10

2K 283 11
                                    

"Yeeeriiiii!!"

Beruntunglah tempat ini sepi. Jadi, gue bisa bebas teriak-teriak sok imut manggil Yeri.

"Bocah banget si kak, yaampun," komen Yeri sambil cekikikan tapi nerima pelukan dari gue.

"Iih lo kemana ajaa, lama gak lihat," gue gandeng lengan Yeri dan mengajaknya jalan bareng ke ruang osis.

"Gue kan lomba osn kak. Kangen banget kan sama gue?" tanya Yeri dengan sok pede nya. Kini gantian dia yang manja-manja sama gue.

"Gara-gara lo, gue jadi nulis jurnal sendiri kan." Gue ngasih sebuah buku jurnal harian latihan band ke Yeri. "Jadi, lo nanti yang presentasi ya."

"Oke siap bos." Yeri mulai ngebaca tuh jurnal sambil jalan.

Gue yang ngegandeng dia, jadi kaya sekalian nuntun Yeri biar ga jatoh.

Setelah rapat mingguan osis kelar, gue sama Yeri awalnya mau balik ke kelas. Tapi, "kak, gue males balik ke kelas."

"Sama, Yer, hehe," gue nyengir.

Yeri, "kuy lah bolos di ruang padus," ajak Yeri. Emang lucknut sih, tapi boleh juga idenya.

"Ayo aja."

Gue dan Yeri langsung jalan ke ruangan paduan suara. Kita udah ngelepas sepatu, siap-siap masuk, tapi tiba-tiba gue denger suara seseorang nyanyi di dalam ruangan sambil main piano.

"Yer—"

"Hm?"

"Denger gak ada yang main piano sambil nyanyi di dalem?"

Yeri ngedeketin telinganya di pintu, kemudian melotot. "Kak, gue pernah denger dari pelatih, kalo biasanya ada yang suka main piano sama nyanyi sendiri di dalem, tapi gaada wujudnya. Jangan-jangan—"

"Yer, apasih ngaco. Nggak lah, itu beneran orang, kok," desis gue. Kemudian menunjuk sebuah sepatu yang ada di pojok, "tuh buktinya ada sepatu."

"Bentar gue intip," Yeri nyusun meja dan kursi kayu di atasnya agar bisa ngintip lewat jendela.

"Kelihatan punggungnya doang si kak. Tapi, kayanya suaranya familiar banget," ucap Yeri, sambil berbisik ke gue.

"Lo turun deh, gantian gue," suruh gue ke Yeri. Karena gue juga kepo, suaranya enak banget soalnya.

Kini, gantian gue yang ngintip.

Tapi, yang bikin gue deg-deg an, gak ada orang di dalem!

Suara piano juga udah gaada.

"Yer, lo serius kan tadi lihat orang main piano?" tanya gue ke Yeri, memastikan.

"Serius kak. Kenapa?"

"Kok gue gak lihat siapa-siapa ya, Yer?"

Duh. Asli. Kaki dan tangan gue langsung merinding. Jantung gue berdebar kencang.

Yeri deketin telinganya di pintu, "kak, suara pianonya ada lagi loh."

Gue panik, "tapi gak ada yang mainin piano, Yer!"

Gue dan Yeri berhadapan, saling melotot.


Brak!

"ASTAGA!!" gue dan Yeri sama-sama teriak kaget.

Akibatnya, gue gabisa jaga keseimbangan. Gue jatoh dari kursi.

"Kak!!"

Dada gue rasanya agak sesak karena udah panik ditambahin kaget, tapi selain itu, gue gak ngerasa sakit.

Nothing [LTY] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang