"Lama-lama aku bisa gila di stase ini."
Mentari bergegas membereskan lembaran-lembaran kertas yang sejak tadi sudah berserakan di atas kasur milik bersama di ruang istirahat flumah Sakit Pendidikan. Sudah hampir lima jam perempuan itu berkutat dengan jurnal dan modul yangdiberikan oleh dokter killer bernama Angkasa.
Semesta memasang kedua telinganya mendengarkan keluhan-keluhan yang dilontarkan Mentari. Sembari tangannyabergerak menulis, bibirnya membentuk lengkungan manis. "Forensik seru, kok, fli."
Lantas perempuan dengan rambut yang tengah dikuncir kuda itu menoleh terkejut. Pasalnya, bukan hanya kesusahandengan istilah-istilah kedokteran, mereka juga harus ikut serta menghafalkan pasal-pasal yang berlaku. Sudah cukup baginya untuk membaca buku-buku tebal kedokteran, harapannya jangan lagi ditambah dengan menghafal KUHP.
"Enggak seru. Padahal aku benci fisika to the moon, eh di stase ini malah ketemu lagi sama fisika."
Wajahnya ditekuk seribu, Mentari benar-benar tidak mood. "Malah ketemu sama Hukum Newton. Yang bawa mobil dan nabrak siapa, yang pusing hitung gesekannya siapa," gerutunya.
Semesta mengubah posisinya menyamping, menaruh siku pada sandaran kursi dan menatap Mentari geli. "Kamu belum gambar pergerakan melingkarnya kepala korban buat bagian gerak kinetik, lho. Mau ke mana?"
Semakin diingatkan, Mentari semakin ingin meledak. Kepalanya benar-benar panas dan butuh pendinginan. Bahkan sejaktadi, Mentari sendiri bingung dengan apa yang sudah ia kerjakan. Jangankan menggambarkan apa yang disebutkan Semestatadi, paham tentang gerak kinetik saja tidak.
Forensik tidak sesederhana pemikiran orang-orang yang hanya tahu kasarnya jenazah dibuka dan lihat dalamnya. Forensikmengajarkan kita untuk kritis dan berpegangan pada fakta.
"Biomekanika—"
Mentari menelungkupkan wajahnya ke atas meja dan menutupi kepalanya dengan tangan. "Setop! Cukup, ya Tuhan, ampuni Mentari. Besok aku berhenti koas aja terus jadi biarawati."
Tawa si laki-laki puas setelah berhasil mengerjai teman perempuannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Gone [Re-Publish]
General Fiction[MEDICAL CONTENT] Terbit di Penerbit Ikon MASIH BISA DIBACA Cerita ini tentang perjalanan Semesta dan Mentari semasa kuliah hingga mereka koas. "Aorta itu ICS II parasternal line dekstra, kalau pulmonal baru ICS II parasternal line sinistra. Jadi, i...