1

10K 699 33
                                    

"Ini Meningioma"

"Tuan mengidap Meningiogma atau Tumor selaput otak"

Deg

Gulf terpaku Mendengar pernyataan dokter atas sakit yang diderita dirinya.

"Tumor itulah yang menyebabkan rasa pusing dan gangguan penglihatan yang tuan alami"

"Anda harus segera melakukan biopsy untuk mencegah tumor itu semakin membesar."

"Jika menjalani operasi, tuan bisa bertahan sekitar 1 tahun bahkan 2 tahun. Namun jika tanpa operasi hhm.. saya rasa hanya akan bertahan selama 4 bulan." jelas sang dokter.

Air mata mengalir dari sudut mata Gulf. Dia menundukan kepalanya menahan nangis dan sesak didadanya. Ia tak boleh sakit, Siapa yang akan menjaga ibunya kalua ia tidak ada?

"Berapa kira-kira biaya untuk biopsy itu dok?" tanya Gulf

"Biayanya mulai dari 70 juta hingga 200 juta tergantung sudah seberapa parah tumor tersebut. Tapi jika saat ini tuan segera melakukan biopsy mungkin butuh biaya 100 juta karna tumornya sudah cukup besar dan beresiko."

Gulf tertegun mendengar harga yang diucapkan sang dokter.

"Dari mana aku dapat uang sebanyak itu?" tanya Gulf dalam hatinya

"Hhm dok, kalua saya tidak menjalani operasi bagaimana dok?"

"Selama 4 bulan kedepan mungkin tuan tidak akan bisa hidup secara normal. Rasa sakit yang tuan derita selama ini mungkin bisa bertambah parah. Terlebih tuan bisa perlahan-lahan kehilangan penglihatan anda." jelas sang dokter.

Gulf mengangguk kecil dan membuang pandangannya ke arah lain sambil mengusap air mata yang membasahi pipinya.

"Saya mungkin hanya bisa membantu tuan dengan memberikan obat pereda sakit jika tuan belum bisa menjalani operasi." sambung dokter itu.

Gulf menghela nafasnya kasar dan mengangguk setuju pada dokter tersebut.

.

.

.

*ditempat kerja gulf*

Gulf bekerja disalah satu café sebagai pelayan disana. Setelah pulang dari rumah sakit, Gulf buru-buru pergi ke café tempat ia bekerja karna ia sudah terlambat.

Ting

Gulf membuka pelan pintu café itu dan langsung masuk ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dan bersiap bekerja.

"Gulf! lagi-lagi kau terlambat!" ucap San sang pemilik café.

"Khot thot phi, tadi aku"

"Aah jangan banyak alasan Gulf! Lebih baik kau berhenti bekerja disini aku tidak butuh karyawan pemalas sepertimu!" bentak San padanya.

"T-tapi phi, aku sedang butuh uang saat ini. Ijinkan aku tetap bekerja disini phi, aku mohon." pinta Gulf sambil memegang tangan San dan langsung ditepis begitu saja olehnya.

"Aku tidak perduli Gulf! sekarang pergi dari sini! aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!" San kemudian mendorong Gulf dan pergi meninggalkannya.

Love yang melihat temannya didorong oleh sang bos pun langsung menghampiri Gulf dan membantunya.

"Ya ampun Gulf, kau tidak apa-apa?" tanya Love sambil membantu Gulf untuk bangun.

"Aku tidak apa-apa Love, khob khun naa." jawab Gulf

"Khot thot na Gulf, Love tidak bisa bantu Gulf."

"Mai pen rai Love, ini juga salahku. Kau jangan sedih na." Gulf berusaha menenangkan sahabatnya itu.

Epiphany (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang