~CLOSER - 04. CARE
Yang terlihat dingin belum tentu memiliki jiwa yang beku.
~Closer~David dengan kesal melempar sedotan kepada Satria yang tertawa keras atas kekalahannya.
Mereka bertiga sedang bertaruh dengan cara bermain batu gunting kertas hanya untuk membayar makanan di kantin.
Sialnya, David selalu menerima kekalahan membuatnya lagi-lagi harus mengeluarkan isi dompet yang untung saja selalu tebal.
Namun jauh di dalam lubuk hati, David merutuk karena selalu kurang beruntung jika bertaruh atau bermain apapun dengan kedua sahabatnya itu.
Dia hanya akan menang melawan Ragil yang memang awam dalam hal game atau permaian di lingkup remaja. Itu di karenakan kegiatan Ragil yang monoton untuk belajar dan berlatih judo atau jujiutzu, kegiatan lainnya paling sibuk dengan kamera juga alat gambar dan lukis saja.
"Sesuai kesepakatan. Bayar gih." Kata Banu tersenyum sangat lebar hingga kedua matanya menyipit.
Sedangkan Satria menarik dagu ke atas dengan angkuh. "Sekalian beliin es teh manis, kering kerontan tenggorokan gue."
David mengeram kesal, kurang ajar sekali mereka memperlakukannya seperti babu. "Fucek yuuhh." Katanya mengacungkan jari tengah lalu melenggang pergi memenuhi hukuman taruhan.
Banu dan Satria kompak tertawa penuh kemenangan.
"Selamet isi dompet gue." Satria menghela nafas lega dengan tangan mengusap dada.
Banu menepuk pundak Satria pelan. "Jatah bulanan gue kagak jadi berkurang, bisa buat COD shopee."
"Lu emang mau beli apaan?"
"Cangcut doraemon." Jawab Banu dengan lancarnya.
"Anjing."
Sedangkan David sibuk mengantri demi mendapatkan satu cup es teh manis pesanan Satria. Walaupun kesal dia juga tidak tega membiarkan manusia benalu itu kehausan. Gini nih kalau jadi orang gak tegaan, susah banget bilang engga sekalinya bisa bilang engga kepikiran terus sampai ubanan.
"Lama amat." Keluhnya tidak sabaran. "Bu, ini es teh siapa? Saya ambil ya?" Tanya David saat melihat satu cup es teh berada di atas meja di biarkan begitu saja.
"Itu pesenan orang, nak David."
"Buat saya aja, orangnya juga gak ada. Saya bayar lebih deh, bu."
"Jangan atuh, sebentar lagi punya kamu jadi."
"Kelamaan bu." Tangan David langsung menyambar cup itu bersamaan dengan uluran tangan seseorang membuat tangan keduanya bersentuhan.
"Eh, sorry." Kata David melepaskan cup itu dan menatap seorang gadis yang sudah berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
Teen Fiction[ON GOING] *Fiksi Remaja [15+] Lebih dekat karena pertemuan. Hadirnya tidak terduga mengisi bagian dari kisah nyata dunia. Aku kira hanya sekedar lewat, ternyata malah semakin mendekat. Entah akan bertahan lama atau hanya sebagai bag...