Meet My Sister

1.6K 105 3
                                        

Sejak 3 hari yang lalu Vanesha atau Sasha sudah membuat janji dengan Vivi, Kakak perempuannya yang merupakan seorang dokter kecantikan. Kak Vivi sudah menikah sehingga tidak tinggal bersama Vanesha dan orang tuanya, ia juga telah memiliki seorang anak perempuan yang sangat menggemaskan.

Hari itu memang sudah jadwal Sasha untuk perawatan kulit, dan kebetulan Kak Vivi juga sedang ada jadwal praktek. Sasha sudah menghubungi Kakaknya, dan akan segera menuju ke Klinik. Dengan mengenakan celana jeans dan atasan crop berwarna pink serta flatshoes putih, Sasha tampak manis sekali.

"Mah..Sha jalan dulu ya." Sasha menghampiri Mamahnya yang sedang merapikan tanaman bunga kesayangannya di halaman rumah.

"Sendiri aja, Sha perginya?" Mamah Sasha sudah tau kemana putrinya akan pergi karena Sasha sudah minta izin sejak semalam.

"Iya, Mah. Pengen ajak Yola, tapi dia lagi ada acara keluarga."

"Yaudah hati-hati, jangan ngebut. Salam buat Vivi ya, Sha."

"Siap Ibu negara, hehehe. Assalamualaikum." Sasha mencium tangan dan pipi Mamah Indah.

"Walaikumsalam"

Perlahan Sasha mengeluarkan Mini Cooper berwarna pink miliknya dari garasi rumah. Mobil baru Sasha yang merupakan hadiah dari Papahnya, Fahmi Dharmawan Haris. Beliau adalah pemilik perusahaan Haris Group, sehingga bukan hal yang sulit memberi hadiah putrinya sebuah mobil yang terbilang mewah. Hadiah itu tidak diberikan begitu saja, melainkan karena Sasha berhasil lulus ujian tes masuk perguruan tinggi terbaik di Jakarta.

Sasha melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Perjalanan dari rumahnya menuju Klinik biasanya hanya memakan waktu 30 menit, tetapi jalanan ibukota selalu ramai dan macet sehingga kali ini butuh waktu hampir 1 jam dalam perjalanan. Hingga Sasha dapat mengecek ponselnya sesekali dan melihat ada chat dari Kak Vivi.

Kak Vi
"Dek, udah sampe mana?"

Sha
"Di jalan Kak, macet banget :(. Udah deket kok tapinya."

Sepuluh menit kemudian, akhirnya Sasha tiba di Klinik. Saat ia hendak turun dari mobil, ponselnya berdering.

Incoming Call
Yola

"Iya hallo...ada apa, Yol?" Sasha menjawab telopon sambil keluar dari mobil dan berjalan memasuki Klinik.

"Sha...lo udah di Klinik? Kira-kira balik jam berapa?"

"Mungkin jam 3, Yol. Emang kenapa?"

Belum sempat Yola menjawab, Sasha mendengar samar suara laki-laki sedang menggangu Yola yang sedang bicara dengannya.

"Hallo...Yol?" Sasha memastikan Yola masih mendengarnya

"Eh...iya sorry, Sha. Ini sepupu gue dateng-dateng ngagetin. Resek! Nanti sambung lagi ya, Sha..Bye.."

"Ish...kebiasaan deh." Gerutu Sasha

Seisi Klinik tentu sudah tau siapa Sasha. Sesampainya di dalam Klinik, Sasha disapa ramah oleh karyawan maupun rekan Kak Vivi yang bertemu dengannya. Disaat Sasha hendak menaiki tangga, Sasha melihat Kak Vivi keluar dari ruangannya dan mulai menuruni anak tangga. Sasha langsung memanggil Kakanya itu dan membentangkan kedua tangannya.

"Kakaaak...."

"Aaaa...bayikuuu. Kangen banget hiks...hiks...hiks..." Tangis Kak Vivi pecah saat melihat Sasha dan langsung memeluknya.

"Yah Kakak mah kan aku jadi nangis juga, sebel..hiks...hiks." Sasha membalas pelukan Kakaknya dan ikut menangis karna Kakanya menangis. Mereka memang sedekat itu, padahal 2 minggu yang lalu mereka baru saja bertemu.

Usai tangis rindu mereka reda, Vivi memutuskan mengajak Sasha untuk makan siang terlebih dahulu karena sebentar lagi sudah masuk jam makan siang. Tadinya Vivi ingin mengajak Sasha makan di restoran, tapi untuk menuju kesana harus bawa kendaraan karena jaraknya lumayan jauh. Khawatir kena macet, akhirnya Sasha minta makanannya dipesan via delivery saja dan Kakaknya pun setuju. Sambil menunggu makanan datang, Sasha mengobrol dengan Vivi.

"Cie....besok udah jadi mahasiswa."

"Iya, Kak. Hari pertama ospek besok. Takut seniornya galak, Kak." Tutur Sasha sambil menggigit bibir bawahnya.

"Ospek sekarang udah ga kayak dulu, Sha. Yang penting jangan songong sama senior semasa ospek kalo ga mau dikerjain." Ujar Vivi menenangkan

"Iya, Kak. Kak Vero juga bilang gitu sih."

Vero adalah Kakak kedua Sasha yang kini ikut andil dalam mengelola perusahaan Papah Sasha. Dan ia masih tinggal bersama Sasha dan kedua orang tuanya.

Setelah makanan datang Sasha dan Vivi menikmati makanan mereka. Usai makan, barulah Sasha memulai treatment perawatan kulit yang ditangani langsung oleh sang Kakak. Treatment yang dilakukan memakan waktu 45 menit. Wajah Sasha kini terlihat lebih segar dan cerah.

Selesai treatment, Sasha berpamitan dengan Vivi. Ia memeluk erat Kakaknya dan berterima kasih atas traktiran, wejangan-wejangan, dan perawatan kulit gratis tentunya.

Sasha mengemudikan mobilnya menuju jalan pulang, kali ini jalanan tidak terlalu padat karena mungkin belum jam orang pulang kantor. Sasha menaikkan sedikit kecepatan mobilnya karna mengingat Yola sudah menunggunya di rumah. Yola mengirim pesan pada Sasha saat Sasha masih di Klinik, ia memberi tau Sasha kalau nanti sore ia akan ke rumah Sasha.

Sesampainya di rumah, Sasha memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya. Saat masuk ke dalam rumah sudah ada Yola dan Mamahnya di ruang tamu yang sedang asyik ngobrol.

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam." Sahut Yola dan Mamah Indah

"Yaudah Mamah tinggal dulu ya..."

"Sha juga mau langsung ke kamar kok, Mah. Yuk, Yol." Karena sudah sangat dekat, Mama Indah sudah pasti mengizinkan putrinya mengajak Yola masuk ke kamarnya.

Sasha kini sudah berada di kamarnya bersama Yola. Tujuan Yola datang adalah untuk meminta bantuan Sasha menggambar. Di hari pertama ospek, seluruh mahasiswa diharuskan menggunakan name tag berukuran kertas A4, yang didalamnya terdiri dari gambar hewan beserta dengan nama hewan tersebut.

Karena Sasha tau Yola paling tidak bisa menggambar, dengan senang hati Sasha mau membantu sahabatnya itu. Sasha sendiri sudah membuat name tag-nya sejak beberapa hari lalu,  jadi sekarang ia khusus membuatkan gambar untuk sahabat tersayangnya itu.

"Mudah-mudahan seniornya ga galak." Ucap Sasha sambil mulai menggambar

"Kan gue udah bilang, ada sepupu gue diantara senior-senior kampus yang besok ngospek kita, so woles aja deh, Sha."

"Tapi kan masih ada puluhan senior lain yang bisa jadi mereka galak atau suka ngerjain juniornya." Entah kenapa Sasha selalu memikirkan hal ini, padahal kedua Kakaknya pun sudah menjelaskan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Udah pokonya lo tenang aja, di kampus ada Rian juga kan. Kalo kita diapa-apain pasti di tolongin kok."

Sasha mencoba untuk tidak terlalu mengkhawatirkan hari esok. Namun dibalik kekhawatirannya, Sasha sebenarnya sudah tidak sabar ingin menajalani harinya sebagai mahasiswa.

Selesai membuat name tag, Yola diajak makan malam bersama keluarga Sasha sebelum ia pulang.


Sepupu Yola bakal jadi senior yang ospek maba nih...udah pada tau dong siapa yang dimaksud.....

Jangan lupa vote & komennya ❤️

Takdir KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang