Terpaksa

45 6 0
                                    

Aku pergi ke rooftop sekolah untuk menenangkan diri. Angin semilir membuatku merasa lebih baik.

"Maaf "

Aku menoleh siapa yang datang

"Maaf Put, ini semua gara - gara aku.." Affan mendekat

"Sudahlah ini semua bukan salah siapa - siapa"

"Tap-" sebelum Affan melanjutkan bicara handphonenya berbunyi

"Aku angkat dulu ya Put"

Aku menggaguk

Terlihat wajah Affan berubah, entah kabar apa yang ia terimanya dari benda persegi itu sampai - sampai wajahnya berubah.

"Nenek aku Put, masuk rumah sakit. Kita disuruh kesana"

"Kita? "

"Iya.."

Akhirnya aku sama Affan izin ke sekolah untuk pulang lebih awal. Karena ternyata neneknya Affan pemilik sekolah ini, jadi kami di permudahkan untuk izin.

***

Aku dan Affan sampai di rumah sakit

Terlihat disana sudah ramai. Bunda dan ayah juga sudah ada disana.

"Sini nak" Kartika nenek Affan meminta aku dan Affan mendekat

"Kamu pasti Putri ya.."

"Iya Nek" aku tersenyum

"Nenek mau kalian berdua segera menikah. Nenek ingin melihat Affan cucu yang paling nenek sayangi menikah"

"Tapi bu mereka kan masih sekolah" papahnya Affan

"Ini keinginanku, kalau kalian ingin aku sembuh mereka harus segera menikah"

"Tapikan bu-" sebelum Papahnya Affan selesai bicara, Affan memotongnya

"Aku mau kok Nek, lagian kalau niat baikkan harus disegerakan"

"Kamu memang cucu nenek yang paling nenek sayang Fan. Kalau kamu Putri?"

Aku menggangguk

Sebenarnya ini bukan jawaban dari hatiku. Tapi aku juga nggak mau egois.

"Sebentar lagi Affan akan lulus jadi kita akan laksanakan pernikahan sesudah Affan lulus." Papahnya Affan menjelaskan

Semuanya setuju aku akan menikah minggu depan.

***
" Kamu mau makan apa Put?"

"Samain aja"

"Yaudah.. bentarya aku pesenin"

Affan mengajakku makan di kantin rumah sakit. Neneknya Affan meminta aku dan Affan untuk tetap dirumah sakit. Kalau Ayah sama bunda sudah pulang duluan.

Makanan datang

"Aku pikir kamu akan nolak permintaan nenek"

"Tapi buktinya aku nerima kan Kak"

"Makasih Put"

Aku tersenyum

"Enak Kak, makanannya"
Aku menyantap dengan lahap, tapi Affan hanya memerhatikanku

"Pelan - pelan Put, rakus banget kayak nggak makan tiga hari.." Affan ketawa

***

JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang