8

1.9K 302 38
                                    

"Hai sayang. Udah makan?" tanya Taeyong setelah meluk anak kecil itu dan mengusap kepalanya dengan lembut.

"Udah. Hari ini menunya ayam, Pa. Aku habis banyak!" ceritanya dengan antusias.

Taeyong tersenyum dengan lebar. Gue mengamati segala hal manis yang ditunjukkan oleh Taeyong ke anak kecil itu, ngebuat dada gue sakit tiba-tiba. Entah kenapa.

"Oh, Papa dateng kesini sama temen papa. Namanya Nana. Dia punya sesuatu buat kamu loh," kata Taeyong yang ngebuat atensi anak kecil itu beralih ke gue.

Gue mengangkat satu tangan sambil menampakkan senyum kaku, "H-hai ...."

Anak kecil itu membalas dengan senyuman manis bak malaikat, "Hai tante, kenalin nama aku Sena."

"Hai, Sena. Em, aku ada ini buat kamu, tapi maaf ya udah mengkerut soalnya kena angin," gue nyerahin cotton candy yang udah berantakan ke sosok malaikat kecil yang seharusnya ga pantas diberi sesuatu yang berantakan gini.

"Makasih, tante. Gapapa, kok. Aku tetep suka." Dia senyum lagi. Yaampun, cantik banget. Anaknya siapa sih?

OH IYA ANAKNYA TAEYONG. Tapi, maksud gue, siapa ceweknya?

"Panggil aku kakak aja ya, Sena," ucap gue request sambil ketawa receh. Sena iya-iya aja. Taeyong yang ngelirik gue sinis.

"Papa, aku mau makan cotton candy di taman ya? Boleh?" tanya Sena.

Taeyong ngelihat jam di tangannya, "udah tengah hari ini, pasti di luar panas banget. Makan disini aja ya."

"Yah, Papa, aku kan pengen di luar. Dari tadi aku di dalam terus. Susternya sibuk jadi gak ada yang bisa nemenin aku di luar," ucap Sena lagi.

"Udaranya lagi nggak enak, sayang. Kalau mau keluar nanti sore aja ya?" Taeyong sibuk ngebujuk Sena. Tapi, kayanya Sena kekeh pengen keluar.

"Em, kayanya ada kolam ikan di lantai 1 deh. Gimana kalau kesana aja?" usul gue yang tiba-tiba buka suara.

Sena tampak senyum lebar, "aku mau kesana!"

Gue ngelirik Taeyong, kaya minta ijin. Akhirnya Taeyong ngangguk. Gue ngambil kursi roda yang ada di pojok ruangan. Terus, Taeyong menggendong Sena dan mendudukkannya di kursi.

"Kali ini kakak yang dorong kursi rodanya, ya," ucap gue ke Sena.

"Berangkat!!" seru Sena semangat.

Sama kaya Taeyong yang disapa seluruh suster dan dokter, Sena juga disapa oleh siapapun yang kita lewatin. Bahkan ibu-ibu yang juga dirawat disini nyapa dia dengan ramah.

"Sena kenal sama semua orang tadi?" tanya gue begitu ngelewatin koridor yang sepi.

"Kenal banget. Aku udah lama disini, kak. Terus juga, tiap ada acara di sini, aku yang jadi penyanyinya loh," jawab Sena riang. Tapi, gue ngerasa kasihan. Seberapa lamanya dia di rumah sakit sampai ngerasa biasa aja dan bisa nyeritain semua hal ke gue dengan perasaan seneng?

Gue mendorong kursi roda sampai di dekat kolam ikan. Sena mulai ngebuka plastik cotton candynya dan makan gula itu dikit-dikit.

"Siang, Sena," sapa salah satu suster yang berjalan mendekat kearah gue dan Sena.

"Siang suster. Hari ini sibuk ya, Sus?" tanya Sena, seperti udah deket banget sama susternya.

"Iyaa, maaf ya gak bisa temenin Sena. Oh, Papa kamu belum dateng?" tanya Suster itu.

"Papa dateng sama temennya, Sus. Tapi sekarang Papa ke supermarket kayanya. Oh, ini suster kenalin temennya Papa. Namanya Kak Nana." Sena ngenalin gue ke suster itu yang ngebuat gue tersenyum ramah.

Nothing [LTY] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang