CHAPTER 9 : RUMAH SAKIT

4 1 0
                                    

"UNDER THE MASK"

.

.

.

Kegelapan dilangit malam Jakarta hari itu berbeda dibanding biasanya. Sebuah pembunuhan terhadap karyawan swasta terjadi di tengah hiruk pikuknya keramaian kota. Polisi yang mencoba memburu sang pelaku, tak mendapatkan cukup bukti untuk ditelusuri. Tanpa disadari oleh semua orang, terror sang pelaku mulai mengintai para mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di kota Jakarta.

Siapakah dia?

Apa motifnya?

Siapa target berikutnya?

Perburuan di kota itu pun, dimulai.

.

.

.

[Jakarta, 18 September 2020]

[Jacob POV]

Beberapa menit sebelumnya, aku mendapatkan sebuah kabar yang tidak baik. Salah satu teman kampusku—teman sekelasku kecelakaan. Sontak saja, aku langsung bergegas merapikan barang-barangku dan kemudian berlari ke motor yang terparkir di parkiran KCF. Jarak dari KCF tempatku sekarang menuju rumah sakit pertemanan tidaklah terlalu jauh, 10-15 menit aku bisa sampai sana.

'Engga... Engga... Hadi ga mungkin mati'

Aku terus mencoba mengenyahkan pikiranku tersebut. Walaupun Fadhil sendiri yang mengatakan Hadi telah meninggal, entah kenapa aku masih sangat sulit menerimanya. Aku tidak bisa mempercayai itu sebelum aku menemukan langsung kebenarannya. Tanganku gemetar saat hendak memasukan kunci motorku—bahkan aku sampai harus menggunakan kedua tanganku untuk memasukannya. Sulit untuk menggambarkan keadaanku saat ini.

Setelah keluar dari parkiran KCF, aku langsung melajukan motorku dengan terburu-buru menuju rumah sakit pertemanan. Mungkin jika malam itu ada polisi di sekitarku, aku pasti akan langsung dihadiahi surat biru dari mereka. Tapi aku tidak peduli. Aku tidak peduli tatapan pengendara lain yang menatapku tidak enak karena cara mengendaraku. Aku tidak peduli teriakan pengendara lain yang meneriakiku sedari tadi. Dipikiranku saat ini, sebisa mungkin aku harus cepat-cepat menuju rumah sakit dan mencari kebenaran dari berita ini.

'Hadi.'

---

Aku sudah sampai di dalan parkiran rumah sakit pertemanan. Setelah aku memakirkan motorku—dengan tergesa-gesa tentunya, aku langsung berlari menuju ke dalam rumah sakit. Aku mengabaikan tatapan orang-orang yang menatapku berlari-larian ini. Ketika sampai di depan pintu rumah sakit, aku langsung menemui salah seorang satpam yang kebetulan sedang berada di sana.

"Pak! Haah... korban kecelakaan yang dibawa disini ada dimana ya?" tanyaku.

"Korban kecelakaan?" tanya balik satpam tersebut.

"Iya, seorang pengemudi gojek Pak."

"Oh, coba mas masuk saja. Temui bagian informasi di sana ya." ujar satpam tersebut seraya menunjuk bagian informasi di dalam.

"Terima kasih Pak."

Aku pun langsung masuk ke dalam. Menemui bagian informasi itu dan menanyakan perihal kebenaran kecelakaan yang menimpa Hadi. Benar saja. Menurut perawat yang sedang berjaga di bagian informasi itu mengatakan satu jam yang lalu ada korban kecelakaan motor dibawa kesini. Korban adalah pengemudi ojek online beserta penumpangnya.

Aku langsung berlari menuju salah satu ruangan yang diberi tahu oleh perawat tersebut. Langkah kakiku menerobos lorong rumah sakit itu yang panjang. Untuk kesekian kalinya, aku mengabaikan setiap tatapan orang yang mengarah padaku. Mungkin karena aku dari tadi terus belari-lari, membuat orang-orang yang melihatku bingung. Aku tidak mau memusingkan hal itu. Aku terus berlari dan akhirnya pandangan mataku melihat sosok Fadhil, Fabian dan Mahdi berdiri di depan salah satu ruangan.

UNDER THE MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang