Saat baca topic Tokoh yang diidolakan, sebenarnya aku sempat bingung. Sudah sejak lama aku tidak punya tokoh yang diidolakan, selain suami sendiri. #eaaaa
Akhirnya aku coba-coba searching artis-artis tampan seantero jagat raya, tapi tak ada yang aku idolakan. Sampai cari artis Malaysia juga nggak ada yang sreg. Akhirnya aku menemukan seorang artis Indonesia yang pernah kuidolakan jaman aku sebelum menikah dulu.
---
Namanya Reza Rahadian. Sejak bermain dalam film Habibie & Ainun, aku terkagum dengan akting dan parasnya. Pria yang bernama lengkap Reza Rahadian Matulessy ini lahir di Bogor, 5 Maret 1987. Awalnya dia adalah model di majalah Aneka Yess! Setelah itu, dia menjadi terkenal karena main film di Perempuan Berkalung Sorban. Reza sendiri sudah bermain film lebih dari 30. Aku sendiri tidak begitu mengidolakan ketika dia bermain di banyak film itu. Namun, setelah dia bermain di film Habibie & Ainun, aku merasa pesonanya keluar #ciyeh.Prestasinya juga sudah banyak, belasan kali masuk nominasi Festival Film Indonesia (FFI) dan memenangkan empat kali. Tiga di antaranya sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta (2010); Habibie & Ainun (2013); dan My Stupid Boss (2016).
Sejak kecil, Reza dan ibunya sudah tinggal berpisah dengan ayahnya. Mereka tinggal di rumah nenek di daerah Gadog, Bogor. Sejak kecil, Reza sudah berbeda keyakinan dengan ibu, adik dan keluarga besarnya yang beragama Nasrani. Namun, keluarga mereka toleran dengan keyakinan Reza yang beragama Islam.
Tipikal wajah Reza yang memiliki jambang di wajah dengan rambut bergelombang ini membuat Hanung Bramantyo memberinya peran seorang pria yang kasar di Perempuan Berkalung Sorban. Ternyata ia berhasil menjadi pemenang Piala Citra 2009 sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik.
Aku sempat terkejut ketika dia hadir dalam pemakaman suami BCL bahkan ikut menggotong keranda jenazah ke pemakaman. Aku pun baru tahu kalau ternyata Reza adalah sahabat dari BCL.
Aku melihat actor ini bawaannya tenang, tidak grusa-grusu, kalem, dan stay cool. Dari fisiknya, aku merasa dia ada keturunan India. Ternyata ibunya keturunan marga Matulessy. Setelah aku cari di google, ternyata Matullesy itu salah satu marga di Maluku.Dari cara berbicaranya aku menilai Reza adalah orang yang to the pont, tidak suka basa basi, cerdas, tegas, meski kadang bikin jleb. Cuma karena dia ganteng dan matanya yang tajam saat bermain di Habibie & Ainun, apalah artinya kekurangan itu. #aihhh
Dilihat dari dia melakukan tanggung jawabnya saat diberi peran dalam film, Reza sangat bekerja keras. Aku tahunya ketika dia harus memerankan Habibie dalam film Habibie & Ainun. Dia sampai mempelajari cara berbicara, berjalan, juga gesture Pak Habibie. Dia tidak ingin melewatkan satu karakter fisik yang terlihat dari Pak Habibie.
Dan yang paling mengherankan, public figure ini tidak punya akun pribadi di media sosial, seperti Instagram. Yang aku lihat hanya akun yang dibuat oleh enam orang yang menjadi admin Reza atau Pilarez yang isinya tidak mengumbar kehidupan pribadinya, juga akun bersama Reza dan Raline Syah (reza_raline). Terlihat banget kalau dia low profile. Tidak suka publish apa pun tentang kehidupan pribadinya.
Prinsipnya benar-benar membuat aku semakin tahu bahwa Reza tahu dan tegas dengan batasan kehidupannya. Dia bisa membatasi mana public, mana privat. Dia tidak ingin sebagai artis, dia harus membuka semua kehidupan pribadinya, termasuk rumah, kamar tidur, dan lain-lain. Meski dia akhirnya kehilangan banyak endorsement, bagi dia kehidupan itu harus seimbang antara pekerjaan dan privasi.
Dan, Reza merasa sudah cukup dengan semua yang dia peroleh tanpa harus membuka kehidupan privasinya.
Prinsipnya dia:
“Kalau mau melakukan sesuatu, lakukan sesuatu yang kita suka. If you don’t like it and you don’t feel it, then don’t do it.”
Terhadap haters, Reza menganggap namanya Haters ya selalu jadi Haters. Dia tidak bisa memaksa Haters untuk berubah menyukainya. Reza tidak punya tanggung jawab untuk membuat orang lain harus suka dengannya. Dan dia terbuka terhadap kritik yang diberikan. Namun, dia juga berpendapat bahwa dia tidak bisa memuaskan semua orang. Jadi itu bukan keharusan Reza untuk melakukannya.
Kalau dipikir-pikir benar juga. Kalau kita mau mengikuti semua permintaan orang, pasti stress sendiri. Melakukan ini, dibilang salah. Melakukan itu, dibilang salah. Semua serba salah.
Kerennya lagi, Reza ternyata suka politik! Dia suka menonton wawancara politik meski dia juga suka nonton komedi.
Dia juga selalu menghabiskan waktu dengan ibunya. Mengobrol berjam-jam. Dia sadar bahwa komunikasi langsung antar manusia dalam lingkup kecil keluarga mulai hilang. Menurutnya, bicara itu seperti terapi. Ketemu orang itu rasanya berbeda dengan ngobrol di media sosial.
Reza juga seorang pria yang critical thinking. Maksudnya, ketika orang begitu puas dengan foto hasil editan, justru dia mempertanyakan : bagaimana jika bangun tidur dan melihat diri di kaca adalah refleksi diri yang sebenarnya? Apakah menjadi bahagia? Kalau tidak bahagia, maka kita perlu mempertanyakan kenapa tidak bahagia.
Dia lebih suka dihakimi menjadi diri sendiri daripada dihakimi yang baik-baik ternyata tidak menjadi dirinya sendiri. Ia merasa nyaman dan beban berkurang. Reza menganggap bahwa kemajuan teknologi harus disertai dengan kemajuan berpikir. Jangan sampai menjadi budak teknologi, paparnya kepada admin greatmind.id
MasyaAllah. Makin kagum saja sama ini actor. #mewek.
Referensi :
Wikipedia
greatmind.id
KAMU SEDANG MEMBACA
Author's Suitcases
No Ficción"Fiksi dari hasil riset akan terasa nyata dan kuat." Maka, saya mengumpulkan hasil riset yang mendukung fiksi novel nanti ke dalam platform ini. Saya belajar menjalani riset ini dari program dari RAWS Batch 2. #AuthorNote : If you reading this stor...