CHAPTER 5 : TEMUAN

16 0 0
                                    

"UNDER THE MASK"

.

.

.

Kegelapan dilangit malam Jakarta hari itu berbeda dibanding biasanya. Sebuah pembunuhan terhadap karyawan swasta terjadi di tengah hiruk pikuknya keramaian kota. Polisi yang mencoba memburu sang pelaku, tak mendapatkan cukup bukti untuk ditelusuri. Tanpa disadari oleh semua orang, terror sang pelaku mulai mengintai para mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di kota Jakarta.

Siapakah dia?

Apa motifnya?

Siapa target berikutnya?

Perburuan di kota itu pun, dimulai.

.

.

.

[Jakarta, 14 September 2020]

Awal pekan, merupakan saat paling berat bagi semua orang. Sudah menjadi rahasia umum, jikalau hari senin adalah hari yang paling dibenci oleh orang-orang; mulai dari pekerja, pelajar, hingga mahasiswa. Sama seperti yang dialami oleh Jacob dan kawannya. Rasa malas dan kantuk luar biasa menyelimuti diri mereka saat kegiatan perkuliahan sedang berlangsung di dalam kelas.

"Hoaaam..."

Jacob menguap cukup lebar. Untungnya dosen di depan tidak memperhatikannya. Dosen itu sedang fokus terhadap apa yang sedang dijelaskannya dipapan tulis.

Sesekali Jacob mengucek-ngucek matanya. Ia benar-benar mengantuk sekali mendengarkan penjelasan yang begitu membosankan ini. Serupa dengan apa yang dialami oleh Jacob, temannya Hadi dan Fabian juga sedang dilanda kebosanan yang luar biasa. Mereka berdua menatap papan tulis yang berada di depan, namun Jacob yakin pikiran mereka tidak berada disitu.

Berbeda dengan temannya yang lain, Fadhil justru dengan antusiasnya mendengarkan dan menyalin setiap penjelasan dari dosen. Mungkin karena alasan inilah, tak jarang buku catatannya selalu menjadi andalan bagi temannya-temannya.

"Berapa menit lagi sih?" bisik Hadi mendekatkan mulutnya ke telinga Jacob.

"Satu jam lagi."

"Duh begini amat dah." gerutu Hadi menundukkan kepala.

Jacob memeriksa jam tangannya yang terletak dengan sempurna ditangan kirinya. Ia melihat jamnya untuk memeriksa apakah ucapannya benar terkait tersisa satu jam lagi pada kelas ini. Ternyata tidak salah. Jam masih menunjukkan pukul 10.50 siang—artinya masih tersisa kurang lebih satu jam lagi sebelum perkuliahan pada hari ini berakhir.

Jacob hanya bisa menghela napas sesaat. Untunglah mereka semua duduk dibarisan paling belakang, jadi dosen tidak terlalu memperhatikan keberadaan mereka—atau justru sebaliknya? Jacob yang kebetulan duduk di samping jendela kelas, mengedarkan pandangannya keluar kelas melihat pepohonan hijau yang berada di sekitaran gedung fakultasnya.

'Duh membosankan'

---

Satu jam lebih telah berlalu. Mereka berempat—Jacob, Hadi, Fadhil dan Fabian sekarang sedang menikmati santapan makan siangnya di kantin farasal. Mereka sangat lapar. Apalagi energinya sedari tadi sudah terkuras untuk mendengarkan penjelasan dosen yang terlalu panjang dan membosankan.

"Ini pada mau kemana dulu?" tanya Hadi.

"Kemana apanya?" Fadhil balik bertanya sambil tetap memakan bakso pesanannya.

"Ini habis makan mau pada kemana?"

"Engga tahu nih Had. Pulang masih siang banget yak." jawab Jacob sambil melihat jam tangannya, "Masih jam setengah satu."

UNDER THE MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang