Part 3

6K 561 32
                                    

Noe hari ini ada pelajaran olah raga gabungan dengan para kakak kelasnya. Ini adalah hari sabtu, hari yang paling Noe tunggu-tunggu karena hari sabtu tidak ada pelajaran di kelas hanya olah raga dan permainan lainnya.

Dan kalau hari sabtu Noe berangkat lebih pagi. Noe sudah siap dan membuka pintu kamar sang Tante yang tidak terkunci seperti biasa. Ia masuk dan melihat sang Tante tengah tertidur dalam posisi berantakan dan bahkan belum mengganti pakaiannya.

"Tante, Noe berangkat sekolah ya!!!" seru Noe. Tak ada jawaban dan Noe tidak peduli itu. Ia hanya pamit sebagai tanda formalitas dan lantas mencari uang di laci bedak Tante Novi tempat biasa Tante Novi menyimpan uang untuk jajan Noe.

"Aku udah ambil uang jajannya ya Tante. Noe berangkat, assalammualaikum!" Noe menutup pintu kembali dan keluar dari rumah. Noe melirik ke arah rumah Wisnu yang masih nampak sepi itu. Ia pun melangkah pergi seperti biasa dan bertemu teman-teman di tengah jalan.

"Noe!!"

"KiRenCaPul," sebut Noe sembari menyambungkan nama panggilan teman-temannya yang membuat mereka berempat langsung berdecak kesal dan menggerutu bersamaan. Noe hanya tertawa dan mereka pun pergi ke sekolah berempat jalan kaki karena memang letak sekolah tidak terlalu jauh dari rumah mereka.

Begitu mereka sampai, Noe langsung menaruh tas dan hendak pergi untuk keluar kelas. Namun, lengannya di tahan oleh Saiful.

"Apa, Pul?" tanya Noe heran.

"Oki nyariin kamu lagi tuh."

"Bodo ah."

"Oki serius, No."

"Noe."

"Enakan, No."

"Tapi nama ku Noe."

"Ya nggak apa-apa sih di panggil, No."

"Nggak mau."

"Ya dah, Noe, Oki udah nyari kamu terus, temui kek."

"Ogah."

"Kenapa sih?"

"Lagi nggak mood."

"Jangan sok ngartis."

"Udah tau bukan artis ngapain di cariin?"

"Ya apa lagi lah kalau bukan buat sparing."

"Lagi nggak mood, sumpah."

"Kenapa sih tumben?"

"Noe mau jadi anak baik yang hebat." Saiful tersentak dan langsung tertawa seketika. Noe hanya manyun dan keluar kelas.

"Kenapa lu, Pul?" tanya Reno yang heran melihat Saiful tertawa setelah berbicara dengan Noe. Saiful pun menceritakan apa yang baru saja ia dengar dari Noe. Dan Reno pun ikut tertawa.

Jam masuk berbunyi tanda bahwa waktu senam telah tiba. Yah sabtu memang hari untuk bergerak dan membentuk tubuh yang sehat. Semua guru mulai keluar dari ruang kantor dan menyiapkan muridnya masing-masing. Noe dan ke empat sahabatnya sudah memilih barisan paling belakang.

Mereka ada di dalam urutan kelas ke dua karena memang baru kelas 2 SD.

Noe melihat ke arah kelas 5 dan mencari sosok yang paling tinggi, sosok hitam manis dengan rambut ikalnya. Kamal. Noe hanya tersenyum setiap kali matanya bisa melihat Kamal yang tinggi itu berdiri dengan rusuh hingga guru biasanya memukul pantatnya untuk membuatnya diam. Disitulah Noe akan tertawa.

"Kenapa ketawa?" tanya Kiki yang berdiri persis di belakang Noe. Noe menoleh ke arah belakang.

"Kepo!"

Aku sayang, Om (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang