3

2.3K 398 36
                                    

Setelah nonton film yang berdurasi 2 jam, gue dan Jaehyun langsung menuju ke Yoshinoya buat ngisi perut.

Kita cuma setengah jam di Yoshinoya. Dalam setengah jam, beberapa kali gue ngerasa canggung sama dia.

Gue yang canggung, Jaehyun yang enggak. Waktu jalan, dia tiba-tiba ijin gandeng tangan gue. Karena gue gugup, gue hampir nabrak orang yang berjalan berlainan arah sama gue. Jaehyun pun merangkul bahu gue.

Skinship gue sama Jaehyun ga sampai situ. Dia kadang cubitin pipi gue waktu kita di eskalator, yang ngebuat gue blushing banget dan ngebuat Jaehyun ketawa lebar.

"Udah ih jangan cubit lagi," ucap gue, sambil melindungi pipi gue yang semerah tomat.

"Iya deh, hati-hati turunnya," Jaehyun merangkul pinggang gue.

Wah. Gue yang jarang banget bersentuhan sama orang lain agak terkejut dengan skinship yang diberikan Jaehyun.

Jam 8, gue diantar ke stasiun tempat tadi gue dijemput sama Jaehyun.

Gue langsung masuk kereta dan untungnya lagi sepi banget. Cuma ada beberapa orang dan itu ngebuat gue jadi nyaman. Pasang headset di telinga, siap tidur selama perjalanan ke stasiun deket rumah.

"Ah, lo lagi."

Gue membuka mata, mendengar suara cowok yang gak asing.

"Ck," gue mendecak, sambil ngelirikin Taeyong. Iya, cowok yang gak asing suaranya tadi adalah Taeyong.

Gatau kenapa ya, tiap ketemu Taeyong tuh gue males aja gitu. Apalagi pas lihat mukanya yang songong.

"Mana cowok lo? Gak nganterin pulang?" tanyanya, setelah duduk dengan jarak setengah meter dari gue.

"Gausah bikin gue pengen nonjok lo ya, Yong." ucap gue malas-malasan.

"Gue cuma nanya, loh. Gak ngajakin lo berantem," jawab Taeyong dengan kekehannya yang terdengar sinis.

"Nada lo ngomong kaya orang ngajakin berantem," komen gue. Kemudian kembali memejamkan mata.

"Lo turun mana?" tanya Taeyong dengan suara yang agak keras. Kayanya dia sengaja ngagetin gue yang baru aja pules tidur.

"Kepo."

"Oh, ada ya stasiun kepo?" tanyanya.

Gue ngelirik dia dengan sinis, "ya nggak lah, Yong,"

Taeyong ngangkat bahu, "ya emang siapa juga yang percaya."

"Elo." jawab gue singkat.

"Nggak."

Lah? Taeyong kenapasi.

Gue kemudian menegakkan badan, duduk sedikit miring kearah Taeyong.

"Jujur deh, lo kesepian kan, jadinya ngajak gue ngobrol?" tanya gue sok pede. Oke, gapapa. Gue bebas.

"Iya."

Gue mendelik, "Astaga jujur amat."

Taeyong ngelirik gue sinis. "Lo sama Jaehyun baru deket?" tanya Taeyong setelah beberapa jeda.

Gue menjawab dengan jujur, "baru pertama kali ini sih keluar bareng dia."

"Ooh," Taeyong ngangguk-ngangguk. Ngebuat gue gagal paham.

Taeyong kemudian merebut hp gue yang gue pegang, gue sontak protes, "eh, lo mau ngapain?!"

"Nyimpen nomer sama id line gue. Kalo ada apa-apa, lo bisa hubungin gue," ucapnya.

Nothing [LTY] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang