5

72 9 36
                                    

Eunwoo membawa Younghoon untuk duduk menyender pada dinding. Younghoon mengatur nafasnya yang ngos-ngosan tak beraturan.  Keringatnya mengucur deras membasahi pelipis dahi bahkan pakaiannya.

Jiyeon yang terdiri depan pintu itu menyalakan cahaya ponselnya. Jiyeon berniat untuk masuk mengecek ada apa didalam sana.

"Kamu bilang didalam sana ada teman kamu? Didalam sana itu apa? "Jiyeon.

"I-itu. I-itu kak.  Di dis-disana-"

"Tenang dulu. Santai. Gapapa.  Lo aman sama gue. "Eunwoo.

Younghoon masih berusaha menenangkan diri. "Sehun. "

"Sedari awal gue udah curiga sama pintu ini. "Jiyeon.

Eunwoo menatap Jiyeon.

"Gue gak tau siapa elo. Tapi please,  gue bisa tebak pikiran lo sekarang. Jangan lo lakuin. Bahaya. "Eunwoo.

"Lo sini,  jagain dia. Gue mau ngecek kedalam sana. "

"Anj! Lo gila apa hah?!"

"Gue gak akan lama. "

Jiyeon melangkahkan kakinya menginjak anak tangga pertama itu. Jantungnya berdegup kencang.  Bohong jika Jiyeon berkata ia tidak apa-apa.  Nyatanya ia pun takut dengan yang ntah ada apa didalam sana.  Namun meski begitu,  rasa penasarannya harus dituruti.

Jiyeon terus menuruni anak tangga itu dengan penerangan dari ponselnya yang dirasa cukup.

"Bego! "Eunwoo yang ingin menyusul Jiyeon itu ditahan oleh Younghoon.

"Tolong aku kak. "Younghoon menatap wajah Eunwoo memohon.

"E-elo sama gue. Kita ke tempat yang lebih aman. "

Eunwoo membopong Younghoon pergi dari ruangan itu,  Younghoon duduk ada satu bangku diruangan lain dalam gedung lawang sewu.

"Lo tunggu disini,  gue bawain lo minum dulu. "Eunwoo pergi dari sana untuk meminta minum.

Beberapa pintu yang banyak itu ia lewati mencari galon air minum atau apapun yang bisa diminum.

"Pak Myungsoo. "

Eunwoo menuju ruangan myungsoo untuk meminta air minum.

....

Younghoon duduk sendirian diruangan itu,  ia masih merasa lelah setelah berlari dalam ketakutan. Ia ingat sehun,  Younghoon harus menyelamatkan Sehun yang ntah ada dibagian mana bawah gedung yang luas ini.

"Abang. Abang dimana bang. "

Younghoon mengambil ponselnya.

"Sial. "

Ponselnya mati kehabisan daya. Terdengar suara langkah kaki yang Younghoon dengar cukup jelas dibagian lain ruangan ini.

Younghoon melihat ada empat pintu diruangan itu, indera pendengarannya ditajamkan untuk menebak langkah kaki itu ada dibagian mana luar ruangan itu.

"Siapa disana? Kakak indomaret? Kak? "

Younghoon mulai merasa takut sebab tak ada respon dari si pemilik langkah kaki.

Younghoon melepaskan ransel dari punggungnya. Tali sepatunya ia ikat lebih kuat. Younghoon beberapa kali menelan ludahnya sendiri.

Suara langkah kaki itu terdengar dari pintu ke pintu.  Younghoon tebak si pemilik langkah kaki itu sedang mengitari ruangan dimana ada dirinya.

Younghoon melihat ada bayangan di bawah pintu salah satunya. Younghoon bertekad untuk lari. Younghoon berdiri perlahan agar tak menimbulkan suara.

Lawang Sewu [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang