Karna pada dasarnya perpisahan bukanlah duka meski harus menyisahkan luka
Hari ini hari dimana aku akan meninggalkan kota jakarta. Semua perlengkapan sudah siap koper, ransel, tiket bahkan teman teman yang akan mengantarkan aku dan deva sudah ada.
"Nduk? Sudah siap semua?"
Suara yang terdengar lembut ditelingaku itu adalah suara ibu, dia adalah orang yang slalu ingin aku bahagiakan, ibu adalah harapanku untuk tetap tegar menghadapi hidup.
"Sudah bu"
Aku menatap wajah ibu yang terlihat sendu namun nampak baik baik saja. Aku semakin tidak tega dengan tatapan ibu, kupeluk dirinya seketika tangisannya pecah, kucium tangannya meminta restu agar dipermudahkan jalanku. Tak lupa aku juga berpamitan pada bapak yang terlihat tak tega melepasku
"Hati hati nduk, ingat pesan bapak baik baik! Sesibuk apapun kamu jangan pernah tinggalkan sholat" ujar bapak sedangkan aku mengangguk pelan
Walaupun sebenarnya berat untuk meninggalkan, akhirnya aku tetap berangkat menuju bandara soekarno hatta. Pak Bu aku selalu merindukanmu.
***
Sesampainya dibandara aku dan deva serta dibantu teman teman yang lain menurunkan barang barang setelah itu kami segera masuk untuk diperiksa dan chek-in. Aku masih tak percaya rasanya ini tidak mungkin nafasku tidak beraturan saat duduk diruang tunggu boarding. Bagaimana mungkin? Aku meninggalkan jakarta sebelum aku melihat aletta? Rasanya aku tidak ingin cepat cepat pergi.
Informasi pesawatku akan datang terlambat dari jam penerbangan yang sudah dijadwalkan, itu berarti aku masih mempunyai waktu disini dan akan menunggu lebih lama tentunya, akhirnya aku dan teman teman berniat mencari tempat disekitar bandara untuk sekedar membeli minum. sepertinya semesta tidak ingin melepasku pergi
"Gue bakal kangen kalian berdua deh"celetuk rifki yang membuat gelak tawa
"Yaelah lo drama banget dah"ucap jonathan
"Paan sih lo, gue gak ngomong sama lo ya jo! Lagian bosen gue bareng lo mulu"
"Yaa siapa juga yang mau bareng sama lo nyet"
"Babi lo, jadi orang laknat bener!"
Mendengar percakapan rifki dan jonathan membuat keadaan kembali mencair setelah dirasa cukup tegang, selain mereka berdua ada juga sani dan luna yang ikut mengantarkan aku dan deva, trimaksih sani setidaknya kamu membuatku membaik.
"Gito lo ati ati ya disana, gue gak mau lo kenapa napa"ucap sani sekaligus membuat aku tersedak yang masih meminum air mineral, bagaimana tidak? Dia berani mengucapkan kalimat itu didepan mereka.
"Eh gito minum" ucap sani lagi sedangkan aku menuruti ucapannya
"Ceilehhh, udah publik nih?" Celetuk rifki
"Duh ko diem diem bae"timpal jonathan
"Apaan sih lo berdua, kepo aja kerjaannya!"jawab sani
"Yehh biasa aja kali nyai, kalo pacaran mah bilang aja kalo engga ya gak usah sewot gitu dong, yekan bro?"rifki menjawab alisnya terangkat satu kearah jona
"Yoi bro"jawab jonathan
Kulihat raut wajah sani mulai kesal "rif, jo kita cuman temen ko gak lebih, udah ya jo rif sani jangan diledekin gitu kalo kesel mukanya kasian, tuh liat mau nangis kan? Tanggung jawab kalian berdua haha" ledekku yang langsung terkena cubitan dari sani
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta
Short StoryIni tentang pemuda yang memberanikan diri menyapa gadis yang pertama kali ia lihat dengan kata "hai"... Berawal dari pertemuan sederhana yang membuat dua insan tenggelam kedalam perasaan yang memberikan rasa nyaman atau sering disebut cinta. Apakah...