Di hari Senin pagi, Sasha sudah siap dengan segala perlengkapan ospeknya. Sasha menuju meja makan untuk sarapan bersama keluarganya. Di sana sudah ada Papah, Mamah, dan Kak Vero.
"Duh...duh...anak gadis Papah udah gede, udah jadi mahasiswa."
Sasha hanya tersenyum salah tingkah saat Papahnya berbicara. Suasana sarapan yang hangat selalu terjadi setiap hari, dan sebenarnya keluarga Sasha memang selalu hangat disuasana apapun. Jika salah satu anggota keluarga sedang ada masalah, maka semuanya akan melindungi, memberi support, dan membantu menyelesaikannya bersama-sama.
"Hari ini kamu Papah anter ya, Sha. Biar Vero duluan yang ke kantor."
"Sha bawa mobil aja deh, Pah. Jalur kampus sama kantor Papah kan beda, lumayan jauh juga jaraknya."
"Biarin aja, Pah. Sha kan udah dewasa, mahasiswi. Bukan anak SMA lagi, masa masih dianterin sih." Vero menimpali
"Ya...ya..ya..dua lawan satu, kalah deh Papah." Canda Papah Sasha
Semua tertawa mendengar apa yang dikatakan Papah Sasha.
Sasha menyelesaikan sarapannya lebih dulu, karena ia tidak mau terlambat sampai di kampus. Setelah berpamitan, Sasha mengeluarkan mobil dan langsung melaju ke kampus.Walaupun jalanan sedikit tersendat, Sasha sampai di kampus tepat waktu. Bahkan masih terlalu cepat, baru ada beberapa mahasiswa yang datang. Yola juga sepertinya belum sampai.
Sasha memilih duduk di taman kampus yang letaknya di sebelah gedung Fakultas Ekonomi. Sambil menunggu Yola, Sasha memilih memainkan ponselnya. Dan tanpa Sasha sadari, ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari jauh.
Tak lama kemudian, ponsel Sasha berdering yang ternyata adalah panggilan masuk dari Yola. Sasha memberi tau Yola dimana ia berada, dan mereka berdua pun bertemu.
"Semangat banget nih kayanya sampe berangkat pagi-pagi banget." Yola menghampiri Sasha ditemani oleh Rian
"Gue takut macet, bisa-bisa mood gue rusak kalo harus macet-macetan dihari pertama ospek."
"Sayang, aku ke ruang BEM dulu ya. Udah ditelpon mulu nih." Ucap Rian disela obrolan Yola dan Sasha.
"Oke." Jawab Yola singkat
"Daah...sayang. Daah..Sha."
"Daah...Kak." Sahut Sasha
Tak lama kemudian, Ketua BEM memberi pengumuman agar seluruh mahasiswa berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara pembukaan ospek. Mahasiswa dikelompokkan berdasarkan masing-masing fakultasnya. Tentu saja Sasha bersama Yola karena mereka memang memilih fakultas dan program studi yang sama, yaitu Ekonomi & Bisnis Prodi Manajemen.
"Ayo yang tertib jangan kaya anak SD. Kalian sekarang mahasiswa, masa baris aja masih harus diatur."
Suara bass dan sedikit serak terderngar dari speaker, membuat seluruh mahasiswa melihat sang empunya suara."Sok serius amat nih anak biasanya juga slengean." Yola berbaris disebelah Sasha, ia berbicara berbisik namun Sasha masih bisa mendengarnya.
"Dia siapa maksud lo?Ketua BEM?" Tanya Sasha ingin tau.
Belum sempat Yola menjawab, suara yang sama kembali terdengar melalui speaker.
"Jangan ada yang ngobrol ya, cuma saya yang boleh ngomong." Otomatis membuat semuanya menjadi hening seketika.
Ketua BEM memberikan sedikit sambutan dan menjelaskan kegiatan ospek dihari pertama dalam upacara pembukaan ospek. Mahasiwa juga diperkenalkan dengan rektor, wakil-wakil rektor, dan para dosen tentunya.
Pagi itu kegiatan yang dilakukan cukup menyenangkan dan bayangan Sasha tentang senior-senior yang galak saat ini belum terbukti alias belum dialaminya.
Jam istirahat tiba, Yola mengajak Sasha ke kantin karena Yola sudah janjian dengan pacarnya.
"Yuk, Sha ke kantin."
"Yuk! Laper banget gue."
"Eh..tadi yang lo bilang biasanya slengean itu siapa sih maksudnya?" Tanya Sasha sambil berjalan menuju kantin.
"Ya Ketua BEM lah, kan tadi dia yang lagi ngomong."
"Kok lo bisa ta..." Belum selesai Sasha bicara, Yola memotongnya.
"Dia itu Iqbaal, sepupu gue, Sha. Udah yuk ah cepetan dikit jalannya, katanya laper."
Sasha agak terkejut mendengar hal itu, karena sahabatnya itu tidak pernah cerita kalau sepupunya adalah Ketua BEM di kampus. Yola hanya cerita kalau sepupu Yola adalah sahabat pacarnya dan kuliah di kampus yang sama.
Setibanya di kantin, Yola melihat sekeliling kantin mencari Rian.
"Nah tuh dia, ada Iqbaal juga. Gue kenalin lo sama Iqbaal yuk."
"Yol...kayanya ga usah deh." Sasha menolak
"Ayolah, Sha. Sampe kapan lo mau menutup diri buat kenal sama cowok. Kan bisa jadi temen atau bahkan sahabat, lagian dia itu kan sepupu gue. Dijamin bukan orang jahat kaya...ah..udah ga penting bahas dia lagi. Udah ikut gue ya, please..."
Yola mencoba membujuk Sasha agar mau dikenalkan dengan Iqbaal. Ia ingin Sasha bisa melupakan masa lalunya dan menghilangkan trauma karna kejadian 1 tahun silam.
Maaf ya kalo ceritanya aneh bin absurd hehe...
Siapa sih yang diem-diem pandangin Sha dari jauh?Vote dan komen ya guys ❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/216825463-288-k416669.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Kita
RomansCerita seorang laki-laki berparas tampan dan pintar lalu jatuh cinta pada seorang gadis cantik dari keluarga kaya raya. Gadis yang memiliki masa lalu pahit dengan kekasihnya sehingga membuat orang tuanya melarangnya untuk menjalin kasih selain denga...