

.

.

.

Kegelapan dilangit malam Jakarta hari itu berbeda dibanding biasanya. Sebuah pembunuhan terhadap karyawan swasta terjadi di tengah hiruk pikuknya keramaian kota. Polisi yang mencoba memburu sang pelaku, tak mendapatkan cukup bukti untuk ditelusuri. Tanpa disadari oleh semua orang, terror sang pelaku mulai mengintai para mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di kota Jakarta.

Siapakah dia?

Apa motifnya?

Siapa target berikutnya?

Perburuan di kota itu pun, dimulai.

.

.

.

[Jakarta, 19 September 2020]

Kedua polisi itu telah sampai di samping mobil patrolinya. Sesaat sebelum mereka berdua membuka pintu mobil, Jacob berlari menghampiri mereka.

"Pak, tunggu!"

Polisi-polisi itu yang mendengar teriakan dari Jacob, mengurungkan niatnya untuk membuka pintu mobilnya. Keduanya melihat pemuda itu—Jacob, berlari ke arah mereka dengan raut wajah bingung.

"Iya ada apa?" tanya pak Surya.

"Haah... Pak mungkin saya lancang, tapi kalau boleh saya tahu apa maksud bapak menanyakan perihal kartu itu kepada kami?" kata Jacob dengan napas terengah-engah—nampak cukup lelah baginya mengejar kedua polisi itu.

Kedua polisi itu saling berpandangan. Sebelum akhirnya menatap Jacob.

"Kami hanya ingin mencari tahu lebih jelas mengenai kematian teman Anda,"

"Lebih jelas bagaimana Pak?" tanya Jacob.

"Begini, kalau kamu tahu apa hubungan korban dengan kartu tadi mungkin akan sedikit membantu kami." ujar Pak Tama.

Jacob menunjukkan wajah kecewanya. Sejujurnya pun ia tidak tahu apa hubungan di antara keduanya—Hadi dan kartu itu. Dalam ingatannya pun, ia tidak pernah tahu Hadi menyukai main kartu remi bersama dirinya dan lainnya. Ketika ia mencoba mengingat-ingat kembali di dalam pikirannya, rasanya tetap tidak menemukan ingatan tentang Hadi dengan kartu remi.

"Mungkin saya saat ini tidak tahu Pak, tapi sebagai temannya... saya ingin tahu juga apa yang Bapak ketahui dari kecelakaan Hadi—teman saya?" tanya Jacob. Matanya memancarkan sorot mata yang serius. Ia butuh jawaban. Pasti ada sesuatu dibalik kecelakaan Hadi ini. Karena jika tidak, untuk apa polisi ini datang kemari.

Pak Tama pun menghembuskan napasnya. Nampaknya beliau tidak mampu untuk mengabaikan tatapan serius dari pemuda di depannya ini. Mungkin kalau Pak Budi tahu, ia akan mendapatkan tegurannya karena membicarakan kasus ini dengan orang lain.

"Baiklah begini... eemm..." ucap Pak Tama terhenti karena tidak tahu nama pemuda yang berada di depannya.

"Jacob Pak." ujar Jacob dengan yakin—ia merasa polisi di depannya ini memang menunggu dirinya memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Oke Jacob, jadi begini..."

"Pak, apa tidak apa-apa?" potong pak Surya. Ia menatap pak Tama dengan cemas, karena takut apa yang akan mereka lakukan ini—membicarakan sebuah kasus dengan seorang warga—akan membawa mereka kepada teguran dari atasannya.

"Tidak apa-apa. Lagipula, pemuda ini teman korban bukan?" kata pak Tama seraya menunjuk Jacob.

Jacob yang melihat interaksi kedua polisi itu hanya dapat melihat keduanya secara bergantian. Obrolan orang dewasa—pikir Jacob menatap kedua polisi ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNDER THE MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang