Aletta-9

12 3 0
                                    

Kita terlampau jauh
Entah aku yang tak mampu menggapai atau kau yang tak ingin kugapai
***


Dua hari setelah kejadian pemukulan itu hubunganku dengan aletta kembali membaik, ia sudah menjelaskan semua tentang ayahnya yang ternyata tidak suka denganku, entah bagaimana perasaanku sekarang, hancur? Sudah pasti, tetapi aku belajar untuk menerima dan mengikhlaskan toh biar bagaimanapun ini lah hidup tidak bisa berjalan sesuai apa yang kita rencanakan, aku jadi ingat ucapan dari salah satu guru kelasku kalau tidak salah seperti ini ucapannya 'tidak perlu memaksa semua sudah digariskan' dan nyatanya benar pak ucapanmu semua memang sudah digariskan.
Samuel? Nama itu benar benar membuatku muak, bagaimana tidak? Ternyata benar dugaan para temanku dia adalah salah satu otak dibalik pemukulan itu, bagaimana aku tau? Aletta yang sudah menjelaskan dia juga orang yang mewakilkan permintaan maaf dari samuel dan ayahnya, walaupun aku yakin mereka tidak akan meminta maaf. Sudah al cukup buat diri kamu sakit, kamu juga berhak bahagia.

Sore ini aku dan aletta berniat ke taman kota, sekedar jalan jalan menghilangkan penat dan juga suasana sore ini sangat pas mungkin karna tadi siang turun hujan jadi bau petrichor masih sangat menyeruak. Aku termasuk orang yang suka aroma bau setelah hujan atau disebut petrichor karna menurutku bau itu sangat menenangkan. Aku sudah mencoba melupakan semua termasuk melupakan untuk memiliki aletta,  aku sudah tidak ingin berharap karna bagaimanapun dia sudah memiliki samuel, dia lebih pantas untuk bersama aletta. Apa? Menunggu dia putus? Tidak, tidak! Aku tidak bodoh untuk apa menunggu hal yang tidak pasti aku dapatkan? Bukankan menunggu itu tidak mengenakan? Sudah cukup menjadi temannya saja aku sudah senang.

Kali ini aku dan aletta duduk diantara bangku yang sudah disediakan ditaman kota sembari memakan es krim yang sebelumnya sudah kami beli, ia memakan es krim strawberry dengan berbalut vanila itu dengan lahapnya sehingga melupakan aku yang ada disebelahnya. Astaga al sudah berapa lama kamu tidak memakan es krim? Aku terkekeh ketika melihat pipi aletta yang belepotan terkena es krim,  semilir angin menerpa rambutnya yang tergerai, wajahnya terlihatu menggemaskan, dia tidak sadar saja kalau aku sedang memperhatikan.

"Jangan kebanyakan makan es krim"ucapku sekaligus menyindir aletta

Seolah sadar mendengar ucapanku dia hanya berdesis "gak bagus buat kesehatan"ucapku lagi

"Ya gimana enak sih"

"Enakan juga es cendol"

"Limaratusan Gak pake ketan?"

"Lah bocah malah nyanyi"

Kami berduapun tertawa, sesederhana itukah bahagia?

"Gak terasa ya git udah mau lulus aja"

"Waktu sekarang cepet al, telat sedikit bakal mengubah segalanya"ujarku

Aletta mengangguk anggukan kepalanya sebelum menjawab "btw nanti bakal lanjut?"

Deg! Kenapa al pertanyaanmu itu, aku kan jadi insecure. Aku masih terdiam tidak menjawab pertanyaan aletta "woyy kodok afrika!!" Teriak aletta pas ditelinga mengagetkan ku, astagfirullah al suara kamu kaya mercon korek

"Aku gak berniat lanjut al"jawabku yang masih mengelus dada efek kaget sedangkan dia hanya menggangguk sembari terkekeh melihatku kaget

"Besok besok kalau ngomong kerasin kalau perlu pake toa biar pro, gila badan kecil gitu kalau ngomong nglebihin toa masjid"ucapku

"Hahaha iya maaf, wlee"jawab aletta yang menjulurkan lidahnya sedangkanku hanya tersenyum

Terasa ada yang mengganjal setiap aku bertemu aletta, serasa ada yang ingin aku sampaikan namun urung tertahan, iyaa ini tentang keenan ananda kakak dari aletta ananda, dimana dia sekarang? Bagaimana keadaannya?  "Al sebelumnya maaf kamu adik dari keenan ananda?" Setelah lama bungkam akhirnya aku beranikan diri untuk bertanya, kulihat dia sedikit kaget raut wajahnya seakan berkata, hah? Lah ko tau?

AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang