Jadi seperti itu ya?
Materi masih menjadi tolak ukur derajat manusia?Petang ini aku mengantarkan aletta pulang berniat sampai kedepan rumahnya, karna hingga detik ini aku belum tau dimana rumah aletta. Aneh bukan? Kita sering menghabiskan waktu bersama tetapi aku tidak tau keluarga dia bahkan rumahnya saja tidak tau. Kalian pasti berpikir bagaimana bisa tidak tau rumahnya tetapi bisa bertemu? Jadi gini, ketika kami ingin bertemu aletta sudah menungguku dijalan imam bonjol lalu aku hanya menjemput aletta disitu, sebenernya aku sudah bilang kepadanya agar aku saja yang datang kerumah berpamitan mengajak dia keluar agar lebih sopan tetapi dia tidak mau. Aneh memang, tetapi inilah yang sebenarnya aku tidak mampu menolak keinginan aletta, apa sih yang kamu sembunyikan al?
Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, akhirnya sampailah dijalan imam bonjol tempat dimana aku mengembalikan aletta. "Gito berhenti!" Ucapnya yang menyuruhku berhenti, aku mencoba tidak mendengarkan aletta kali ini aku sengaja tidak berhenti agar aku tau dimana dia menyuruhku berhenti tepat didepan rumahnya "gito kamu denger aku gak sih stop! Aku bisa pulang sendiri!" Dia terus meracau sedangkan aku tetap keukeuh tidak mau berhenti sebelum dia menyuruh berhenti didepan rumahnya.
"Dengerin aku al! Aku mau berhenti kalau itu tepat didepan rumah kamu!"ucapku kali ini dengan nada tegas, sepertinya dia tidak menggubris ucapanku malah dia terus memukuliku "sakit al!" Merasa kesakitan akhirnya aku menyerah, aku menghentikan motorku mendadak lalu dia segera turun "kalau aku bilang berhenti ya berhenti!" Ucapnya yang sekarang sudah tepat didepanku dengan raut wajah yang terlihat kesal
"Kenapa al? Kenapa kamu gak mau aku antar sampai rumah?"tanyaku kali ini serius
"Gak!"
"Kenapa?"
"Gakpapa!"
"Al kamu malu kalau aku mengantarmu? Kamu malu kalau orang tuamu tau anaknya berteman dengan anak penjual kue?"
Kulihat raut wajah aletta berubah seakan akan dia merasa bersalah "bukan gitu git maksudku"jawabnya sesekali menggigit bibir bawahnya
"Lalu kenapa al kamu gak mau aku antar? Tau gak al aku merasa malu pada diriku sendiri setiap mengantarkanmu pulang hanya didepan jalan! Aku merasa tidak ada tanggung jawabnya al!"
"Bu..bukan mak--"
"Tolong al ijinkan aku hari ini saja mengantarmu pulang sampai rumah"ucapku yang memotong jawaban aletta
"Aku takut git, aku takut kamu akan kenapa napa"
"Jangan berpikir terlalu jauh al, aku juga belum tau seperti apa keluargamu, aku yakin akan baik baik saja"
"Aku tak yakin"
"Tolong al ijinkan aku"jawabku menujukkan wajah memelas
Setelah perdebatan yang cukup membuat tenggorokan kering itu akhirnya aletta mengangguk, ia pun kembali memboncengku, aku merasa senang inilah saat yang aku tunggu tunggu tau dimana rumah aletta dan bertemu dengan keluarganya. Percayalah al semua akan baik baik saja.
Selama perjalanan kami hanya saling diam, begitu hening aku rasa aletta masih kesal "al rumah kamu dimana?"tanyaku pelan namun aletta masih terdiam. Sekitar lima belas menit aku sudah menelusuri komplek perumahan yang bisa dibilang elit itu tetapi aletta masih saja tidak buka suara, al kamu sangat marah? Aku bertanya tanya dalam hati "sudah gito berhenti!" aku dikejutkan dengan suara yang memintaku berhenti akhirnya aku menuruti suara itu untuk berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta
Short StoryIni tentang pemuda yang memberanikan diri menyapa gadis yang pertama kali ia lihat dengan kata "hai"... Berawal dari pertemuan sederhana yang membuat dua insan tenggelam kedalam perasaan yang memberikan rasa nyaman atau sering disebut cinta. Apakah...