Belum Terlambat

167 19 3
                                    

Pertama-tama... MAAFKAN AING KUREHA :"V

GAADA IDE SUMPAH. Akhirnya w nemu ide utk ultah Kureha n Rei, tpi digabung. Awal-awal buat udah bagus, tapi pertengahan hingga akhir kok jelek sih :") w gabisa nulis yang serius setannn yaudah lah >:"v

Anyway Happy Belated Birthday, Kureha Haimura! Harusnya tanggal 23 Maret aing buatnya sih ya :")

Trs Happy Birthday, Rei sialand.

Udah lah lgsg aja

Warning cringe krn w gabisa nulis serius n w jg gabisa nulis battle scene.

•••

Pada suatu hari di Sekolah Sihir dan Pertempuran Schwarzend, terdapat seekor Rei di Kelas Sihir Nero XII Dyo (itu nama kelasnya)... Eh, seekor? Maksud saya seorang remaja berambut putih yang bernama Rei. Bukan uban, bukan... Memang begitu warna rambutnya. Kenapa? Karena authornya suka cowo ubanan- //ditonjok author

Hm? Tunggu. Oh, di kelas itu bukan cuma Rei saja. Ada Kureha juga! Dan ada manusia-manusia lain yang sama sekali tidak penting. Sudahlah, lanjut saja.

"Selamat pagi, semuanya." Sejak kapan ada guru di depan kelas? Tidak apa-apa lah, toh dia tampan. Maaf, maaf! Saya tahu saya hanya seorang narator yang tidak seharusnya memberi terlalu banyak komentar, tapi saya tidak dibayar untuk menarasikan cerita ini! Bayangkan! Tidak dibayar! Kalian tidak tahu betapa sedihnya saya?!

Erm... Maaf. Saya lanjut lagi.

"Selamat pagi, Profesor Lagnos!" jawab para murid dengan semangat. Tidak semuanya semangat, sih. Kalian bisa membayangkan Rei semangat? Dia hanya semangat kalau bisa mendapatkan kesempatan menghajar teman-temannya dengan sihir peledaknya- maaf, saya lupa. Saya diam saja.

...

Oh, iya! Kenapa saya diam?! Saya kan narator! Aduh, maaf, saya lupa! Baik, saya lanjut...

(Boleh gak sih saya ganti narator? Narator satu ini gak guna banget sumpah.)

"Hari ini, saya akan mengajarkan mantra yang sedikit berbeda dari biasanya. Mantra ini tidak ada kaitan dengan elemen, jadi semua kelas sihir akan diajari mantra ini." jelas Profesor Lagnos. Ia berhenti sejenak untuk memeriksa apakah murid-muridnya mendengarkan atau tidak.

Setelah melihat semua murid tampak serius mendengarkan, Profesor Lagnos melanjutkan penjelasannya. "Ini adalah mantra untuk kembali ke masa lalu. Dengan menggunakan mantra ini, kalian bisa kembali ke maksimal tiga jam sebelumnya. Namun, sebaiknya kalian tidak sering-sering menggunakan mantra ini, karena mantra ini akan mempengaruhi kesehatan kalian."

Profesor Lagnos berhenti untuk mengambil nafas. "Saya akan mengajarkan kalian cara menggunakan mantra ini. Hanya pengguna sihir yang berada di jarak yang dekat dengan kalian saja yang bisa merasakan setiap kali kalian menggunakan sihir ini. Oke, jadi saya akan mundur ke lima menit yang lalu. Diingat ya, sekarang jarum panjang angka dua."

Para murid menatap jam dinding yang ada di depan kelas. Benar, saat ini jarum panjang berada di angka dua.

"Jadi cara menggunakannya begini. Ucapkan pelan-pelan dengan penekanan kata yang tepat."

"Gyríste píso ta chéria tou chrónou." ucap Profesor Lagnos dengan tenang.

Tiba-tiba, para murid merasakan sesuatu. Mereka merasa ditarik. Setelah sensasi itu berlalu, Profesor Lagnos menunjuk ke arah jam dinding. Jarum panjang kini berada di angka satu.

Profesor Lagnos tersenyum. "Baik, sekarang coba satu-satu ke depan kelas. Pertama... Absen 12."

Kureha yang terpanggil hampir meloncat kaget. Ia berdiri dari bangkunya dan berjalan ke depan kelas dengan tegang. Ia berdiri kaku di depan kelas.

𝐈𝐝𝐢𝐨𝐭𝐢𝐜 𝐐𝐮𝐚𝐫𝐫𝐞𝐥𝐬 [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang