Bonus chapter & Cast

590 157 96
                                    

2 years later ....

Semilir angin berlalu-lalang, membelai lembut rambut blonde Mikaela, dirinya tengah melakukan kegiatan photoshoot ala-ala di pinggir Morro-Cabaña, Kuba. Tebak siapa fotografernya? Tentu saja Pobbie kita tercinta.

Dengan latar belakang debur ombak pantai, sesekali gadis itu berganti pose layaknya model internet. Bukan untuk apa-apa, hanya saja Mikaela dapat endorse suatu brand baju ternama. Berhubung kekasihnya seorang fotografer, jadi tinggal panggil saja dan ....

"Lihat ke sini!" seru Pobbie memberi arahan dari kejauhan sembari memegang kameranya.

Mikaela pun mulai mengatur pose.

Cekrek!

Setelah dirasa cukup dengan semua potret yang ditangkap, keduanya beristirahat di pinggiran trotoar jalan sembari menyesap American espresso yang asapnya mengepul dari cup, menandakan kopi itu masih panas. Menatap kosong ke jalanan, Mikaela dan Pobbie berbincang ringan.

"Bagaimana fotografi mu akhir-akhir ini?" tanya Mikaela singkat.

Pobbie menghela napas dan menengadahkan kepalanya, menatap langit Morro-Cabaña yang biru cerah pagi itu. "Tidak ada yang luar biasa, syukurlah semua berjalan sewajarnya."

Mikaela mengangguk dan menyesap kopi di genggamannya, lalu menengadah-ikut memandang cakrawala.

"Ada yang ingin kuceritakan," kata Pobbie tiba-tiba, nada bicaranya terdengar serius.

Mikaela jadi mengernyitkan dahi dan bertanya, "What's about?"

"William."

Sontak Mikaela berhenti memandangi langit, atensinya penuh kepada sosok yang sedang berbicara di sebelahnya.

"dia dikejar lagi oleh polisi dan kemarin baru saja dipecat dari agensi," sambung Pobbie dan diakhiri satu helaan napas berat.

Gadis di sebelahnya terbelalak. "Seriously?" tanya Mikaela tak percaya. "still about that case?"

Pobbie mengangguk, air mukanya berubah sendu.

Mikaela menggertakkan giginya, ia geram. "Terus sekarang dia dimana?"

"Entahlah ... dia mengabari itu aja. Dari semalam pun belum pulang dan chat-ku juga nggak dibalas."

"I don't understand, like how dare he still-"

Cekrek

Suara tangkapan kamera itu membuat Pobbie dan Mikaela buru-buru mengalihkan pandangan. Dan betapa terkejutnya mereka berdua saat tahu yang baru saja memfoto itu adalah orang yang barusan saja dibicarakan.

"Willy?" lirih Mikaela sambil memicingkan mata, memastikan sosok ber-hoodie abu-abu di depan benar-benar seorang William Anderson.

Sementara Pobbie langsung bangkit tanpa basi-basi. "You! Where have you been?!"

William tersenyum samar dan berjalan mendekat. "Somewhere, keep myself to be safe," ujarnya kelewat santai bagi ukuran seseorang yang semalam baru saja diburon polisi.

"Gimme your camera," ujar Pobbie dengan intonasi memaksa, ia sudah terbakar amarah.

"What you gonna do?" tanya William panik sambil berusaha menyembunyikan kameranya di balik punggung.

Pobbie mendengus kesal, ia berjalan mendekati William dengan wajah memerah. "Just gimme-," ucapnya tertahan bersamaan satu bogem mentah darinya. Untung saja berhasil ditahan Mikaela cepat sebelum mengenai wajah William.

Die in Seven Days [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang