Lelah

72 7 0
                                    


Hari ini aku pindahan ke rumah Affan. Semuanya menyambut dengan gembira. Apalagi Nenek Kartika dia sangat senang sekali.

Aku kekamar untuk membereskan barang- barang yang aku bawa. Sampai aku melihat ada foto ku, Candra dan Karla. Aku rindu kebersamaan kita. Dulu kalau ada yang berani menyakitiku pasti Karla selalu membelaku. Sekarang semuanya hanya menjadi kenangan dan kebencian.

Jujur aku lelah harus terpaksa senyum didepan semuanya. Mimpiku bersama Chandra selamanya telah hancur. Semua ini karena dia..

Affan membuka pintu

Aku melihatnya dengan sinis. Dia yang sudah membuatnya seperti ini.

"Mau aku bantu Put?"

"Nggak usah, aku bisa sendiri"

"Kamu aneh.. kenapa?"

"Aneh? Menurutmu aku aneh, terus ngapain kamu nikahin aku?"

"Ha? Maksud kamu apa sih"

"Kak aku capek harus pura - pura bahagia di depan semua, aku tau Kakak juga terpaksakan nikahin aku. Udahlah.. kalau nggak ada orang nggak usah sok jadi pasangan yang bahagia."

"Put, aku nikahin kamu selain keinginan orangtua kita aku juga cinta sama kamu."

Aku diam

"Aku nggak mau seperti laki - laki lain yang nggantung kamu dengan tidak ada kepastian. Kemarin aku nemuin ini, aku sudah tau semuanya put" Affan menyodorkan secari kertas yang terdapat tulisanku

Semua pura - pura tau
Tetapi tidak mengetahui
Sinar mentari mulai redup
Tergantikan gelap menerkam

Senyuman menepi
Indahnya hilang

Tapi Chandra
Dia bulan yang ku punya
Menyinari malamku yang sunyi

Tak sengaja airmata ku keluar dengan derasnya. Itu salah satu tulisan di buku diary ku, pasti Affan sudah membacanya.

"Aku tau Chandra bulan buat kamu, Tapi tolong ijinkan aku menjadi mataharimu Put. Aku ingin menyinari kamu lebih dari Chandra berikan. Aku mohon beri aku kesempatan" Affan mengusap air mata ku

"Aku janji akan bahagiain kamu Put. Jangan nangis lagi, aku nggak mau orang yang aku sayang terluka." Affan memelukku aku hanya diam tidak membalasnya.

Drtt.. drt..
Handphone ku berbunyi tertulis nama Chandra disana.

"Kamu angkat sana gih, siapa tau penting"

Aku mengkat telfon Chandra dan Affan keluar kamar.

"Put gue kerumah lo ya, ada dirumahkan?"

"Gue lagi di luar Dra"

"Yah.. padahal gue mau ketemu sama lo, yaudah deh nggak papa. Btw suara lo kenapa kayak baru nangis"

"Gue nggak papakok"

"Beneran nggak papa?"

"Iya.."

"Yaudah, jaga diri baik- baik, kalu sudah pulang kabarin gue ya" Chandra mematikan telfonnya

***
Setelah membatu mama Amira membereskan meja makan sisa makan malam, aku langsung kekamar.

Terlihat Affan yang sedang sibuk memainkan handphonenya di atas kasur.

Karena besok aku sudah mulai masuk sekolah. Aku mulai membuka buku- buku pelajaran yang ternyata banyak PR yang belum aku kerjakan. Harus kebut malam deh untuk hari ini.

"Banyak PR?"

"Iya, aku lupa lagi belum aku kerjakan semuanya."

"Mau aku bantu"

"Ga usah, besok kamu juga udah masuk kuliahkan jadi kamu istirahat sana"

"Yaudah.. jangan begadang"

Aku mengangguk

Affan menarik selimut, belum semenit dia sudah tertidur pulas disamping ku.

Jam sudah menunjukkan 12.00, tetapi PR ku belum juga selesai. Karena mengantuk aku jadi tertidur, dengan buku yang masih berserakan di atas kasur dan PR yang belum selesai.
***

JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang