Berubah

46 5 8
                                    

Soshi mencoba membuka kedua matanya. Entah kenapa, ia tidak bisa melihat apa-apa. Ia merasakan sakit pada punggung dan lehernya. Ia mencoba bergerak dan meringis mendengar suara retakan pelan dari punggungnya.

Kedua tangannya meraih matanya yang masih tidak dapat melihat. Ia meraba matanya dan mendapati tangannya diselimuti kotoran mata yang lengket. Dengan cepat ia menggaruk-garuk kedua matanya itu.

Akhirnya ia bisa melihat. Ternyata ia tertidur di lantai kamarnya. Ia duduk dan menggaruk kepalanya yang memang terasa gatal. Bagaimana ia bisa berada di lantai? Mungkin ia tidak sengaja terjatuh saat tidur.

Ia mengangkat bahu dan mengambil handphone miliknya. Senyuman terpasang di wajahnya ketika ia melihat tanggal.

"12 Oktober! Besok gua ultah! HOREEE!!" Soshi kegirangan sendiri. Ia langsung berlari menuju kamar mandi setelah melempar handphone nya ke atas kasur dengan sangat tidak elegan.

-

Soshi berjalan ke ruang makan dengan senyuman yang sangat lebar. Besok ia berulang tahun! Akhirnya setelah sekian lama, teman-temannya akan menunjukkan sedikit sopan santun kepadanya. Selama ini ia selalu dinistakan dan kini ia sudah lelah.

"Lo kenapa? Kayak habis ditembak Shiho. Eh, tapi itu nggak bakalan pernah terjadi ya, ups." ucap Rei setelah Soshi sampai.

Soshi duduk, masih tersenyum lebar seakan ia tidak mendengar Rei. Ia tidak melihat Hajime dan Shiho saling menatap dan menyeringai.

Himeko dan Yutaka datang dari dapur membawa sarapan. Soshi yang awalnya senang kehilangan senyumannya setelah ia melihat apa yang disajikan.

"Hah? Sayur? Kenapa sayur?" rengek Soshi. Hajime juga terlihat tidak puas.

Himeko meringis. "Gue lupa belanja. Cuma ada sayur. Lagian kalian jarang makan sayur, jadi sesekali makan sayurnya. Kalian kurang gizi."

Soshi merengek lagi, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Ia memakan habis sarapannya dengan wajah sedih. Iya, ia memang dramatis seperti itu.

-

Dengan polosnya, Soshi meninggalkan piringnya di atas meja makan. Ia bahkan tidak mengucapkan terima kasih. Ia pergi begitu saja.

Lelaki berambut hitam itu kini berada di ruang tamu, menduduki sofa sembari menonton sesuatu di handphone nya. Ia tertawa terbahak-bahak seperti orang gila. Memang gila, sih.

"Soshis? Sini bentar!" Soshi mengeluh mendengar Shiho memanggilnya. Ia bangkit dari posisinya yang sudah nyaman dan menghampiri mereka dengan langkah-langkah yang sangat tidak ikhlas.

Shiho dan Hajime berdiri di dekat sofa itu. Entah kenapa Shiho sedikit mengangkat handphone miliknya seakan sedang merekam sesuatu. Hajime memegang sebuah konsol.

"Apa?" Soshi yakin ia terdengar seperti ia sama sekali tidak memiliki niat untuk membantu mereka.

"Ambilin laba-laba mainan yang ada di kamar gua." Hajime menyuruhnya dengan wajah tanpa dosa.

"Enak aja, ambil sendiri! Lo punya kaki, kan?" Soshi tidak mau kalah.

"Udah bagus banget posisi berdiri gua. Kalau gua ke kamar terus kembali lagi ke sini, nyari posisi kayak gini bakal susah." balas Hajime santai.

"Ya Shiho kan bisa!"

"Alasan gua sama kayak Hajime," Shiho tidak melepaskan pandangannya dari handphone yang ia pegang. "Ambil laba-laba nya, tolong. Lo nggak keberatan, kan?"

Soshi ingin menjawab bahwa iya, ia sangat keberatan, tetapi ia tidak ingin nyawanya dihabisi sehari sebelum ulang tahunnya. Ia pergi meninggalkan ruang tamu dan menghampiri kamar Hajime.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐈𝐝𝐢𝐨𝐭𝐢𝐜 𝐐𝐮𝐚𝐫𝐫𝐞𝐥𝐬 [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang