CHAPTER 7 : BERKUMPUL

8 1 0
                                    

"UNDER THE MASK"

.

.

.

Kegelapan dilangit malam Jakarta hari itu berbeda dibanding biasanya. Sebuah pembunuhan terhadap karyawan swasta terjadi di tengah hiruk pikuknya keramaian kota. Polisi yang mencoba memburu sang pelaku, tak mendapatkan cukup bukti untuk ditelusuri. Tanpa disadari oleh semua orang, terror sang pelaku mulai mengintai para mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di kota Jakarta.

Siapakah dia?

Apa motifnya?

Siapa target berikutnya?

Perburuan di kota itu pun, dimulai.

.

.

.

[Jakarta, 18 September 2020]

[Indah POV]

Hari Jum'at biasanya diisi oleh perasaan yang jauh lebih bahagia dibanding 4 hari sebelumnya. Terang saja hal ini karena keesokan harinya adalah weekend. Namun, bagi mahasiswa yang mengikuti BEMP sepertiku ini rasanya tidak semembahagiakan itu, karena biasanya hari Jum'at adalah hari pilihan terbaik untuk melangsungkan rapat besar mengenai program kerja yang akan dijalankan. Seperti pada Jum'at minggu ini, seperti biasa akan diadakan pertemuan dalam rapat besar dengan para anggota organisasi yang merangkap sebagai panitia dalam acara yang hendak dijalankan, yaitu SKBK—Silahturahmi Keluarga BK.

Program kerja tersebut merupakan acara yang dalam waktu dekat ini akan dijalankan. Tepat kurang lebih satu minggu lagi dari sekarang, yaitu pada tanggal 24 September atau yang jatuh pada hari Kamis. Mengapa hari Kamis? Menurut informasi yang aku terima, hari tersebut dipilih karena dari setiap angkatan kebetulan memiliki jadwal kuliah pada hari itu—sedangkan pada hari lainnya terkadang ada satu atau dua kelas yang kosong tidak ada jadwal. Aku sih sangat setuju, karena nama acara ini Silahturahmi Keluarga BK, maka tentu harus dihadiri oleh setiap mahasiswa BK dari setiap angkatan.

"Indah, lo ga mau beli makan? Mumpung kantin sepi karena anak cowoknya semua lagi shalat Jum'at." ujar temanku—Sarah yang membuyarkan lamunanku.

"Oh... boleh. Eh tapi bukannya malah penuh sama anak ceweknya?"

"Kalau emang penuh, nanti makan disini aja." ucap Sarah.

"Dibungkus gitu?" tanyaku.

"Iyalah Indah Markondah Zubaidah. Masa kantinnya yang kita bawa kesini." celetuk Sarah mengejek kelolaanku—loading lama.

"Hehehe iya Sar, kan cuma nanya."

"Hahahaha yaudah yuk, laper nih." ujar Sarah memegangi perutnya.

Kami berdua pun langsung keluar dari sekret. Iya, sedari tadi kami memang sedang bersantai di dalam sekret BEMP kami. Selain aku dan Sarah, sebenarnya masih ada temanku yang lain, yaitu Vira Afiyanti Amalia—biasa dipanggil Vira. Ia adalah bendahara dari BEMP pada periode ini. Bersama dengan Mahdi selaku ketua dan Via selaku sekretaris, mereka bertiga adalah BPO atau Badan Pengawas Organisasi.

"Vir, gue sama Sarah mau ke kantin dulu ya." ujarku.

"Oh iya Ndah, sok atuh." Vira membalas dengan senyum tipisnya menatapku sesaat sebelum pandangannya kembali kepada kertas-kertas yang ada dipegangnya.

"Mau bareng ga Vir?" tanya Sarah yang sudah memakai sepatu mendahuluiku. Cepat juga dia sudah memakai sepatunya.

"Duluan deh Sar, masih pusing ngurus laporan keuangan bulan ini." jawab Vira dengan wajah lesunya. Sebenarnya tanpa dijelaskan pun, aku tahu kalau ia pasti pusing sekali mengurus laporan keuangan organisasi. Ya siapapun pasti akan setuju, kalau yang namanya uang itu sangat merepotkan—apalagi kalau urusannya dengan menghitung pengeluaran, pemasukan, keuntungan, dan sebagainya.

UNDER THE MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang