11. Jelajah

15 4 1
                                    

"Yo, anggota tim nya nggak boleh ganti?" Tanya Faiha kepada Aryo yang sedang mensurvei tempat yang dibuat game nanti, Faiha tahu sekali kalau yang satu kelompok sama aku cowok itu karena sudah di kirim lewat WA. Dan Faiha sudah tahu hubungan pertemananku sama cowok itu sudah-- kalian pasti tahu sendiri lah.

"Yahh, aku sama Sora tukar ke tim lain ya Yo, mana kertas lo biar gue ganti nama nya."

"Kan udah di atur semua juga pada setuju, kenapa waktu di grup diem aja nggak komen eh disini malah minta tuker. Kenapa sih pindah segala? Dibuat nya tim ini agar kita semua bisa saling kompak, saling mengenal satu sama lain. Ngerti nggak!" Ucap Aryo dengan nada tegas nya. Faiha pasrah tidak bisa berbuat apa-apa.

"Nggak papa Fa, lagian lo kan satu tim sama gue." Aku menarik lengan Faiha menjauh.

***

Aku dan Faiha berjalan-jalan mengelilingi tempat ini, pemandangannya sangat indah, berasa diatas awan. Semua teman-temanku banyak yang sekedar duduk, ada juga yang mengabadikan dengan foto selfi.

Diatas sana tanpa sepengetahuan mereka berdua ada yang memperhatikan, jaket hitam tebal sampai lutut, celana jeans hitam serta kepala nya yang memakai topi hitam serba hitam lah pokok nya.

"Eh Ra, liat keatas deh tu orang kok kayak misterius gitu sih."

Aku menolehkan pandangan yang ditunjuk Faiha, tapi tidak ada cowok misterius seperti yang dikatakan tadi, yang ada hanya segerombolan teman satu kelasku sedang mengobrol seru sambil melihat awat diatas bukit.

"Mana Ra, nggak ada gitu."

"Ada dia pakek kostuk serba hitam, topi, jaket, celana semuanya hitam, kayak di film-film action yang pernah aku tonton."

"Alah lo mah korban film suka halu."

"Terserah deh nanti kalau ketemu sama cowok itu gue samperin gue seret ke lo biar lo gak katain gue halu mulu." Ucap Faiha menantang, aku hanya terkekeh padahal aku hanya bercanda.

"Semuanya dipanggil ketua kelas, disuruh kumpul." Teriak temanku yang bernama Abun.

Kami semua langsung kumpul disebuah lapangan luas, tujuannya untuk melaksanakan salat Magrib padalah masih satu jam lagi tapi Aryo menyuruh kami siap-siap terlebih dahulu.

***

"Aisyfa, kamu nginep aja disini, anak om pada tidak dirumah semua."

"Ta..tapi om."

"Nggak papa tante juga setuju kok." Ucap Umar, papa dari Abyan dan Aryan. Aisyfa ingin mendaftar kuliah di salah satu kampus terkenal Yogjakarta karena kedua orang tua Aisyfa kenal baik dengan keluarga Umar jadi anak putrinya ini di titipkan kepada Umar. Dan rencananya Aisyfa ingin mencari apartemen untuk dia tinggal jikalau berkuliah disini. Tapi Umar melarang dan menyuruhnya tinggak disini.

"Satu hari ini aja ya om, besok biar Aisyfa cari apartemen deket kampus Aisyfa." Ucap Aisyfa dengan nada lembut.

"Kenapa cari apartemen, kamu disini sampai lama nggak papa kok." Ucap Umar bersikeras.

Naysila tersenyum seperti tidak ikhlas saat Aisyfa menatapnya dengan senyuman, Mama dari Abyan dan Aryan ini tidak setuju dengan perkataan suaminya itu. Aisyfa itu perempuan sedangkan kedua anaknya semuanya putra tidak baik jika ada perempuan bukan mahram tinggal dirumahnya, bagaimana tanggapan tetangga nanti kalau Naysila dan Umar pergi ke luar kota dan meninggal kan ketiganya. Bisa menimbulkan fitnah yang tidak baik nantinya.

Saling TerhubungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang