GWS .08.

40 5 0
                                    

Sebe lum membaca tolong tinggalkan jejak berupa vote and comment

◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼

Diatas langit ada langit, dibawah langit ada aku yang menunggumu

-----

Tidak terasa 3 bulan sudah Teyara Faranda menjani kehidupan di SMA Bakti Nusa yang penuh liku-liku ini.

Ujian semester satu pun sebentar lagi akan segera dimulai. Pada bulan ini waktunya guru-guru mengejar materi yang tertinggal dan bagi para murid untuk mengejar ketertinggalan nilai untuk mengisi rapot mereka.

Seperti hari rabu biasanya di kelas X IPA A yang sedang dilaksanakan pelajaran sejarah yang bikin ngantuk.

" jadi di kenapa di laut merah dibangun terusan suez itu untuk bla bla bla " ocehan panjang lebar bu Heni didepan kelas sambil menunjuk-nunjuk layar proyektor tidak banyak ditanggapi oleh murid X IPA A yang kadang berbisik tidak tahan dengan pembelajaran.

Teya yang duduk tepat disamping tembok dan dibawah AC yang merupakan tempat strategis untuk tidurpun memulai aksinya.

Ia sudah bersiap menelungkupkan kepal-

" HEI! ITU TU SIAPA ITU YNG TIDUR?! BANGUN-BANGUN! RAFA! HEI KAMU COBA JELASKAN ULANG APA YANG SAYA UCAPKAN TADi! " teriakan bu Heni seketika membuat Para kepala yang sudah merunduk jadi tegak seketika.

Semua murid pun menengokkan kepalanya pada satu siswa yang sudah terkaget-kaget karena namanya dipanggil, ya Rafa.

" aelah bu, saya kan cuma tidur. Masa gak boleh? " ujar Rafa memperlihatkan wajah tengilnya.

" Ya jelas tidak boleh dong Rafa! Ini kan sedang jam pelajaran! Mana ada guru didepan kamu! Hormati saya! " marah bu Heni karena Rafa yang slengek itu menjawab ucapannya.

" ya kan sekolah rumah kedua kita bu" sahut Zayn yang duduk tepat disamping Rafa.

" ya kan sudah saya bilang! Didepan kal- "

Kriiinngg kriinggg kriinngg

Bel tiga kali yang menandakan istirahat telah tiba membuat wajah-wajah ngantuk pun langsung segar kembali.

Bu Heni yang mendengar bunyi bel hanya menghela napas sambil memijat pelipisnya menghadapi anak X IPA A yang terlewat calm ini. Iya, calm banget.

" oke, anak-anak. Karena bel sudah berbunyi ibu akhiri Assalamualaikum wr. wb , oh iya jangan lupa besok saat pertemuan ibu harus sudah hafal yang tadi ibu jelaskan! " ujar bu Heni sambil berjalan keluar.

***

Ada yang padat tapi bukan jalan raya. Ada yang bising tapi bukan mulut tetangga. Yak, tepat sekali. KANTIN.

Tempat terbaik untuk nongkrongnya anak-anak sekolah terutama SMA Bakti Nusa.

Untungnya saat ini kantin mbak Lilis atau kantin tongkrongan anak unggulan tidak terlalu ramai. Mungkin sebagian besar anak SMA Bakti Nusa akan makan di kantin anak IPS yang sering disebut kantin mba Jejen- Jeniem.

Rombongan Eza cs memasuki kantin dengan cool-nya yang ditatap kagum para murid seangkatan maupun para senior yang pastinya mayoritas perempuan itu.

Dan sejak mereka masuklah kantin menjadi amat bising oleh bisikan dan decakan kagum dari kaum hawa ataupun iri dari para adamnya.

" aelah, kayak gak pernah liat cogan aja " gumam Teya menggerutu kesal sambil menyumpal telinganya dengan airpods baru miliknya pasalnya kenyamanannya jadi terganggu karena kedatangan cowok ter-calmnya anak IPA A yang sedang menjadi sorotan itu.

" tau tuh, terisolasi kali sebelum masuk BN " balas Abel sambil menuangkan banyak kecap pada baksonya.

" woi sadar! Lo juga peminat cogan! " sahut Laya kelewat nyolot didepan telinga Abel.

" gue siram kecap juga teriak-teriak dikuping gue " ujar Abel jengah melihat kelakuan sahabatnya.

Laya hanya terkekeh singkat dan langsung memekik girang ketika melihat kak Ansen memasuki kantin.

Seketika pandang tertuju pada Laya yang memekik keras barusan.

Sumpah malu bener. Mana pada langsung bisik-bisik lagi.

" nunduk Lay, nunduk. Malu-maluin aje lo " ujar Abel sambil menyembunyikan wajahnya dibalik es tehnya. Sedangkan Teya yang masih memakai airpods-nya dengan santai memakan mie ayamnya yang tampaknya ia tidak tahu bahwa sekarang mejanya sedang menjadi pusat perhatian karena ulah tidak ada adab sahabatnya, yang mungkin sebentar lagi dipecat sama Abel.

" bel tadi kec- "

Ketika mendongak hendak mencari kecap yang tadi dipegang Abel pun ia tersadar bahwa kedua sahabatnya sedang menyembunyikan wajah mereka dan Teya pun melihat ke arah sekitar mereka dan meringis ketika melihat semua mata tertuju padanya.

" e-eh, kok pada liatin gue? " tanya Teya pada mereka dengan tatapan bingungnya yang membuat semua berdecak lalu kembali ke aktifitas masing-masing.

" makasih Tey, lo penyelamat kita " ujar Abel sambil menjabat tangan Abel setelah dia memastikan bahwa tidak ada lagi yang memperhatika mereka.

Teya hanya mengangguk dengan tampang bingung menatap Abel yang kini beralih pada Laya yang sudah meringis.

Jangan-jangan...

" lo Lay, gue pecat jadi sahabat gue "

Kan benar dugaan Teya.

***

Bagi ketua dan wakil ketua kelas X IPA A ke Kantor guru segera

Suara dari pengeras suara membuat pak Yudy- guru matematika kelas X IPA A terdiam dan berseru memanggil ketua dan wakil ketua X IPA A.

" Sasa izin pak! " teriak Chella lantang.
" yaudah berarti wakil sama sekretarislah " ujar Revi pada akhirnya.

" yaudah mana ini sekretaris dan wakil? Ayo cepat-cepat " seru pak Yudy dengan tatapan yang entah tertuju pada siapa karena terhalang kacamata super tebalnya.

Teya pun berdiri dan disusul Rafa keluar kelas menuju kantor.

Sepanjang perjalan tidak ada percakapan yang berarti sama sekali. Selain basa-basi tidak jelas yang dimulai dari Rafa dan diakhiri oleh Teya yang mereepon seadanya dan suara kembali hening sampai mereka berdua melewati meja piket dan..

Bruk

-----

WARNING!!!

Cerita fiambil dari pengalaman!

Mau tahu lanjutannya? Comment dong

Tombol vote ada disebelah pojok kiri anda.

GET WELL SOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang