7. Acara

15 7 1
                                    

"Allah lebih tahu dirimu daripada dirimu sendiri"

Tidak terasa UN sudah selesai semua murid SMA Purnama sangat bergembira setelah perjuangannya dengan setumpuk buku selesai kini mereka hanya menunggu hasil kelulusan.

Di sekolahku tidak ada acara coret mencoret baju karena kepala sekolah yang melarang kegiatan tersebut tau sendiri sekolahku kayak gimana. Tidak ada perpisahan untuk mengenang putih abu-abu, dari sekolah cuma dibolehkan setiap kelas bebas mengadakan acara apapun diluar sekolah entah itu rekreasi, atau sekedar kumpul bareng.

Selesai dari aula semua murid berhamburan untuk ke kelas masing-masing untuk membicarakan mau liburan kemananya. Aku enggan sekali mengikuti hal begituan semoga aja kelasku tidak mengadakan acara apapun.

"Ra, yuk ke kelas. Tadi Aryo nyuruh satu kelas untuk kumpul dulu mau ada yang dibicarain katanya." Ucap Faiha menarik lenganku. Aryo adalah ketua kelas di kelas kami aku cukup mengenalnya.

Dikelas aku mengedarkan pandanganku, Abyan nggak ikut kemana dia. Biarin dia gak ikut bukan urusanku juga kenapa pusing-pusing mikirin dia. Sedangkan dia gak mikirin kamu.

"Sudah lengkap belum?" Tanya Aryo kepada kami semua. Aku ingin memberitahu jika kurang Abyan, tapi aku tahan setelah ada seseorang yang langsung nyelonong masuk. Siapa lagi kalau bukan Abyan.

"Udah Yo, buruan deh mau ngomong apa." Seru Agis, di belakangku.

"Oke deh, gue disini ngumpulin kalian karena mau minta pendapat apa setuju kalau kelas kita ngadain rekreasi kesuatu tempat kemana gitu. Atau ada ide lain dari kalian mau ngadain apa, gue sih terserah kalian."

Semua pada ribut sendiri, seperti tidak setuju dengan Aryo yang ngadain acara.

"Jangan pada ribut semua dong! gue tahu kelas kita itu nggak terlalu saling kenal satu sama lain, nggak ada salah nya kan kita menghabiskan waktu bersama. Momen kayak gini itu langka buat kita semua, dari acara ini kita bisa lakuin hal yang belum pernah kita lakuin." 

Semua pada berpikir keras mencerna ucapan Aryo sang ketua kelas yang terkenal sangat tegas ini. Ada benar nya juga ucapan Aryo, kelas ini itu terkenal nggak kompak, egois, sombong, dan banyak lagi. Di kelasku ini orang nya gak pedulian satu sama lain ada yang sakit parah aja gak ada yang jenguk sama sekali kecuali Aryo dan Detri, ketua kelas dan wakil kelas yang sangat peduli sama teman-temannya keduanya sangat kompak.

"Gimana kalau kita rekreasi ke luar kota?" Usul Detri.

"Nggak ah jauh."

"Iya jauh."

"Mending di sekitaran Jogja sini."

"Iya kan wisata nya juga nggak kalah sama yang lain."

Satu persatu temanku saling saut menyaut. Aku sih mending nggak ikut tapi karena ucapan Aryo tadi ikut ajalah.

"Yaudah kita votting wisata nya lewat grup WA aja gimana? Usul Detri.

"Nggak dimarahin guru Det? emang nya." Kali ini aku ikut berbicara.

"Oh iya, kita kan nggak punya grup WA pribadi. Gini deh itu urusan gampang biar gue dan Aryo yang buat grup."

Ini kelas memang luar biasa, sampai nggak punya grup pribadi sendiri. Kalau ada paling yang ada gurunya dan yang muncul palingan cuma Aryo dan Detri. Aku jadi pengen ketawa.

"Yaudah sisa nya kita bicarain di grup kapan, dan kemananya. Kalian semua boleh pulang." Ucap Aryo mengakhiri pembicaraan.

"Ra, lo pengennya kemana?" Tanya Faiha saat kami berjalan keluar kelas.

Saling TerhubungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang