Aletta-7

12 5 0
                                    

Percaya atau tidak waktu yang mempertemukan kita dan semesta yang akan menyatukan kita

Setelah pertemuan kedua diacara bazar kini hubunganku dengannya semakin hari semakin dekat, dulu aku mengira aletta adalah gadis yang pendiam, cuek, dingin ternyata dugaanku salah. kita sering menghabiskan waktu bersama pergi ketempat yang memberikan ketenangan, pantai misalnya. Kita sering bertukar kabar melalui handphone hingga larut malam walaupun yang dibahas menurutku tidak penting. Dia juga sering bermain kerumahku bertemu bapak dan ibuku. Menunggu dihalte sekarang sudah menjadi kebiasaanku untuk bertemu atau sekedar melihat senyumannya, kalian bilang bucin? Ah kalian belum tau saja kalau dia sedang tersenyum, gula aja kalah manisnya.
Tentang temanku? Deva rifki dan jonathan mereka sudah tau kalau aku dekat dengan aletta, aku kira mereka tidak akan mendukungku tapi ternyata sebaliknya mereka selalu mensuportku. Tentang pacar aletta gimana? Dia sudah tau bahkan saat ini kita masih sering pergi bersama tetap aman aman saja. Aletta jahat ya gak mikirin perasaan cowoknya?! Kalian pikir aletta jahat? Kalian belum tau saja dia seperti apa?! Samuel namanya, dia satu sekolah dengan aletta, dia murid yang termasuk pintar namanya sudah terkenal prestasinya segudang, heran itu kepala isinya apa sih? Kalau dipikir pikir emang pasangan yang cocok sih samuel sama aletta tetapi perlakuan sam ke aletta itu yang membuatku geram, tak jarang aku melihat sam membentak aletta berlaku kasar bahkan pernah menarik tangan aletta hingga menimbulkan bekas merah ditangannya. Sumpah demi apapun aku tidak akan lupa dengan kejadian itu! Andai saja kamu tidak menahanku untuk menghabisi bedebah itu pasti sekarang dia sudah lenyap al!

Sore ini aku dan aletta sedang berada dipantai. Bebatuan dermaga yang kami duduki untuk melepas semua beban yang ada dipikiran tentang hidup, cinta dan pelajaran, namun yang ada dipikiranku saat ini hanya pelajaran pasalnya bulan depan sudah ujian kelulusan jadi aku harus memikirkan pelajaran yang matang agar mendapat nilai yang tinggi.

"Gito!! Kamu liat itu kapalnya"suara itu berhasil memecahkan keheningan antara kami yang sedari tadi bergulat dengan pemikiran masing masing

"Mana al?" Tanyaku seraya melihat kearah tangan aletta yang menunjuk "kamu mau naik?tanyaku lagi

"Ihh enggak lah masa naik kesana kan jauh git"

"Enak kali ya al kalau naik kapal bisa teriak sekeras kerasnya tanpa orang denger"

"Heh! Enggak enak tau git jadi orang yang kerjanya dilaut seperti nelayan dia jauh dari keluarga panas badai mereka tetap jalani, padahal bahaya mengancam nyawa mereka"

Aku hanya mangut mangut dan tersenyum mendengarkan ucapan aletta, entah kenapa aku suka sekali ketika aletta sedang bercerita seperti ini "ihh ngapain senyum sih?" Tanya aletta sambil mencubit pinggangku sedangkan aku meringis kesakitan

"Aww sakit al, emangnya gak boleh kalau senyum?"

"Sukurin makanya jangan senyum senyum, enggak boleh!"

"Jahat, yang penting senyumnya sama kamu heheh"

Kulihat dia tersenyum pipinya juga terlihat merah, al bisa gak sih jangan kaya gitu jadi pingin aku cubit tau!

"Al boleh tanya gak?"

"Tanya apa?" Jawabnya tanpa menatapku

"Boleh gak?"tanyaku lagi memastikan walaupun aku tau pasti jawabnya 'iya boleh'

"Iya boleh"

AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang