Part 6

5.2K 565 90
                                    

Wisnu baru pulang ke rumah pagi hari saat melihat Noe tengah bersiap berangkat sekolah. Wisnu langsung buru-buru menghampiri Noe dan menyapanya. Ada rasa tak enak di wajah Wisnu dan Noe tahu kenapa. Tapi Noe tak mengatakan apa pun. Anggaplah ia tak melihat kejadian semalam.

"Mau berangkat ya?"

"Iya."

"Mau di anter?"

"Bayar berapa, Om?"

"Hahaha, nggak usah bayar, anggap aja ucapan terima kasih untuk makanan semalam, enak loh. Tante mu jago masak ya," puji Wisnu yang Noe tahu jika itu bohong.

"Iya, masakan Tante emang paling enak."

"Jangan lupa bilang makasih ya, nanti tempatnya Om pulangin kalau sudah di cuci ya?"

"Oke, Om. Aku berangkat dulu."

"Mau di anter nggak?"

"Nggak usah Om, kan ada teman-temenku."

"Oh, bukannya temen-temenmu masuk tong sampah?"

"Om Wisnu!!!!" Wisnu langsung ngakak dan kabur ke dalam rumahnya. Noe manyun karena kesal. Ia pun lantas berjalan dengan cepat untuk berangkat sekolah dan tak lama para sahabatnya pun muncul dan mereka pergi bersama-sama seperti biasanya.

Begitu mereka sampai di sekolah seperti biasa mereka menaruh tas mereka dan keluar untuk mencari cemilan. Tapi Noe tidak ikutan karena ia harus irit uang. Reno yang menyadari itu lebih dulu dan ia pun duduk di samping Noe.

"Kenapa?" tanya Reno.

"Nggak apa-apa."

"Kok tumben nggak ikut yang lain jajan?"

"Masih pagi elah, masih kenyang aku."

"Mana ada kamu kenyang, emang kita temanan baru apa?"

"Tapi emang aku kenyang."

"Makan apa emang?"

"Tante kemaren masak dan masih ada sisa, jadi aku makan."

"Tante udah angetin makanannya?"

"Iya, udah kok."

"Beneran?" Noe hanya mengangguk karena tidak mau di tanya terus. Reno pun mulai percaya dan ijin keluar untuk mencari jajanan. Noe mengusap perutnya yang lapar karena memang belum terisi makanan. Ia tak boleh boros karena ia harus bisa bertahan tiga hari dengan uang yang di berikan sang Tante. Tiga hari yang Tante bilang belum tentu benar-benar tiga hari, bisa saja jadi seminggu dan bisa lebih.

Noe tidak mau kejadian seperti dulu saat ia kelas satu SD. Ia begitu percaya pada Novi yang mengatakan hanya pergi dua hari. Uang jajan ia pakai seperti biasa dan ternyata Novi pergi seminggu lebih. Ia kelaparan dan untunglah ia memiliki teman-teman yang baik dan peduli. Ia bisa makan di rumah sang sahabat secara bergantian setiap harinya.

Dan walau pun semua orang tua sang sahabat sangat baik kalau keseringan makan di sana juga tidak anak. Itulah kenapa sekarang Noe belajar dari pengalaman satu tahun lalu. Ia tidak akan menghabiskan uang jajannya dan akan menggunakannya sebijak mungkin.

Noe berhenti mengusap perutnya saat semua teman sekelasnya masuk ke dalam kelas karena bel sudah berbunyi. Mereka pun duduk dengan rapih di tempatnya masing-masing dan berdoa saat sang guru datang.

Noe dan yang lainnya mulai fokus mendengarkan penjelasan sang guru dan mengerjakan apa yang di perintahkan.

****

Wisnu nampak mendiamkan Santi sedari ia datang. Dan Santi yang sadar jika ia di diamkan langsung bangun dari duduknya dan menarik lengan Wisnu yang tengah mencuci piring hingga mereka saling tatap sekarang.

Aku sayang, Om (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang