Khawatir

78 6 1
                                    

"Udah pulang mah pah?" Affan

"Udah ini baru"

"Kalian dari mana?" Tanya nenek Kartika

"Habis ke pasar malam nek, jalan - jalan sebentar"

"Aku ke atas duluan ya" aku langsung lari karena rasanya mual sekali. Sesampainya dikamar aku langsung pergi kekamar mandi untuk menumpahkan semua isi perutku. Huek.. huek..

Tok.. tok.. Affan mengetuk pintu kamar mandi

"Put kamu nggak papa?"

Aku keluar, Menggeleng

Semua orang mengumpul di kamarku, tampak mereka sedang panik

"Kita kerumah sakit aja ya Put, mamah takut kamu kenapa napa"

"Aku nggak papa ko mah, mungkin cuma masuk angin aja"

Huek.. huek aku masuk kamar mandi lagi

"Apa ini tanda kalo nenek mau dapet cucu" Nenek kartika tampak sumringah.

Affan langsung menatapku yang baru keluar dari kamar mandi

"Iya ya buk, dulu waktu mamahnya Affan hamil kan juga kayak gini" Papah Affan senyum bahagia

Sekarang ganti aku yang menatap Affan

Bagaimana mungkin, aku sama Affan bahkan tidak melakukan apa-apa.

"Nggak deh, kayaknya Putri cuma kecapekan" Affan sambil menggaruk kepalanya

"Coba di cek dulu aja, siapa tahukan ini berita baik buat kita" mamahnya Affan

Karena semua orang memaksa akhirnya aku menyejui untuk mengecek, hasilnya negatif. Sudah jelas sih hasilnya akan menunjukkan negatif.

"Yaudah nggak papa, kamu istirahat sana ya" nenek Kartika menepuk pundakku

Mereka semua keluar dari kamar sampai hanya menyisakan aku sama Affan.

"Masih sakit?"

"Nggak sih Kak mungkin aku cuma masuk angin aja"

"Kamu belum makan kan, bentar aku ambilin dulu sekalian ambilin kamu obat"

"Eh nggak usah kak, biar nanti aku ambil sendiri aja. Aku nggak papa kok"

Affan tetap saja bersikeras menggambilkannya

"Ini cepat dimakan, terus kamu minum obatnya. Setelah itu kamu tidur"

"Siap Kak" aku hormat

Affan tertawa
***

"Put.. Putri bangun.." suara lembut Affan membangunkanku. Aku melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 09:00

"Yaampun Kak, kenapa nggak bangunin dari tadi aku kan sekolah hari ini"

"Kamu nggak usah sekolah dulu, tadi aku udah ijinin kamu ke sekolah"

"Aku nggak papa kok, udah nggak sakit"

"Tetep aja kamu harus istirahat dulu"

"Terus rapi gini, Kamu mau kuliah?"

"Iya aku berangkat dulu ya put, inget tetap dirumah aja jangan kelayapan."

"Iya iya kak, hati - hati"

Tak lama Affan pergi tiba - tiba handphone ku berbunyi tertulis nama Chandra disana

Dret.. dret..

"Put gue butuh elo" suara lirih dari sebrang sana

"Lo kenapa Dra? Ada masalah"

Dia hanya diam

"Lo sekarang dimana? Gue akan kesana"

Tring!
Chandra mengirimkan alamat sebuah kafe

Karena khawatir aku berniat menemui Chandra, meskipun tadi Affan tidak memperbolehkanku keluar rumah. Mungkin nanti Affan akan mengerti setelah aku jelaskan.

***

JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang