6. Sedikit Mengetahui

18 8 2
                                    

"Mafi Qalbi Ghairullah"
-Soraya-

Ujian Nasional telah tiba, semua murid sudah mempersiapkan dengan matang. Seluruh kelas 12 di kumpulkan di aula di ruangan yang luas tepat nya di lantai 3 untuk mendengarkan informasi tentang aturan saat mengerjakan soal UN di komputer.

"He Ra, cowok-cowok nya pada rapi semua ya ganteng abis." Ucap Faiha dengan gemas nya. Masih sempat-sempat nya ni anak mikirin cowok ganteng.

Faiha tampak melihat-lihat sekeliling barisan tempat duduk, dari samping kanan,kiri, sampai belakang ia teliti. Heran aku dengan Faiha.

"Diem Fa, kalau ketahuan guru bisa di marahin kita lihat depan Fa, jangan kebelakang terus Pak Nuh lagi ngelihatin kelas kita." Ucapku dengan pelan.

"Iya iya, Abyan hari ini keren banget tau. Rambut nya klimis rapi juga kayak nya tu cowok habis motong rambut deh."

"Gue bilangin diem Faiha."

"Sebentar  sebentar." Lagi-lagi Faiha menoleh kebelakang.

"Ra, dari tadi Abyan ngeliatin punggung lo terus. Kenapa ya? Oh gue tahu mungkin dia kangen sama lo kali atau nggak Abyan naksir lo."

Ada perasaan aneh yang merayapi tubuhku atas ucapan Faiha, entah itu benar atau cuma bualan Faiha.

"Ih, nggak mungkin mata lo kayak nya rabun coba lo priksain ke dokter gigi nanti abis UN." Ucapku sedikit beranda.

Faiha menyenggolku, untung aku nggak jatuh kesamping malu-maluin kalau jatuh.

"Yakali sakit mata di periksa di dokter gigi, adanya mata gue nanti ngilu." Balas Faiha dengan cemberut.

Setelah semua di bubarkan, seluruh kelas 12 memasuki ruangan ujian yang  sudah tertulis di kartu ujian. Aku di ruangan 4 sendirian, faiha di ruangan 3 bersebelahan denganku. Abyan? entahlah aku nggak mau tahu itu.

Sebelum mengerjakan soal UN kami semua berdoa dahulu, setelah itu baru boleh mengisi data yang sudah tertulis di layar komputer. Tidak ada yang berani menyontek atau sekedar bertanya kepada teman sebelah. Semua fokus dengan layar masing-masing, aku sesekali menegakkan badanku, menopang dagu dengan tangan kiri. Semalam tidur sampai jam 23:30 dan sekarang terasa ngantuknya, kalau kalian pikir aku begadang cuma karena ada UN? kalian salah, aku itu kalau belajar paling lama ya setengah jam nggak sampai larut malam yang penting difahami, mudah diingat itu udah cukup buatku. Terus kenapa semalam sampai tidur hampir tengah malam? ya karena-- ah kepo kalian. Itu nggak penting, yang penting kalian yang baca cerita ini sudah sholat belum kalau belum sholat dulu deh.

Gimana mau jadi imam yang baik kalau sholat aja jarang. :v

Gimana mau jadi istri sholehah kalau sholat aja nggak pernah. ✌✌

***

Alhamdulillah, selesai juga ujian hari ini. Aku langsung merapikan kursiku dan beranjak untuk keluar sebelum itu salim dulu kepada pengawas.

Aku celingukan kanan kiri, mencari keberadaan Faiha. "Mungkin Faiha langsung pulang." Ujarku langsung bergegas menuju parkiran.

Saat mau belok ke kanan, aku reflek berhenti karena hampir bertabrakan dengan seseorang. Aku melihat nya, tubuhku seperti tersengat listrik, lebay banget diriku.
Benar kata Faiha kalau Abyan hari ini rapi banget, tapi tidak dengan rambut nya tadi kata Faiha rambutnya klimis rapi, lah ini beda banget acak-acakan. Tapi tetap tampan kok. Eh.

Bibirku akan tersenyum untuk menyapanya, tapi Abyan malah menunduk langsung pergi gitu aja. Lah heran sama kelakuannya.

Aku berhenti dahulu sebelum menyebrang jalan raya, saat menengok ke arah samping sebrang jalan aku melihat Abyan bersama cewek yang waktu di kebun teh, Latifah ya aku nggak salah lagi. Aku mengurungkan untuk menyebrang padahal jalanan sudah sepi.

Saling TerhubungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang