22

1.4K 239 13
                                    

"Ck, udah gue bilang. Lihat konteks kalimatnya! Terus yang ini juga, teks apaan sih ini lo malah jawab strukturnya teks prosedur. Jelas beda!"

"Ish, lo gimana sih? Kok pake rumus yang itu? Kan udah gue bilang pake rumus yang bakal mudahin lo. Bukan malah bikin ribet gini."

Yah, gitu lah kalau gue sama Taeyong jadi mentor masing-masing. Pake emosi semua.

Temen-temen gue yang lain jadi gak ikut belajar bareng gue sama Taeyong ya karena ini. Emosi semua kalo ngajarin. Tapi, untung sih. Nilai ulangan pertama gue naik. Taeyong juga.

"Air dingin mana?" tanya Taeyong. Udah serak habis teriak-teriak.

"Kulkas lah!" jawab gue sewot, efek emosi habis ngajarin Taeyong.

"Mau gak lo?"

"Mau."

Taeyong ngelirik gue sambil mendecih, "gausah sewot gitu kalo lo juga mau diambilin"

"Suka-suka gue."

Gamau ribut lagi, Taeyong langsung ambil botol minum yang habis dia keluarin dari kulkas dan dua gelas kosong.

"Air biasa juga, Yong. Di meja makan," suruh gue.

Taeyong menghela napas, tapi dia lakuin apa yang gue suruh.

"Gue laper. Lo mau makan apa?" tanya Taeyong setelah dia duduk di samping gue dan menuangkan air es kedalam gelas.

Gue juga ikut, mengisi setengah gelas dengan air es dan setengahnya lagi dengan air biasa.

"Gacoan."

Taeyong malah noyor kepala gue, "bego. Kemarin lo udah makan mie. Gaboleh mie lagi sekarang."

"Kan pengeen. Gue belom lega kalau belom makan mie pedes. Kemarin tuh level 4 masih belom pedes, gue mau coba yang level 5."

"Terserah lo, kalau lo mau lambung lo infeksi."

Gue menghela napas, "yaudah lalapan."

"Apa namanya?" tanya Taeyong, sambil ngescroll hp nya, buka aplikasi grabfood.

"Gaada di grab. Lo aja yang berangkat sana. Deket kok, kiri jalannya pintu keluar dari perumahan gue."

"Males banget."

"Ish, yaudah grabfood gacoan."

"Gak gak. Ayo lo ikut juga. Makan disana aja."

"Repot bener hidup lo," komen gue, tapi gak beranjak dari sofa.

Taeyong udah ambil kunci motor sama jaketnya. Dia teriak, "cepetan!"

Astaga gue yang baru aja mau nyentuh hp langsung kaget. Otomatis cepet berdiri dan ngambil outer di kursi meja makan. Takut gue kalo Taeyong udah teriak, ditambah ekspresinya yang udah kaya mau marah.

"Yong, mendung. Makan dirumah aja kali ya?" ujar gue sambil melihat awan yang berwarna abu-abu.

"Lihat nanti aja." jawabnya singkat.

Gue langsung naik ke motornya setelah dia nyalain mesin. Dan kami langsung berangkat ke warung lalapan.

Belom aja gue turun dari motor, ujan langsung turun deras. Jadi, kami memutuskan untuk makan di warung sambil nunggu ujannya reda.

Kan warung lalapannya pinggir jalan tuh, otomatis kan anginnya bisa masuk lewat mana-mana, dan itu ngebuat gue pilek tiba-tiba. Udah biasa sih, kalo kena dingin bakal langsung pilek.

"Yong, dingin," ucap gue dengan suara bindeng gue yang udah muncul.

"Terus? Gue juga kedinginan."

Nothing [LTY] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang