Sebenarnya ini hanya masalah waktu kita tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya, sungguh semesta telah membuatku terbang setinggi tingginya lalu jatuh serendah rendahnya.
Aku mengikat tali sepatu lusuhku yang aku kenakan, deva sudah menghubungiku katanya dia sudah berada di jalan menuju rumahku.
Hari ini aku dan teman teman akan melihat acara bazar yang sudah mereka rencanakan tempo hari, sebenernya aku sangat malas untuk pergi tetapi aku juga tidak mungkin membatalkan pasti akan membuat mereka kecewa, jadi yasudah aku ikut saja lumayan buat cuci mata.Aku masih duduk diteras rumah menunggu deva dan teman teman datang sesekali memainkan ponsel hanya sekedar membalas pesan dari deva, sebenernya sih pengin liat tiktok mamah muda tapi gak ada kuota hahaha. "Mau kemana nduk?"tanya ibu yang sudah ada dibelakangku
Lalu aku menengok ke sumber suara"ini bu mau keacara bazar"jawabku diserati anggukan kecil dari ibu
"Sama siapa nduk?" Sahut bapak dari dalam rumah
"Biasa pak temen temen"jawabku dengan suara sedikit keras agar bapak mendengar
Tidak lama kemudian akhirnya yang ditunggu datang, mobil berwarna merah ferrari berhenti tepat didepan rumah, deva dan yang lain turun dari mobil lalu berjalan mendekat kearahku "assalamualaikum" ucap deva dengan sumringah
"Waalaikumsallam"jawabku dan kedua orang tuaku yang berada didepan
Tak lupa mereka mencium punggung telapak tangan orang tuaku
"Apa kabar pak buk?"tanya deva
"Wah alhamdulillah sehat nduk"jawab bapak dan ibu disertai senyuman
"Sekarang gak pernah main kerumah nduk?""Hehehe iya bu sibuk"jawab rifki
"Yaelah lo sibuk apa rif?!"sahut jonathan
"Biasa jo, ah lo mah pura pura gak tau!"
"Yaelah babi!"
Aku dan deva tersenyum menggelengkan kepala sedangkan bapak dan ibu tertawa melihat tingkah mereka berdua, ah kayanya kalau gak ada jona sama rifki bakal sepi deh. Tidak mau kelamaan, akhirnya aku dan teman teman memutuskan untuk segera pergi keacara bazar, nah ini nih yang ditunggu jonathan austin melihat bazar sekaligus acara musik.
***
Sesampainya disekolah global yang menyelenggarakan acara bazar, deva memarkirkan mobilnya ditempat parkir yang sudah disediakan, setelah itu kami berempat turun mulutku terpengangah takjub melihat mobil berderetan terpakir rapi, gilaa tempat parkirnya aja luas banget apalagi lapangannya? Ruang kelasnya? Wcnya? Ini sih anak sultan semua yang sekolah.
"Wah gila ini sekolah apa menara burj khalifah si? Tinggi amat"
"Wagelaseh, sumpah gila banget mobilnya aja bisa terpakir rapi banget apalagi orangnya?"
Itulah celotehan jona dan rifki mereka berjalan mendahului aku dan deva yang tertinggal dibelakang "dev lo kan kaya kenapa gak sekolah disini aja?" Tanyaku sedangkan deva hanya tersenyum mengangkat satu alisnya
"Dihh malah senyum!"ucapku lagi
Deva menghela nafasnya sebelum menjawab "gini git kalau gue sekolah disini ntar yang bayarin lo siapa?"jawab deva terdengar kekehan kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta
Short StoryIni tentang pemuda yang memberanikan diri menyapa gadis yang pertama kali ia lihat dengan kata "hai"... Berawal dari pertemuan sederhana yang membuat dua insan tenggelam kedalam perasaan yang memberikan rasa nyaman atau sering disebut cinta. Apakah...