Stammi piu vicino
(baca: Sta-me pyoo vee-chee-noh)
Yang artinya, jangan pergi, tetap di sini dekatku. Rasanya memang selalu saja ingin dekat dengannya dan tak ingin berjauhan setiap bertemu. Melihatnya tertawa, berbicara, berjalan, membenarkan rambu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Namjoon! Kemari sini!"
"Jack! Lu kesana cepet!" Pria yang dipanggil Namjoon itu menunjuk lorong sempit samping ruang laboratorium, dan menyuruh temannya-Jackson-untuk bersembunyi disana.
"Terus lu gimana?"
"Tenang, lu kesana aja dulu!" Namjoon mendorong sohibnya supaya cepat bersembunyi. "Halo pak jo!"
Namjoon menyapa gurunya yang tengah terengah-engah karena berlari mengejar Namjoon, bagaimana tidak terengah-engah? Jika ia berlari saja membawa buntalan daging didalam perut buncitnya. "Mau kemana? Bolos lagi hah?!"
"Tidak kok pak"
"Lalu?"
"Mencari udara segar pak, hehe"
"Banyak alasan! Kembali kekelas, cepat!" Pria berumur kurang lebih 45 tahun itu menjewer telingan Namjoon.
"A-aduh pak! Lepas, sakit! Lepas pak!"
"Masuk kelas sekarang!"
"I-iya ini mau masuk, lepas dulu"
Sedetik kemudian Namjoon mengelus telinganya yang kena jewer pria tua itu. Dan telinganya sudah berubah menjadi merah. "Sakit tau pak"
"Sudah tau sakit masih saja nyari gara-gara sama saya!"
"Siapa juga yang cari gara-gara sama bapak" Namjoon menatap tepat kemata gurunya itu, tak peduli itu tindakan sopan atau tidak.
"Sudah sana, masuk kekelasmu! Sebelum saya seret kamu ke BK"
Namjoon hanya mendengus lalu berjalan meninggalkan gurunya itu. "Heh! Arya! Kelasmu disana, kenapa malah kesitu?!"
"Nama saya Namjoon pak Jo"
"Iya, Namjoon Arya Wicaksana, kan?"
"Namjoon saja Pak"
"Kebanyakan alasan, mau apa kesana?!" Pak Jo menunjuk ruangan laboratorium yang akan Namjoon datangi.
"Mengambil barang yang tertinggal pak" Namjoon menyengir dengan wajah tak bersalahnya, Pak Jo hanya menghela nafasnya lelah. Ia lelah meladeni murid yang sialnya menjadi anak pemilik sekolah ini. Ingin mengapa-apakan jadi bingung sendiri kan.
"Apa lagi Namjoon?" Tanya Pak Jo frustasi.
"Buku, sudah bapak kembali saja kekantor, tidak baik panas-panasan seperti itu Pak" Namjoon menunjuk matahari yang bersinar terang, jam setengah 1 siang bayangkan panasnya seperti apa.
"Ck, yasudah ambil! Setelah itu kembali kekelas, kalau saja saya mendapat laporan kau membolos lagi, sudah kupastikan kau akan kulaporkan kepada ayahmu" Pak Jo tidak ingin mendengar jawaban Namjoon yang semakin membuat darahnya semakin mendidih, lebih baik ia tinggal masuk kekantor saja.