Result - Liskook

155 20 0
                                        

    "Hey, aku hanya bercanda, lho."

    Lisa yang dengar penuturan ringan itu dari celah bibir Jungkook tak lantas menghentikan aksi mogok bicara. Salah Jungkook sendiri, siapa suruh membelikannya mainan berbentuk kecoa? Padahal laki-laki bergigi kelinci itu sudah tahu betul mengenai berapa persen kadar benci dan jijiknya dia dengan hewan kotor itu. Tadi pagi, Jungkook meletakkan mainan itu di sebelah gelas sikat giginya. Karena cukup terkejut dan kepalang panik, dia pun menjerit tak karuan sambil lafalkan nama Jungkook berkali-kali. Tapi dasarnya Jungkook yang nakal, pria itu malah menonton saja di ambang pintu kamar mandi sembari melipat dua tangan.

    Dia abaikan tatapan memelas yang Jungkook piaskan melalui netra. Peduli setan kalau sampai Jungkook demam karena dia sengaja membiarkan pria itu tidur di luar malam ini. Eh, apa dia terlalu berlebihan? Ah, tidak juga. Itu balasan yang setimpal, bukan? Lisa mencintai Jungkook. Tapi dia masih punya otak untuk tidak tunduk begitu saja dengan apa-apa yang Jungkook kehendaki. Dia punya hak, maka Jungkook juga demikian. Dia dan Jungkook sama, tidak ada yang poin-poin tertentu yang bisa membuatnya dan Jungkook dikenai permasalahan perihal gender.

    Perempuan harus bisa memasak. Perempuan harus bisa menyapu dan mengepel lantai. Perempuan harus pintar memijat. Perempuan harus bla, bla, bla. Omong kosong. Lisa bahkan tidak bisa menggoreng telur.

    Dia tidak terlalu peduli dengan amanat-amanat kolot yang diberikan orang tuanya tiap akhir pekan. Zaman sekarang, semua serba canggih. Dia tidak bisa memasak, maka ada aplikasi yang akan dengan mudah bisa dia gunakan setiap hari. Jungkook juga tidak mempermasalahkan hal itu asal dia betah-betah saja di rumah. Jungkook hanya berpesan agar jangan ke mana-mana saat rumah dalam keadaan kosong. Lihat? Bahkan suaminya tidak begitu peduli mengenai segala harus yang diamanatkan orang tuanya. Lantas, apa dia wajib bersikap seolah peduli dan tunduk begitu saja? Oh, tentu tidak bisa begitu. Lisa adalah perempuan merdeka. Kendati sudah jadi ibu rumahtangga sekalipun.

    Dia ambil sebuah selimut dari tumpukan-tumpukan selimut yang lain di lemari. Berjalan dengan bibir mengerut sebal karena Jungkook terus-menerus membuntutinya sembari memohon. Mau pipis di celana sekalipun, Jungkook harus dapat hukuman.

    "Lisa, maaf," kata Jungkook dengan satu tangan yang berhasil memenjara tangannya. "Aku salah. Tadi pagi aku hanya bercanda saja, sungguh."

    Lisa hentakkan cengkeram tangan Jungkook hingga terlepas. Ditatapnya mata Jungkook dengan pandangan berkilat marah. "Aku tidak suka caramu mengajakku bercanda, Gguk." Sambil menunjuk hidung mancung suaminya dengan jari telunjuk.

    "Aku harus bagaimana supaya kau mau memaafkanku?"

    "Tidur di luar." Lisa beri aksentuasi di tiap pemenggalan katanya.

    Setelah melempar satu buah bantal dan selimut ke arah Jungkook, dia pun masuk kembali ke dalam rumah. Namun belum sempat tangannya mengunci pintu, dua tangan Jungkook sudah lancang saja hendak menghentikan pergerakannya. Dia tepis dua tangan pria itu dengan kasar sebelum melongokkan kepala ke luar sembari tatap Jungkook tajam-tajam. Enak saja mau masuk, Jungkook sekali-kali harus diberi pelajaran.

    "Tidur–di–luar. Kau tidur di luar, paham?"

🦋

Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang