Siang yang begitu terik tak menghalangi semangat siswa-siswi terpilih SMA Putra Buana. Di tengah lapangan dengan semangat yang belum mengendur sedikit pun tim basket sekolah terus berlatih di bawah pimpinan Pak Yudha, guru olahraga idola para siswi seantero sekolah karena memang usianya yang masih muda dan sifatnya yang mudah dekat dengan orang lain.
Di tepi lapangan tim cheerleaders juga tengah serius berlatih tak mau kalah dengan tim yang nantinya akan mereka semangati.
"Ahh, Fy! Gue capek nih istirahat bentar dong!" keluh salah seorang dari tim cheers pada Ify yang memiliki posisi sebagai ketua dan memegang komando dalam setiap latihan.
"Baru gini doang capek? Kapan kita mau menang?" jawab Ify sengit dan kembali memberi arahan pada teman-temannya.
Tak ada lagi protes, kini semua mata tertuju pada Ify. Lekuk tubuh indahnya memperagakan setiap detail gerakan dengan sempurna. Di tambah kibaran rambut hitam panjangnya yang di biarkan terurai ikut menari. Siluet yang luar biasa indah di tambah efek berkilau dari pantulan cahaya matahari yang menerpa butiran-butiran keringat di pelipisnya.
Beberapa anggota tim basket pun sampai menghentikan pergerakannya. Terpaku pada gadis 'paling di incar' para siswa itu. Bola basket yang sebelumnya menjadi korban rebutan pun di biarkan bergulir entah kemana.
"Ckckck. Beruntungnya elo di cintai bidadari, Yo!" gumam Gabriel dengan tatapan tak beralih sama sekali dari Ify sementara tangannya menepuk-nepuk punggung Rio yang diam menahan emosi melihat kelakuan teman-temannya.
Memang sudah menjadi rahasia umum bila Ify menyukai Rio, terlebih di kalangan teman-teman Rio yang biasa di titipi salam oleh Ify. Rio pun tau hal itu, meskipun ia tak pernah menganggapnya serius. Tak satu pun salam Ify mendapat jawaban darinya.
Pernah dengar kisah cinta paling menyedihkan versi penulis hebat Indonesia, Andrea Hirata? Kisah cinta paling tragis, bukan kisah cinta yang hancur karena perselingkuhan, bukan juga cinta yang putus karena perbedaan, apalagi hanya cinta yang terpisah jarak.
Setidaknya mereka yang mengalami kisah itu pernah saling mencinta dalam sebuah kepastian. Kisah cinta paling menyedihkan adalah cinta yang tidak peduli. Tak ada kepastian yang di dapat dari cinta itu, ia tak berkata untuk membalas perasaanmu, namun juga tak menghancurkan harapanmu. Dan celakanya hal itu yang di alami Ify.
"Woy! Pada niat latihan nggak sih?" seru Rio geram.
"Enggak, gue balik!" Rio melangkah meninggalkan lapangan.
"Eh, Yo! Lo ngambekkan banget sih? Kayak perawan lo!" cegah Gabriel sambil menahan tangan Rio.
"Iya, kita latihan." lanjutnya meyakinkan Rio agar tetap tinggal.
Dan kemudian memberi isyarat pada yang lain dengan matanya untuk segera kembali keposisinya 'buruan-keburu-ada-macan-ngamuk' mungkin begitu bahasa isyarat itu bila di terjemahkan dalam bahasa verbal.
"Ck!"
Rio menyentakan tangannya untuk melepaskan cekalan Gabriel dan berjalan kembali menuju ke posisinya. Permainan kembali seperti semula. Tak ingin roh macan lapar yang berdiam dalam diri kapten mereka benar-benar bangun tampaknya.
****
Jam digital berukuran besar yang sengaja di pasang di tembok kokoh yang ada di samping kiri tribun komentator sudah menunjukan pukul lima lebih lima menit. Tim basket yang sudah kelelahan, berjamaah merebahkan tubuh mereka di tepi lapangan. Mengatur nafas mereka yang sudah satu-satu. Mereka sadar satu jam lebih sudah mereka di kerjai Rio bermain basket seperti orang kesetanan tanpa istirahat.
Kemampuan Rio mengolah bola dan posisinya sebagai pengendali permainan, membuatnya mudah saja memaksa anggota tim yang lain menjadi kerja rodi mengimbangi permainannya, dan juga menahannya bagi tim lawan. Tapi dengan cara ini seharusnya Rio lah yang paling lelah, namun nyatanya ia sekarang masih asik memainkan bola sendirian di tengah lapangan.
