Chapter 10 * Is it true...?

723 61 2
                                    

Diingatkan vote terlebih dahulu sebelum membaca, biar sama-sama nyaman. ☺️








"Hiks...hiks..."

"Mommy...Daddy..."

Seorang gadis kecil menangis bergetar ketakutan. Menekuk lututnya sambil mendekap boneka beruang yang ia bawa dan menenggelamkan wajahnya. Di dalam ruangan gelap gulita sendirian tidak ada satu pun orang.

"Hiks...hiks...."




Tiba-tiba ia mendengar suara dan melihat batu bergelinding.

"Sstt..."

Gadis itu semakin takut, menengok kiri kanan sambil masih menangis.
Gadis kecil itu terkejut melihat seorang anak lelaki yang tiba-tiba muncul menyelinap masuk.

"Ka..kamu siapa?"

"Ssttt... Jangan berisik"

"Kita keluar dari sini yaa..." Ucap anak lelaki itu pelan.

"Ta....tapii.."

Tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka sontak keduanya langsung panik. Anak lelaki itu bersembunyi di balik tumpukan kardus. Lalu mengisyaratkan gadis itu untuk tidak berisik.



Seorang lelaki yang tengah mabuk bertubuh tegap dengan tubuh dipenuhi tato dan di tangan kirinya membawa botol kaca tak berisi mendekati gadis kecil itu.

"Heh anak kecil! Diam disini jangan kemana-mana! Selangkah aja pergi Lo gue siksa!"

Lelaki itu melempar botol kaca yang ia bawa ke bawah.

*Prangggg.......













"Hahhh....hahhh"

Jennie tiba-tiba terbangun dari tidurnya kamar nya menjadi gelap, dengan tubuhnya yang berkeringat dan sesak. Traumanya tiba-tiba kambuh.

Jennie memegang dadanya yang sesak, nafasnya berisik matanya berair merah.

Jisya yang berada disamping segera bangun melihat Jennie seperti ketakutan.

"Jennn.... Sshhhh."

"Tenang....tenang...."

Jisya yang belum tidur menjadi panik, kala tiba-tiba lampu dirumah mereka mati ternyata terjadi korsleting listrik dirumah mereka. Jisya yang khawatir pergi ke kamar Jennie menemaninya sewaktu-waktu Jennie terbangun.

Jisya memeluk menenangi Jennie.
"Tenang J... Daddy lagi berusaha nyalain lampunya." Jisya menyalakan senter dari handphonenya.

Nafas Jennie semakin berisik badannya bergetar ketakutan bayang-bayang nya melihat anak kecil yang ada di dalam mimpinya tadi masih menghantui pikirannya.

Memorinya mengingat jika anak kecil itu ialah dirinya sendiri yang terkurung di ruangan gelap minim pencahayaan, suara-suara botol kaca pecah dan ruangan gelap seperti gudang tak layak masih menghantui pikirannya. Jennie menutup matanya dan kupingnya sambil berteriak.

"Hahhh...hahh.."

Jisya semakin panik dan khawatir melihat Jennie berniat memanggil kedua orangtuanya.

"Daddyyy.... Mommy....."

"Daddy..."

Tak berselang lama lampu rumah mereka kembali menyala serta kamar Jennie. Mommy Jennie masuk ke kamar Jennie di ikuti Daddy nya, terlihat dari wajah Mommy Jennie yang sangat khawatir.

In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang