8. Abyan dan Aryan

16 7 1
                                    

"Ucapan mu bisa berkata TIDAK tapi tidak dengan hatimu."


Siapa teman Abyan yang dimaksud Bang Aryan. Hema? Esa? Erlan? Deni? Yuchan? ya cuma itu teman cowok yang akrab dengan Abyan sejak sekolah di SMA Purnama.

Abyan sudah menyebutkan semua temannya dan ditanggapi Aryan dengan gelengan saja, lah terus siapa? Oh ya setahu Abyan, Aryan itu cuma kenal Hema dan Soraya. What!! nggak mungkin.

"Yan, lo kayak mikir sesuatu aja." Ucapan Aryan membuat Abyan tersadar dari lamunannya.

"Eng-enggak, kalau bukan Hema siapa Bang?" Tanya Abyan sedikit hati-hati.

"Semoga bukan dia." batin Abyan.

"Cewek yang waktu itu bareng kita pulang."

Deg.

Kalimat Aryan membuat jantung Abyan sejenak berhenti. Ada apa tiba-tiba Aryan ingin menemui Soraya. Jangan-jangan---- Stop jangan mikirin yang enggak enggak Abyan, batin Abyan.

"Kenapa kaget gitu sih Yan, lo suka sama dia?" Ucap Aryan seperti Polisi yang sedang menginterogasi maling sendal.

Abyan menggeleng-geleng kan kepala nya cepat. "Apaan sih Bang." Elak Abyan.

Aryan meneliti wajah Abyan yang copy paste dengannya. Wajah Aryan kini semakin dekat dengan Wajah Abyan. Kepala Aryan mencoba mendekat lagi.Hanya berjarak satu jengkal wajah keduanya akan bertubrukan.

"Munafik lo." Umpatan itu Aryan ucapkan tepat di depan Abyan. Setelah itu Aryan menjauhkan wajah nya dan berjalan keluar, suara Abyan menghentikan Aryan saat memegang pegangan pintu.

"Bang, lo nggak biasanya ngomong kasar, setiap yang lo ucapin pasti lo mikir dulu. Kenapa Bang?"

Aryan membalikkan badannya menghampiri Abyan yang tidak mengerti sama sekali.

"Maaf Yan, gue khilaf tadi nggak usah lo pikirin omongan gue tadi. Gue tunggu dibawah sebentar lagi adzan." Setelah mengucapkan itu Aryan keluar dari kamar Abyan.

Sedangkan Abyan memasang muka nggak ngerti sama sekali, baru kali ini Abang nya ngomong kasar dan aneh menurut nya. Oh ya apa benar Aryan mau ketemu sama Soraya? cuma dia yang pernah pulang bareng sama Abyan dan Aryan. Lagi-lagi Abyan dibuat bingung dengan hari ini.

Dan setelah itu adzan berkumandang barulah Abyan mengganti pakaiannya dan memakai sarung tidak lupa peci di kepalanya. Sungguh idaman kaum hawa Abyan ini.

Sholat jamaah di Masjid sudah selesai, kini Abyan dan Aryan sedang berjalan menuju rumah nya, di perjalan pulang banyak sekali yang menyapa keduanya dan di tanggapi mereka berdua dengan senyuman. Abyan dan Aryan terkenal sangat ramah di kampung halamannya walaupun anak orang kaya mereka berdua tidak pernah menyombongkan diri. Keduanya sudah di didik sejak kecil tentang nilai-nilai agama oleh orang tua nya, tidak pernah sekalipun mereka melanggar aturan agama.

Sering sekali orang tua Abyan dan Aryan ke luar kota karena urusan bisnis akan tetapi bukan berarti mereka bebas seenaknya mau melakukan ini itu, mereka masih tetap sama menjadi anak yang penurut dan tidak macam-macam di luar sana. Setiap hari mama dan papa nya menelepon untuk menanyakan "sudah sholat?" dan pertanyaan lain yang bagi mereka berdua sangatlah berharga.

"Bang soal ucapan tadi lo beneran mau ketemu Soraya?" Tanya Abyan masih perjalanan pulang.

Aryan menoleh sebentar lalu fokus dengan jalanan di depannya.

Saling TerhubungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang