~CLOSER - 05. HIS EYES
Netranya bagai batu safir yang berhasil membuatku tersihir.
~Kania Sukama~
David menatap sang sahabat dengan seksama kala Ragil sedang meneguk air setelah menyelesaikan latihan.
Kali ini mereka sedang berada di gedung olahraga untuk latihan beberapa ilmu beladiri dan tinju. Tempat Ragil dan David biasa berlatih walau dalam cabor yang berbeda.
"Muka lo kelihatan kayak manusia kurang gizi. Kucel." Komentar David menelisik wajah Ragil, paras sang sahabat kini berhias kantung mata yang menghitam, wajahnya juga tak terlihat segar seperti biasa.
"Lusa lo udah tanding, jaga kondisi. Lo mau mati di atas tatami?" Lanjutnya marah. Pastinya sang sahabat kurang istirahat bahkan bisa di pastikan begadang.
Ragil menghela nafas. "Gue tahu." Jawabnya lesu.
Mendengar itu dahi David berhias kerutan. "Kenapa lo?" Sepertinya sahabatnya itu sedang tidak dalam suasana hati dan kondisi yang baik.
"Gak ada, cuman masalah kecil aja."
Bibir David melontarkan decakan sarat tidak percaya. "Gue sama lo sahabatan bukan dari kemarin sore, masalah kecil gak mungkin bikin lo hilang fokus kayak gini."
Bisa di bilang David cukup mengenal Ragil walau tidak sepenuhnya karena kepribadian cowok itu yang sangat tertutup. Hanya saja David lebih peka walau dengan pengetahuan seadanya tentang sahabatnya.
Ragil tersenyum tipis dengan apa yang di ucapkan David, sadar jika dia tidak akan bisa membodohinya dengan mudah.
"Masalah nyokap?" Tanya David langsung di balas gelengan kepala oleh Ragil.
"Bokap?" Sejenak Ragil diam dan itu sukses membuat David mengerti. "Kenapa lagi sama bokap lo? Bukannya lo gak mau ada urusan sama dia? Kan udah beres."
Ragil kembali meneguk air lalu membasuh wajahnya dengan handuk kecil kemudian menatap David. "Gue rasa dari awal emang gak bisa lepas. Dia selalu punya cara buat gue tunduk sama perintahnya." Jawab Ragil dan itu cukup menjawab segala tanya dalam benak David.
"Jadi?"
Ragil melempar senyum miring dengan tatapan mata yang membuat David selalu merasa kagum.
Ah, tatapan itu akan timbul kala dalam otak Ragil merencanakan sesuatu.
Di balik sikap dingin dan tenang cowok itu sangat cerdik dan cerdas.
~•~•~•~•~•~
Kania melempar senyum manis menatap seorang wanita cantik yang tersenyum anggun membalas tatapannya.
"Bagaimana? Kania suka?" Tanya sang wanita.
Dengan semangat Kania mengangguk, sangat antusias. "Suka bangeeettt, bunda. Gaunnya cantik banget." Ucapnya senang menatap pantulan dirinya yang berlapis gaun midi dress berwarna biru laut.
"Bunda seneng kalau kamu suka, itu desain baru bunda dan khusus buat kamu."
Kania langsung berjalan mendekat dan memeluk sang wanita. "Makasih bunda, Kania suka banget."
Ah, hari ini Kania sedang berbelanja di butik Double R dan kali ini dirinya di temani sang pemilik. Wanita cantik yang begitu dekat dengannya, bahkan jika boleh Kania menganggapnya seperti ibunya sendiri.
"Kalau gitu ambil aja." Kedua bola mata Kania menatap bingung mendengarnya. "Itu hadiah dari bunda, Kania gak perlu bayar buat gaunnya."
"Bunda serius?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
Teen Fiction[ON GOING] *Fiksi Remaja [15+] Lebih dekat karena pertemuan. Hadirnya tidak terduga mengisi bagian dari kisah nyata dunia. Aku kira hanya sekedar lewat, ternyata malah semakin mendekat. Entah akan bertahan lama atau hanya sebagai bag...