Nggak mudah

108 9 7
                                    

Karena keadaan ku sudah membaik, hari ini aku langsung diperbolehkan untuk pulang kerumah.

"Kak"

"Iya Put?"

"Jangan bilang orang rumah ya kak tentang kejadian ini, aku nggak mau mereka khawatir"

"Iya, kamu tenang aja"

Sesampainya di rumah aku langsung ke kamar untuk istirahat.

Tok.. tok...
Seseorang mengetuk pintu kamar

Affan membukakan pintu

"Adiba? Ada apa Dib?"

"Hmm.. kalian udah pulang? Gue sudah siapin makan malam buat kalian "

"Tadi gue sama Putri udah makan diluar"

"Ohh.. masak gue makan sendiri sih Fan"

"Memangnya semuanya pada kemana kok lo sendiri"

"Tante sama Om ke luar Kota lagi dan Nenek Kartika ikut, katanya bosen dirumah"

Affan mengangguk

"Yaudah kalo kalian udah makan, gue kebawah dulu ya"

"Iya, makasih dip" Adiba pergi meninggalkan kami

"Kamu butuh sesuatu Put?"

"Nggak kok kak"

"Kalau gitu aku mandi dulu" Affan mengambil handuk dan pergi untuk mandi

Terlihat dicendela, awan abu- abu sudah memenuhi langit mungkin akan turun hujan. Aku pergi ke balkon kamar, dan suara gemuruh dari langit mulai terdengar.

Tik.. tik..
Satu persatu air jatuh.. hingga deras..

Bajuku mulai basah terkena air hujan yang masuk ke balkon kamar.

Apakah langit tau aku sedang bersedih?

"Putri.. nanti kamu sakit ayo masuk" teriak Affan, tapi aku tidak menggubrisnya. Malam ini aku ingin menikmati hujan yang turun.

Hiks.. hiks.. aku menangis
Entah kenapa rasanya sakit sekali

Affan mendatangiku dan memelukku

"Sekarang ada aku put, jangan pernah sedih lagi. Aku cinta sama kamu"

Aku melepas pelukannya

"Kamu harus lupain Chandra, aku akan semakin terluka kalau kamu kayak gini terus"

"Nggak semudah itu Kak, nggak..."

"Selama ini aku selalu menahan diri biar nggak cemburu sama Chandra, tapi sekarang nggak lagi Put. Aku nggak bisa lihat istriku cinta sama laki- laki lain"

"Kak-"

"Aku mohon lupain Chandra, aku tau itu berat buat kamu tapi kamu harus lupain dia"

"Maaf kak, aku nggak bisa"

Affan terdiam hanya keheningan di antara kami.

"Ayo masuk baju kamu sudah basah, aku nggak mau kamu sakit."

"Kenapasih kak, kakak tetap baik sama aku. Padahal aku udah nyakitin kakak."

"Karena kamu berharga buat aku Put, aku sangat mencintai kamu "

Affan memalingkan wajahnya. Aku tau dia sedang meneteskan air mata. Nggak seharusnya aku lakuin ini ke dia. Tapi cinta, dia tidak bisa dipaksakan. Dia akan hinggap dimanapun dia mau.

***

JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang