Part 14

145 15 0
                                    

Di Rooftop

"Sebenernya lo kenapa ka?" Tanya angel.

Kini mereka sudah berada di rooftop, raka dan angel duduk sambil memandangi langit biru yang nampak begitu cerah hari itu.

"Ka, cerita sama guelah apa yang sebenernya terjadi" angel kembali bertanya.

Raka menoleh pada angel dan berkata
"Lo jangan jauh jauh dari gua jel"

Angel hanya mengangguk ragu tanpa berkata sepatah katapun.

Angel menatap raka yang saat ini sedang memejamkan matanya, mengangkat kepalanya menghadap langit, dan sesekali membuang nafasnya dengan keras.

Sebenernya, lo nanggung beban apa ka?
Gumam angel.

Tring!!!

Bel pulang berbunyi. Saatnya siswa siswi berhamburan.

"Pulang yuk ka" angel memecah keheningan yang sedang berlangsung saat itu.

Dengan pelan raka menolehkan pandangannya kepada angel.

"Gimana? Mau pulang gak nih?" Tanya angel untuk kedua kalinya dengan nada menggoda.

"Yaudah" raka menganggukkan kepalanya.

Merekapun berjalan menuju kelas angel.

"Nad, gue pulang bareng raka. Bilang ke bang dev ya" angel langsung mengambil tasnya dan segera pergi.

"Pulbar terus! Awas baper!" Teriak nadia. Mendengar itu, satria langsung menoleh pada angel yang berada di depan pintu.

"Jangan didengerin ka" angel menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Gapapa kalo baper juga. Yuk" raka malah berjalan mendahului angel.

Apa? Raka!
Gumam angel

Diperjalanan

Raka membonceng angel menggunakan motor hitam kesayangannya, hanya beberapa orang yang boleh menyentuh motor kesayangannya ini.

"Ka, kita mau kemana?" angel sedikit berteriak pada raka.

"Ke m*****" jawab raka pelan.

"Kemana ka?" Angel kembali berteriak.

"Ke m*****" jawab raka yang malah mempermainkan angel.

"Iihhh raka yang kenceng ngomongnya" angel mendekatkan kepalanya pada kepala raka.

Raka sedikit mengangkat ujung bibirnya karena melihat kelakuan angel.

"Ke markas" kini raka benar menyebutkannya.

"Oh, gitu dong yang kenceng kalo ngomong" jawab angel sambil sesekali membenarkan helmnya.

Diperjalanan mereka terus berbincang, angel terus membahas pelajaran akuntansinya sampai raka tidak merespon semua perkataan angel. Sesekali helm mereka beradu, sehingga mereka tertawa bersama karena hal kecil itu.

Sampailah mereka di markas raka, ya angel pernah kesini ketika angel pertama kenal dengan raka.

"Raka" sapa rezki, ilham, dan kenza.

Merekapun bersalaman ala ala bro bro gitu.

Mereka duduk di sofa yang mungkin dapat dikatakan rusak itu.

"Ka, lo tau soal vidio..." Sebelun kenza benar benar selesai bicara, tiba tiba raka memotongnya.

"Ya, gue tau" potong raka.

"Lo gapapa ka?" Tanya ilham

"Ng, gue gapapa" jawab raka.

"Si brengsek vikri itu ngevidio dari awal?" Tanya rezki.

"Anjing!" Raka memukul pahanya sendiri untuk meluapkan kekesalannya.

"Sabar ka" kata rezki.

"Tapi bisa bisanya dia ngevidioin itu. Gak takut dilaporin apa dia?!" Tiba tiba kenza ngegas.

"Ini sebenernya ada apa? Vidio apa? Siapa yang ngirim?" Ditengah pembicaraan tiba tiba angel bertanya.

"Vikri ngirim vidio pas Kay dibunuh" singkat jelas padat yang dikatakan kenza.

"Hah? Yaampun" angel menutup mulutnya karena kaget atas pernyataan kenza saat itu.

"Jadi, itu sebabnya lo kaya tadi ka?" Tanya angel, dan dibalas anggukan oleh raka.

"Iya, iya bener jel. Gue gak mau ada korban lagi disini jel. Apalagi lo yang gak tau apa apa udah keseret ke masalah ini. Ini semua gara gara gue jel. Maafin gue" raka menutup wajahnya dan menunduk pasrah serta bingung yang ia rasakan.

Kenza, ilham dan rezki hanya bisa diam. Mereka paham apa yang sedang raka katakan.

"Nggak ka" angel memegangi pundak raka.

"Lo gak salah ka" lanjut angel yang membuat raka menurunkan tangannya.

"Gue juga gak keberatan kok" lanjut angel kembali yang membuat raka menatap haru angel.

"Gausah lemah kaya gini ka, kita beresin masalah ini bareng bareng" kini raka semakin tersentuh oleh kata kata angel.

"Lo pasti bisa ka" kata terakhir angel membuat raka benar benar tersentuh.

Mata mereka bertatapan, angel menepuk nepuk bahu raka agar raka tenang. Namun tiba tiba raka menarik angel pada pelukannya dan berkata.
"Makasih"

Lo tau? Kata yang sederhana namun berarti bagi seorang pria, itulah arti penyemangat penuh makna yang sebenarnya:)

"Pengen dipeluk" tiba tiba kenza memecah keharuan saat itu

"Bangsat! Lo ngancurin suasana aja!" Rezki memukul kepala kenza.

"Lagi enak enak nonton ni ah!" Lanjut ilham.

"Mau juga dipeluk?" Tanya angel yang membuat semuanya melirik pada angel.

"Mau" jawab kenza dengan cepat dan malah membuat semuanya melirik pada kenza.

"Ka, peluk kenza" suruh angel sambil sedikit tertawa.

"Hahaha, mampus tuh dipeluk raka" ilham tertawa puas.

"Anjing ngakak bangsat, dikira gue bakalan dipeluk di angel hahaha" rezki malah ikut ikutan tertawa.

"Maunya cama enjey" kenza membuat muka imut terpancar diwajahnya.

"Gak" tiba tiba raka memalangkan tangannya didepan angel.

"Tuhkan yang punya marah awokwok" ilham kembali tertawa.

"Yahh, pak bos. Bolehlah" kenza kembali membuat muka imut terpancar di wajahnya.

"Gak, gue bilang nggak ya nggak. Dia cuma boleh meluk gue, gak boleh yang lain" tegas raka.

Seketika semua yang ada disitu terdiam sebentar dan tertawa.

"Hahaha, tolol lu ka. Anak orang lu atur atur." Rezki tertawa melihat kelakuan raka.

"Anjir, gue baru liat lo gini ka" sahut Ilham.

Bagaimana dengan kenza? Dia hanya diam sok sok pundung gituuu:v

"Iya, gue sendiri aja gak paham kenapa gue bisa gini" polos raka yang membuat angel tersipu malu.

"Cieee angel pipinya merah" goda ilham

"Cieee" sahut rezki

"Cie-in bego!" Ilham menyenggol kenza,yang membuat semua tertawa kecuali angel.

"Yaudah iya iya, cie" singkat kenza dengan memasang muka murung.

"Nggak deh ka becanda, gue gabakalan rebut angel ko" kenza kini sudah kembali normal:v

Seketika raka dan angel saling bertatapan satu sama lain.

Lo kenapa gini sama gue ka?
Gumam angel

Yuhuu, part ini segini dulu ya.

Besok aku update lagi kok✨

Janlup vote and share✨

Dukungan kalian yang aku harapkan✨

See you next part✨

RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang