Aku berdiri menghadap cermin memantaskan baju yang aku pakai sesekali merapikan rambut yang sedikit berantakan tidak lupa juga untuk menyemprotkan parfum beraroma vanila ketubuhku, aku melirik jam tanganku ternyata sudah pukul 07.30 akhirnya aku bergegas keluar kamar. Terdapat kedua orang tua ku yang tengah asik menonton tv, kulihat raut wajah ibu yang sedikit bingung seperti ingin bertanya tumben mau kemana?
"Aku kerumah deva dulu bu"ucapku seolah paham dengan apa yang ibu ingin sampaikan
"Pantesan rapi banget kamu nduk" ucap bapak dengan senyuman sumringah
"Yasudah pulangnya jangan malem malem ya nduk" jawab ibu bernada lembut
Aku mengangguk, lalu pamit kepada mereka tak lupa aku mencium punggung tangan kedua orang tuaku.
"Salamin ke deva ibu kangen"
"Jadi kangen sama deva nih bu?"jawabku menggoda
Ketawa ibuku pecah saat aku menggodanya "yasudah pak bu gito berangkat dulu, assalamualaikum" ucapku seraya berjalan keluar menaiki pilus motor kesayanganku
"Waalaikumsallam" jawab kedua orang tuaku
Malam ini kota jakarta terlihat lebih hidup menampakkan dirinya, bangunan tinggi berlampu putih bak bintang yang ada dibumi terpancar, hingar bingar kota jakarta tak pernah padam. Banyak pasangan kekasih mengekpresikan diri menikmati malam dengan segala perasaan yang ia miliki.
Aku menelusuri jalan menikmati pemandangan malam yang disediakan kota jakarta, semilir angin menerpa tubuhku, pikiranku menrawang jauh berharap semua keadaanku akan membaik.
Tidak ! Tidak ! Pikiran itu gadis itu kembali masuk kedalam pikiranku, dia berhasil menguasai pikiranku lagi . Tuhan dia dimana? Pertemuan itu memiliki arti apa tuhan? Tuhan kenapa dia selalu dipikiranku membuatku seperti ini? Tuhan kau dengar aku? "Woyy bangke bisa naik motor gak lo!" Teguran itu berhasil membuatku sadar dari racauan ku
Aku berhenti ditepi jalan menghela nafas lega untung saja aku tidak apa apa, orang yang tadi bersrempetan dengaku sudah pergi, setelah terlihat lebih lega aku melanjutkan perjalanan kerumah deva. Ah dia pasti sudah menunggu ku.Sesampainya dirumah deva aku memakirkan motorku disamping rumahnya, rumah yang terlihat seperti istana itu menyambutku dengan baik mengijinkanku masuk kedalamnya "eh den gito baru keliatan den? Silahkan masuk den deva sudah menunggu" ucap bi sari pembantu dirumah deva mempersilahkanku masuk, bi sari sudah kenal denganku bahkan sangat paham bukan hanya bi sari orang tua deva pun sudah sangat mengenaliku mungkin karna aku sering main kerumahnya jadi mereka sudah sangat tau.
"Iyaa nih bi sibuk, deva dimana bi?" Jawabku dengan cengengesan
"Halah sibuk apa den? Dikamar mari bibi anterin"
Bi sari mengantarku kerumah deva sembari mengobrol maklum sudah beberapa minggu aku tidak main kesini
"Sibuk nyari duit bi hahaha"
"Masih sekolah den ko nyari duit?"
"Kan buat halalin bi sari"
Aku lihat bi sari ketawa karna ucapankku tadi "halah si aden mah ada ada saja" jawab bi sari seraya mencubit pinggangku
"Aw sakit bi, ciyee gemes ya sama gito nyampe nyubit gitu hahaha" aku meringis sambil ketawa
"Sudahlah den bibi tinggal dulu" ucap bi sari seraya meninggalkanku
"Yaudah makasih sayang"
Ah pasti sekarang pipi bi sari sudah seperti kepiting rebus alias merah merona hahah.
Aku masuk kedalam kamar deva, dia menyambutku dengan baik begitupun rifki yang sudah duduk sambil memakan cemilan. Pandanganku mengedar keruang kamar deva ada yang ku cari,seperti ada yang kurang dalam benakku. Aku terus mencari dan berfikir ternyata jonathan iyaa jonathan belum datang pantesan seperti ada yang kurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta
Short StoryIni tentang pemuda yang memberanikan diri menyapa gadis yang pertama kali ia lihat dengan kata "hai"... Berawal dari pertemuan sederhana yang membuat dua insan tenggelam kedalam perasaan yang memberikan rasa nyaman atau sering disebut cinta. Apakah...