Chap 4.

2.9K 349 29
                                    

Makan siang kali ini adalah makan siang paling mengerikan seumur hidupku, bagaimana pria menyebalkan itu bisa begitu dekat dengan ayah dan ibuku atau jangan jangan dia menggunakan pelet ya pada keluargaku. Aku menyipitkan pandanganku padannya, dan dia hanya memasang wajah datarnya.

"Win berhenti bertingkah seperti itu, kau sudah lama tak pernah membawa temanmu kemari jadi harusnya kau menyambut temanmu yang datang kesini sekarang."

Aku menoleh pada ibuku kemudian mendecak kesal. "Mae dia bahkan bukan temanku."

"Oh jadi pacar. UHUK."

Aku memeberikan tatapan tajam pada ayahku yang malah semakin ngawur. "Pho kami berdua tidak dalam hubungan apapun, jangan bermimpi pho. Dan kau! Bantu aku memberitahu Mae dan Pho ku."

Pria es didepanku terlihat mengangguk. "Khun Mae, Khun Pho.. Sebenarnya kami-"

"Tunggu, kenapa kau memanggil Mae dan Pho ku sama denganku?"

"Pho yang menyuruhnya."

"...." Sudah kuduga.

"Lanjutkan luk."

Bright terlihat menegakan duduknya. "Jadi sebenarnya kami memang bukan teman maupun pacar, kami suami istri."

Aku tersenyum manis sangat manis, kaki kiriku ku pakai untuk menendangnya di bawah meja. "Ohoo, kita suami istiri? Sungguh OMONG KOSONG KAU BRIGHT VACHIRAWIT! PERGI KAU MAHLUK TAK JELAS DARI RUMAHKU."

Aku segera bergerak kearahnya dan menyeretnya keluar, aku membawanya kearah mobil dan langsung memasukannya tapi manusia ini malah terus membuka pintunya.

"Baiklah aku menyerah!"

Aku menggeram frustasi, menyeretnya keluar rumahku saja sudah membutuhkan tenaga ekstra. Dan lihatlah dia, dia bahkan hanya memasang wajah polos tanpa dosa.

"Bisakah kau pergi dari rumahku?"

Bright mengangguk. "Tentu, asal kau memintanya dengan lucu."

Mati saja kau Bright.

"p'Bright khrab tolong pergi dari rumahku." Aku tersenyum manis.

"Apa? Coba ulang lagi."

Manusia sialan.

"p'Bright khrab, pulang sekarang na win gamau phi kenapa kenapa na pulang sekarang na na na na...."

Runtuh sudah image cool seorang Win, aku ingin cepat cepat membunuh orang yang ada di depanku di ini.

"Baiklah istriku." Bright masuk kedalam mobilnya dan langsung meninggalkanku, aku masih belum menurunkan senyumku.

"Anj***#@=!#*":=#Tiiiiiiiiiittttttttt."

****

"Win kau hari ini ke klub?"

Aku menolehkan wajahku dan melihat bas yang kini menempel di punggungku. "Kenapa?"

"Bisakah kau menemaniku pergi ke rumah sakit p'Godt?" Bas memasang wajah memelasnya yang anehnya selalu berhasil membuatku luluh.

"euhh ituuu-"

"Ayolah win na na na."

"Baiklah - baiklah."

Kami berdua bergegas menuju mobil bas, sebenarnya aku cukup beruntung karna bas mengajakku ke rumah sakit karna jika tidak aku pasti akan bertemu mahluk hijau dan mahluk aneh itu disana. Saat kita sampai di rumah sakit aku dan bas segera masuk dan meminta kepada suster disana untuk menunjukan kamar tempat p'Godt melakukan magangnya.

"Win hoi Win lihat itu p'Godt!"

Aku buru - buru mengalihkan pandanganku dan meliat orang yang bas maksud, itu memang p'Godt tapi siapa wanita di sebelahnya? Aku tak mau banyak bertanya karna jika aku salah sedikit aku yakin bas akan marah seketika.

"Bas, apa kau baik saja?"

Kulihat bas hanya diam tak menjawab tapi dari raut wajahnya aku bisa melihat kekecewaan, aku menarik temanku menjauh dari sana. "Berfikir positif Bas mungkin saja itu pasiennya."

Bas mengangguk lemah dan itu membuatku tak tega melihatnya sedih. Sialan wajah bayi itu.

"Bas bagaimana kalau kita pergi untuk-"

"Win?"

Seseorang memanggilku dan saat aku membalikan tubuh aku melihat p'Earth yang kini berdiri tak jauh dariku.

"Waddee khrab p'Earth. Sedang apa phi disini?"

P'Earth menggaruk tengkuknya sambil jalan kearahku. "phi baru saja datang untuk menjenguk ibu phi."

Aku mengangguk mengerti, kami bertiga akhirnya memutuskan untuk makan siang bersama dan yang bas lakukan hanyalah melamun dan melamun. Kami bertiga makan dengan nyaman sampai seseorang datang ke meja kami dan langsung duduk di sebelahku, aku menatapnya dengan kesal.

"Kursi di depanmu masih kosong kenapa kau duduk disini! Pergi kau."

Aku mendorong Bright agar pindah dari kursi sebelahku tapi dia malah tak bergerak sedikitpun. "Tidak."

Aku melihat bright kini menghadap padaku dan langsung menangkup pipiku.

"Apa yang kau lakukan!"

Matanya menyipit dan itu membuatku tak bisa banyak mengeluh. Aku tak tau kenapa.

"Siapa dia?"

Aku mengerjapkan mataku. "Siapa? Siapa yang mana maksudmu? "

"Mereka berdua yang duduk bersama mu is-"

Aku segera menutup mulutnya sebelum teman temanku memberiku pertanyaan tak berguna. "Jika kau berani memanggilku dengan sebutan itu ku pastikan jarimu semua lepas dari tanganmu!"

Bright hanya mengangkat bahunya dan itu jelas membuatku kesal.

"Hei siapa kau? Win terlihat tak nyaman tolong lepaskan tanganmu dari wajahnya."

Aku menoleh pada p'Earth. "Tolong aku phi."

Lagi lagi Bright sialan menarik wajahku agar melihat padanya. "Kenapa kau bisa memanggilnya phi dan tak bisa memanggilku phi juga? Kau pilih kasih."

"Kau itu menyebalkan, kau itu aneh, kau itu selalu membuatku marah, kau itu memiliki sikap absrud bagaimana aku bisa memanggilmu phi. Kau berbeda dengan p'Earth dia Cool, Tak banyak bicara, dan yang jelas dia tak menyebalkan, dan tak membuatku marah. Mengerti tuan Bright Vachirawit?"

Bright lagi - lagi menyipitkan matanya."Kau tau? Kalimat itu menyakitiku."

Aku mengerjapkan mataku sadar apa yang aku katakan tiba - tiba saja hatiku merasakan sakit, Bright berdiri dari tempat duduknya bersiap pergi dan entah dorongan apa aku malah menarik tangannya sampai kini wajah kami tak lebih berjarak dari 5cm.

"Win minta maaf na."

Entah setan apa yang masuk dalam tubuhku tapi melihatnya marah membuatku takut, Bright terlihat diam dengan wajah datarnya dan sedetik kemudian dia malah mencium bibirku di depan umum. Aku membelalakan mataku kaget dengan apa yang baru saja terjadi.

"Jangan memuji siapapun di depanku, jangan melirik siapapun di depanku, jangan menyukai siapapun selain aku. Win metawin, kau sudah aku klaim sebagai istriku."

ผมรักคุณ (Love Pattern) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang