3. Aneh

45 7 0
                                    

"Pertengkaran itu rayuan setan"

Jalan raya diluar sana sedikit basah akibat hujan deras semalaman, cuaca pagi ini juga sedikit mendung sinar matahari terlihat buram tertutup awan hitam. Banyak para pejalan kaki yang memakai jaket kulit tebal ada juga yang membeli teh panas di pinggir jalan untuk menghangatkan badan sebelum berangkat bekerja.

Tangan kananku memegang gas motor dengan kecepatan sedang, sambil memperhatikan pemandangan dijalanan. Para masyarakat yang berlalu lalang, bis yang berhenti di halte untuk menunggu penumpang, ojek online yang sedang mengecek ponsel nya untuk melihat orderan, di pinggiran jalan banyak dipadati para pedagang lima. Sungguh pemandangan yang bagus menurutku kapan lagi aku bisa menikmatinya. Beda sekali dengan sekitaran rumah ku yang disekelilingi pohon yang rindang. Maklum karena sekolahku berada di pusat perkotaan sedangkan rumahku di desanya.

"Astaghfirullah." Aku langsung me-rem dadakan motorku. Menepikan agar tidak mengganggu kemacetan.

Nafasku tersengal tidak karuan, untung aku lihai mengendarai motor kalau tidak bisa tewas di tempat. Astaghfirullah, mobil Avanza putih tadi hampir menabrakku kalau saja aku tidak banting setir ke kiri jalan.

"Loh Ra, ngapain berhenti disini?" Suara khas laki-laki menyadarkan ku. Ternyata itu Abyan.

"Tadi gu..gue hampir di tabrak By. Sumpah gue syok banget." Ucapku dengan tidak karuan, Abyan memandangiku dari bawah sampai atas tanpa turun dari motor Yamaha r15 nya. Wih anak orang kaya motor nya gonta-ganti, duh apa peduliku juga.

 Wih anak orang kaya motor nya gonta-ganti, duh apa peduliku juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo nggak papa kan Ra? motor lo nggak ada goresan gitu." Abyan turun dari motor Yamaha r15 nya menghampiriku, mengecek motorku jikalau ada kerusakan. Yang dilihat itu orang nya woyy bukan kendaraan nya.

Aku memutar mataku ke segala arah, nih cowok masih sempet-sempet nya merhatiin motorku sampai detail nya.

Aku berdecak karena ulah Abyan yang kelewatan, harus nya aku yang diperhatiin bukan motorku kalau motor kan bisa ditaruh bengkel beres, lah kalau aku?

"Udah?" Tanyaku saat Abyan selesai dengan kegiatan memeriksa motorku. Abyan tersenyum lebar lalu menganggukkan kepala.

"Berangkat sama gue aja Ra." Abyan menarik tas belakangku, hampir saja aku terjengkang ke belakang kalau saja Abyan tidak menahan bahuku dengan kedua tangannya.

"Ihh nggak usah narik-narik, kayak anak kecil aja." Aku langsung mendorong Abyan ia cuma kedorong sedikit kebelakang.

"Maaf."

"Gue berangkat sendiri aja, buruan sebentar lagi bel." Aku langsung menaiki motor metic bututku.

"Yaudah gue di belakang lo, jaga. Kalau ada apa-apa." Ucap Abyan tegas, hatiku sedikit tersentuh dengan ucapannya. Kapan lagi Abyan kayak gini.

Saling TerhubungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang