30

2.2K 258 18
                                    

"Ng-nggak bisaa! Gue besok balik ke Indo-aah!"

Taeyong tidak mengindahkan ucapan Nana. Dia mendorong tubuh Nana dan langsung mengecup telinga sampai lehernya. Sesekali dia menggingit leher Nana sampai wanita itu mendesah.

"Lusa nggak bisa?" tanya Taeyong, hanya memberi jeda sebentar untuk Nana bernapas.

"Nggak bisa-ah! Taeyong, pelan!"

Taeyong mengusap leher Nana, "maaf, sakit, ya?"

"Iyalah!"

"Iya-iya maaf! Ini pelan!"

"Taeyong, tangannya-ah!"

Gerakan Taeyong terhenti akibat handphone Nana yang berbunyi lama. Tanda ada telepon masuk.

"Ambilin." suruh Nana ke Taeyong biar mengambilkan hp nya di lantai. Dia udah sedikit lemas walau cuma dicium sama Taeyong.

Taeyong nurut, "Mitha." ucapnya membaca dengan nada kesal, siapa seseorang yang mengganggu kegiatannya.

Nana langsung duduk, membenarkan kemejanya yang sudah hampir seluruh kancingnya terbuka dan mengangkat telepon.


"Ibu? Ya ampun, Bu! Bu Nana ada dimana? Saya cari di kamar nggak ada. Ibu nggakpapa, kan?"

"Tenang, Mit. Saya gapapa. Ada apa?" Nana melirik Taeyong yang mendekatkan kepalanya di hp-nya, menguping pembicaraan dengan Mitha.

"Besok jadwal penerbangan jam 8 pagi, Bu. Saya perlu membantu Ibu packing, kan?"

Nana menjauhkan kepalanya dari Taeyong, dia melihat ekspresi Taeyong yang seperti anak kecil, sedih karena besok Nana harus pulang. Namun kemudian, Nana mengalihkan pandangannya, nggak mau melihat wajah Taeyong yang seolah memohonnya agar tidak pulang.

"Aah!" seru Nana refleks karena Taeyong sengaja meremas bagian sensitif bagi Nana. Wanita itu melotot. Mitha, sekretarisnya langsung panik.

"Ibu? Ibu nggakpapa?! Ibu ada dimana? Saya jemput segera, ya, Bu?!"

Nana menghela napas, menahan dengan susah payah untuk tidak mengeluarkan desahannya karena Taeyong masih terus menggodanya, "Nggak perlu. Besok kamu pulang duluan saja, pesankan jadwal lusa untuk saya."

"Eh? Kenapa, Bu?"

"Ada yang harus saya urus."

"Em, baik, Bu."

"Bisa ya, Mit?"

"Bisa, Bu."

Nana langsung mematikan sambungannya dengan Mitha dan kemudian menatap Taeyong tajam.

"Gue masih nelfon! Bisa-bisanya lo ngelakuin itu? Heh?"

Taeyong tersenyum bak anak kecil, "sini, peluk."

Nana menghela napas, Taeyong versi anak kecil gak bisa ngebuat dia marah.

"Love you." ucap Taeyong ditengah pelukannya.

"Love you, too."

Dan mereka kemudian melanjutkan kegiatan malam mereka yang menjadi panjang hari ini. Menyalurkan semua perasaan rindu, sedih, juga marah yang selama ini saling mereka pendam.


•••


"Morning." sapa Taeyong saat melihat Nana keluar dari kamar hanya memakai kemeja dan celana dalam.

Nothing [LTY] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang