Masih membahas hewan ternak nih...
Nusa Tenggara Timur terkenal dengan peternakannya yang brskala besar makanya wilayah ini sering mengirim hewan ternak ke berbagai daerah untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah ternak. Pengiriman hewan bisa dilakukan melalui udara dan laut dan semuanya ada aturannya. Tidak seperti saat kita akan mengirim barang melalui ekspedisi, pengiriman ternak ini menggunakan kargo khusus hewan.
PENGIRIMAN HEWAN MENGGUNAKAN PESAWAT UDARA
Istilah untuk pengiriman hewan ternak adalah pemasukan dan pengeluaran hewan. Artinya pemindahan hewan/ternak ke dan dari suatu provinsi.
Meminta Surat Keterangan dari Dokter Hewan
Balai Karantina Hewan ini dibawah naungan Dinas Peternakan/Dinas Pertanian. Di sini, akan dilakukan uji laboratorium dari dokter hewan di dinas itu untuk mengetahui hewan tersebut terdapat virus atau tidak. Jika hasil uji lab negative, dokter hewan akan memberikan SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan). Harganya cukup murah sekitar Rp. 3.000,- (untuk hewan unggas) pada tahun 2016. Mungkin untuk hewan besar seperti sapi akan lebih mahal ya. Apalagi di tahun 2020 ini harganya sudah naik ya? Atau malah gratis dari pemerintah? Nah, hewan yang di uji lab di dinas itu pun hanya sampel saja. Tidak semua dibawa ke Dinas Peternakan. Disinilah bisa saja hewan yang tidak diuji itu memiliki virus dalam tubuhnya. Ya Nggak?
Pergi ke Karantina Hewan
Setelah SKKH jadi, pemilik hewan bisa mendatangi Balai Karantina Hewan, yang ada di kargo bandara. Di Balai Karantina ini, hewan akan dicek kembali kesehatannya. Apabila dinyatakan sehat oleh dokter hewan, pihak karantina akan mengeluarkan Sertifikat Kesehatan Hewan (SKH) dan kwitans biaya yang harus dibayar.
Nah, sayangnya tidak semua kota memiliki Karantina Hewan. Jadi, pemilik hewan bisa minta Surat Pengantar Rekomendasi Pengeluaran Hewan dari Dinas Peternakan di kota tersebut. Surat tersebut digunakan untuk urusan pada kargo maskapai.
Pergi ke Kargo Maskapai
Setelah mendapat SKH, pemilik hewan bisa pergi ke kargo maskapai. Di sana, hewan akan ditimbang, setelah itu akan diperoleh Surat Muatan Udara (SMU) dan kwitansi tagihan biaya kirim. Nomor SMU ini digunakan untuk pengambilan hewan seperti pada bagasi barang.
PENGIRIMAN HEWAN DENGAN KAPAL LAUT
Pengiriman hewan ternak dari NTT menggunakan kapal tol laut ini dapat melalui berbagai pelabuhan seperti:
- Pelabuhan Tenau Kupang,
- Pelabuhan Wini, TTU
- Pelabuhan Atapupu, Kabupaten Belu
- Pelabuhan Waingapu, Kabupaten Sumba Timur
- Pelabuhan Waekelo, Kabupaten Sumba Barat Daya. Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan laut yang dijadikan sebagai tempat pengiriman ternak dari wilayah Kabupaten Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya. Di pelabuhan terbesar di barat Sumba ini dijaga ketat untuk antisipasi penyelundupan ternak hasil curian ke luar daerah itu. Di tahun 2019, ternak yang akan dikirim memiliki identitas seperti KTP. Jadi yang tidak memiliki identitas maka dilarang dibawa keluar pulau. Dengan penjagaan yang ketat, maka tingkat pencurian hewan ternak mulai berkurang.
Frekuensi pengiriman hewan ternak melalui tol laut sebanyak dua kali sebulan dengan mengunakan 3-4 kapal. Kapasitas sapi untuk satu kali angkut adalah 500-an ekor.
Daerah tujuan pengiriman dengan kapal tol laut adalah : Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Tengah, Sumatera Selatan.
Kelebihan pengiriman ternak menggunakan kapal tol laut adalah:
pertama, lebih cepat, cuma tiga hari sehingga mencegah penurunan berat badan sapi.Kedua, Kesehatan hewan dalam perjalanan terjamin.
Ketiga, system bongkar muatnya tidak menggunakan kren tapi langsung keluar melalui gang way.
Persyaratan pengiriman hewan ternak dengan kapal laut ini lebih banyak, seperti pada persyaratan teknis dan administrative.
Pergi ke Dokter Hewan
Pengirim hewan ternak harus melakukan uji laboratorium dan akan memperoleh SKKH jika hewan terbukti tidak terdapat virus.
Persyaratan teknis dan administrative adalah Surat Permohonan Pemasukan/Pengeluaran Hewan, KTP, NPWP, Nomor Induk Berusaha, Hasil pengujian laboratorium, Surat Keterangan Kesehatan Hewan, Rekomendasi pemasukan dari Dinas yang membidangi Kesehatan Hewan Provinsi tujuan. Di laboratorium pun, hewan ternak harus diambil darahnya untuk mengetahui terdapat penyakit atau tidak.
Hasil pengujian laboratorium tiap hewan juga berbeda jenis, seperti :
Jenis Unggas : Uji Lab Serologi (Broiler / Layer / Buras / Itik ) Jenis Unggas : uji PCR Negative AI Jenis Ternak Sapi / Kerbau / Kambing / Babi : uji RBT 100%
Pergi Ke Polsek Setempat
Kita harus punya Surat Jual Beli Ternak yang disahkan oleh Polsek Setempat.
Pergi ke Dinas Peternakan
Karena ternak akan keluar dari suatu provinsi dan masuk ke provinsi lain, maka kita harus punya Surat Ijin Pengeluaran Ternak dan Surat Karantina Hewan dari Dinas Peternakan.
Pergi ke Syahbandar
Syahbandar adalah pejabat pemerintahan yang ada di pelabuhan.
Seluruh syarat Cleareance In-Out harus dipenuhi kemudian bisa diproses Surat Persetujuan Berlayar (SPB).
Duh, ribet ya ternyata.
sumber : disnak.sumbarprov.go.id
KASUS PENGIRIMAN HEWAN TERNAK ILEGAL
Pernah kejadian di Sumbawa, pengiriman hewan ternak melalui kapal terpaksa dibatalkan karena diduga illegal. Mungkin karena saking ribetnya ya,.. Ternyata pihak Karantina tidak mengetahui bahwa ada hewan ternak yang akan dikirim dari Sumbawa ke Mataram. Alasannya, hanya memiliki izin penelitian saja, dan juga melanggar Perda 12 tahun 2013 tentang lalulintas ternak antar pulau dimana hewan ternak masih dibawah umur dan ada yang betina.
Wah, pantas saja NTT itu peternakan di sana jumlahnya besar ternyata untuk hewan betina tidak boleh keluar dari pulau karena memang untuk menjaga populasi hewan.
http://disnak.sumbarprov.go.id/info/detil/94/prosedur-pemasukan-dan-pengeluaran-hewan.html
rajabumen.blogspot.com
kupang.tribunnews.com
tajukflores.com
KAMU SEDANG MEMBACA
Author's Suitcases
Non-Fiction"Fiksi dari hasil riset akan terasa nyata dan kuat." Maka, saya mengumpulkan hasil riset yang mendukung fiksi novel nanti ke dalam platform ini. Saya belajar menjalani riset ini dari program dari RAWS Batch 2. #AuthorNote : If you reading this stor...